Senin, 13 Desember 2010

WELLCOME TO THE WILD JUNGLE

Sore hari di KLIA (Kuala Lumpur International Airport), lengang untuk bandara internasional yang jadi banyak persinggahan, tidak lebih ramai dari bandara Soeta di Cengkareng. Ada 3 wanita duduk lesu di Gate H7.
” Ke jakarta mbak ?”
” Ke Colombo pak !” jawab mereka bertiga. ”mestinya berangkat jam 11 siang tadi ”.
Oh rupanya delay tokh. ” Lho kok ?”
” Dari Jakarta mestinya jam 5 pagi, tapi baru berangkat jam 9 ”. Mungkin saja mereka terlambat datang sehingga tertinggal dan harus menunggu flight jam 11 malam.

Mereka adalah TKW yang akan bekerja di Abu Dhabi berangkat dengan MAS. Mereka bilang kesulitan menemukan penerbangan konek ke Colombo, untung masih di KL yang masih bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Bertiga itu, 2 ibu rumah tangga dan satu masih lajang berasal dari daerah Tegal. Baru pertama kali ke Luar negri, mungkin juga baru pertama kali bepergian dengan pesawat terbang. Tak ada yang mengantar dari perusahaan pengirim, terbayang seperti memasuki rimba belantara yang buas.
Itulaj mungkin gambaran sebagaian besar TKI kita yang mencari penghidupan di negeri orang, karena terpaksa tak ada yang bisa diharapkan di negerinya sendiri, Perjuangan berat bagi dirinya untuk keluarga, membawa citra negara, dan hebatnya mereka disebut pahlawan devisa. Ah, seandainya saja ada petugas dari KBRI atau BP3TKI yang piket dibandara tempat transit TKI mungkin cerita heboh anggota DPR di Dubai tidak akan terjadi. Seandainya saja para TKI ini adalah golongan terdidik yang bekerja bukan sebagai pembantu RT, alangkah bangganya bangsa ini melihat TKI berdasi di setiap bandara menjadi tenaga ahli atau kaum profesional yang bekerja di LN. Mereka tidak lagi menyandang predikat babu indon, tapi ekspatriat dari Indonesia yang hebat (lamunan....).

Tak terbayangkan bagaimana mereka bisa cepat beradaptasi dengan majikan di negara baru, minim komunikasi dan minim skill. Penyiksaan, pembunuhan dan pelecehan terhadap TKI terjadi setiap hari, yang terkhabarkan hanyalah sebagian kecil dari persitiwa tersebut. Martabat bangsa ini rendah di mata mereka, dan bisa jadi terbawa kepada kita yang notabene sedang menjalankan tugas di negeri orang.
” Ah, bapak dari Indonkah ? di rumah pembantu saya juga dari Indon”, pertanyaan yang sering kudapat di setiap pertemuan ASEAN.
Banyak tulisan yang mengulas tentang TKI dan ini hanyalah secuil pengalaman yang kita temui diperjalanan.

Senin, 06 Desember 2010

AIR ZAM ZAM YANG BERMUKJIJAT

Pemandangan yang sangat lazim kita temukan saat ini adalah rombongan jemaah haji yang baru kembali dari tanah suci. Wajah yang bersih berseri demikian pula kerabat yang menjemputnya, dan yang paling khas lagi adalah oleh-oleh istimewa air zam-zam dalam jerigen 10 liter. Itu juga oleh-oleh yang kami bawa dan kami dahulukan ketika pulang dari Arab seusai menunaikan ibadah haji.
Oleh-oleh yang lainnya tidak perlu dibeli di Arab, bolehlah membantu perekonomian bangsa dengan membelinya di Tanah Abang jauh hari bahkan sebelum berangkat ke tanah suci. Tapi soa; air zam zam rasanya tidak mungkin dibeli di Tanah Abang, kalaupun ada yang menjualnya terasa kurang afdol. Air zam-zam menjadi sajian yang paling berharga, sangat berharga ketika tetangga atau kerabat dating ke rumah. Demikian istimewanya sampai bila perlu kita encerkan dengan dengan air putih dan anehnya penghargaan terhadap mukjijatnya tidak berkurang.
Berbicara soal mukjijat banyak dalam hikayat negeri kitapun terdapat cerita yang sangat istimewa. Ada cerita tentang keajaiban yang diperlihatkan oleh seorang wali atau orang sakti yang menyuguhi seribu tamunya hanya dengan seperiuk nasi yang tidak pernah habis. Waaau, mukjijat selalu diberikan kepada yang dikasihi Allah SWT, dan air zam zam adalah salah satunya sampai saat ini mendapat tempat yang sangat istimewa. Apakah bangsa lain juga berpandangan sama dan melakukan hal sama dengan kita ? Itu yang terus terang belum sempat kami ketahui ketika kembali dari tanah suci. Yang sangat mengherankan justru pandangan orang Arab sendiri.
Teman kuliah yang lengkapnya bernama Fadel Al Banjar setiap musim haji selalu cuti dan pulang ke Saudi. Dia bilang cari duit karena menjadi syeh haji (ada dalam bagian tulisan terdahulu). So, pada malam itu dia dan isterinya dating ke apartemen kami.
“ Brother, saya mau pulang sebulan. Do you need anything from Saudi ?”
“ Oh yes, if not to make you much trouble please bring us zam-zam water “ kataku dengan penuh harap.
“ What ? zam-zam water ? for what “ keheranan bertubi-tubi dalam bentuk pertanyaan dari sang brother ini. Kalau dia heran, justru saya lebih heran lagi, lho kok ?
“ Adang, its the same with drinking water here !!!!” katanya sambil tersenyum menjelaskan.
Menurut penjelasannya, air yang ada di Masjidil Haram itu sekarang adalah air olahan alias air PAM kalau istilah kita mah. Bahkan sebagian adalah hasil desalinasi air laut. Air tersebut dialirkan melalui pipa bawah tanah dan didinginka terlebih dulu sebelum dikucurkan melalui kran yang ada di sekitar mesjid. Air zam zam yang asli sudah tidak ada lagi dan tidak akan mencukupi untuk seluruh jamaah yang dfatang ke Makkah. “ Oooh, realy ?” hanya itu yang keluar dari ucapanku.
“Yes, believe me brother!”
Tidak ingin mengecewakan tawaran baiknya akhirnya saya memesan tasbih, apa jawaban sang brother ? “ Okay, no problem but it is made in Cina or Korea. Arab people very lazy to make that kind of things” katanya berseloroh.
Well brother, bagi kami air zam-zam tetap saja dianggap mukjijat walaupun itu air olahan. Bukankah dengan keyakinan segalanya bisa berubah ?

Selasa, 30 November 2010

BERSAMA KITA BISA (BERHAJI)

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG KE-49

Ini bukan niru slogan kampanye salah satu capres dan cawapres pada kampanye pilpres tahun 2004 yang lalu, tapi untuk berangkat ibadah haji memang diperlukan kemampuan finansil dan kemampuan menyatukan niat antara suami dengan isteri bagi yang sudah berkeluarga.
“ Tolong panggilkan kami disana ya mas, sudah lama kami berkeinginan naik haji “ demikian pesan yang sering kita terima pada saat mau berangkat haji. Pesan itu jelas sekali, niat sudah terbesit tinggal dilaksanakan, karena Allah telah memanggil berulang kali bagi yang mampu. Boleh saja masing masing memiliki definisi untuk kata “mampu”, kita sering menjumpai orang yang tinggal di pedesaan dengan status ekonomi, status sosial dan status investasi yang lebih rendah dari kita dan mereka telah berhaji. Banyak diantara kita yang mampu membeli kendaraan dan barang kesenangan lainnya dengan harga yang sama atau melebihi ONH, tapi belum juga dipanggil (atau terpanggil ?) untuk berhaji. Niat itu memang penting bahkan dalam segala pekerjaan. Ada yang pergi berhaji karena ingin meningkatkan status sosial, ada karena malu teman selevel sudah pada berhaji, ada yang pergi dalam rangka memperbaiki citra, apapun alasannya hanya Allah yang tahu, bagi kita tidaklah baik berburuk sangka tapi doakanlah kepada setiap yang berniat haji untuk segera terlaksana, doakanlah kepada yang berangkat haji untuk menjadi haji yang mabrur, manusia yang akan naik kelas yang meningkat derajat kebaikannya.
“ Saya sebenarnya sudah mampu berhaji mas, dari segi kesehatan fisik maupun finansial, tapi terutama saya, takut sekali disana mendapat balasan atas perbuatan selama ini yang banyak ……. Ah mas tahu sendiri bagaimana saya kan ?” demikian kekhawatiran seseorang untuk berhaji. Banyak cerita tentang perjalanan haji, banyak kebenaran tentang cerita ki sanak tapi tidak sedikit cerita yang kurang tepat (atau tidak benar sama sekali), cerita yang terlalu banyak dibumbui dan dikaitkan dengan interpretasi pribadi terutama yang bersifat negatif. Kita harus yakin bahwa undangan Allah tidak untuk menghakimi perbuatan jelek yang telah dilakukan, perintah Tuhan untuk berhaji bagi yang mampu adalah ajakan menuju kebaikan. Tuhan bukanlah sosok pendendam yang akan melampiaskan kemarahanNya dengan mengundang kita, Tuhan mengajarkan bahwa hidup dan kehidupan adalah suatu proses, berhaji bisa merupakan awal suatu proses untuk memperbaiki diri.
“ Sayang amat duit susah nyarinya dipakai berhaji, dibohongi Arab lu !”. Masya Allah, tanpa kedatangan kita ke Saudi mereka tidak akan jatuh miskin, percayalah ! Ada baiknya mulai dari hal yang paling sederhana saja. Karena tugas mungkin kita sering bepergian jauh di wilayah Indonesia yang luas atau bahkan ke luar negeri, mengapa tidak ke tempat yang jadi kiblat pada saat sholat dan itu cukup sekali seumur hidup ? Kalau dinas kan tidak keluar duit sendiri bahkan mungkin saja ada sisanya buat menambah penghasilan. Berapa kali dan berapa jauh kita pergi atas biaya kantor atau sponsor ? tidakkah merasa malu untuk pergi sekali saja dalam hidup ini tanpa mengharapkan sponsor ?
“ Berhaji itu banyak tetek bengeknya, kita para jamaah kebagian bengeknya, yang satunya lagi bagian yang ngatur dan ngurus !” kalau itu benar percayalah yang memanfaatkan pengurusan haji untuk keuntungan pribadi akan mendapat bengek di akhirat nanti, kita kebagian yang enaknya, Insya Allah. Barangkali merasa bengek karena urusan hajatan pemberangkatan, urusan oleh - oleh dan bengek bengek lainnya. Cobalah mengingat dan berhitung berapa kali kita mendapat kenikmatan dalam hidup ini ? Maukah sekali seumur hidup berbagi kenikmatan dengan para sahabat dan tetangga sambil memohon doa restu dan ucapan terima kasih ? Kalaupun anda tidak melaksanakannya yakinlah bahwa niat dan haji anda tidak akan berkurang karenanya.
“ Ah saya sih belum siap untuk jadi haji, masih senang melihat yang sexy ?”, kalau begitu anda masih normal dong, orang gila tidak diwajibkan naik haji kan ? tapi itu artinya belum siap meninggalkan hobi selama ini. Jadi kapan siapnya ? terus dan teruuuus menunggu sampai siap, kapankah itu ? Bagaimana kalau pendekatannya dibalik ? Berhaji dulu lah, barangkali saja nanti matanya mulai lebih jinak.
Sepulang haji tidaklah perlu kemudian menjadi malaikat, karena takdir kita memang menjadi dan berperan sebagai manusia. Mabrur artinya ada peningkatan, kalau sebelumnya kita duduk di kelas dua SD kemudian naik menjadi kelas lima, kalau cuma naik jadi kelas 3 artinya hal normal yang bisa dicapai tanpa perlu pergi haji. Jangan berharap sahabat pulang haji kemudian naik dari kelas 2 SD menjadi kelas 2 SMP atau SMU kecuali atas kehendak Tuhan, itulah mungkin yang disebut dengan mukjijat. Mabrur itu seperti kelulusan, ada yang nilainya pas-pasan, ada yang biasa, ada yang memuaskkan dan sangat memuaskan alias istimewa, kalau disebut suma cum laude kan ber-haji bukan ujian doctor dong. Seorang sahabat pernah mengatakan (maksudnya sahabat perjalanan naik haji), perubahan itu dapat dilihat dari perbaikan perilakunya. Apakah ada peningkatan orientasi terhadap Allah ? katanya itulah makna dari tawaf yang dilakukan. Apakah ada peningkatan keberpihakan dan memperjuangkan nasib orang yang kita cintai yang menjadi tanggung jawab kita ? bukankah sainya Siti Hajar itu cerminan kasih sayang terhadap buah hatinya ? pemimpin terhadap anak buahnya, bapak/ibu terhadap keluarga. Balang adalah bentuk perlawanan dan kebencian terhadap setan, sikap yang tegas untuk berpihak kepada kebenaran, kejujuran dan bentuk lain yang berkonotasi negatif. Analogi ini tidak bermaksud meringkas atau menyederhanakan makna berhaji, tapi setiap perubahan kearah yang lebih positif jauh lebih berarti ketimbang berganti nama Arab dan tambahan gelar Haji.

Minggu, 28 November 2010

PERJALANAN HAJI PADA MASA DEPAN

Andai Nabi Nambah Satu Bag. Ke-48.

Passport Coklat ? wah itu cerita lama bung ! kini jamaah Indonesia pergi haji dengan Passport Hijau yang digunakan untuk bepergian ke luar negeri tidak hanya khusus untuk berhaji. Passport berlaku untuk lima tahun, kalau setiap tahun pergi haji akan tercatat di passport itu karena pemerintah mengeluarkan peraturan naik haji hanya boleh lima tahun sekali untuk memberi kesempatan dan memprioritaskan bagi yang belum pernah berhaji. Bagi yang belum pernah berhaji dijamin pemerintah akan mendapat visa, yang pernah berhaji boleh berangkat lagi setelah lima tahun. Kalau masih ada sisa quota ? terbuka untuk siapapun yang sudah berhaji belum lima tahun dengan membayar 3 kali Ongkos Naik Haji untuk memberangkatkan 2 orang guru agama atau petugas majid yang tidak memiliki kemampuan naik haji. Pemerintah tidak menjadi penyelenggara perjalanan haji dan beralih tugas atau hijrah ke tempat yang lebih tinggi dan terhormat sebagai pengayom, pengawas dan pemantau. Istilah kerennya bukan lagi ROWING tapi GUIDING. hebat kan ? Perubahan ini bukan saja menjadi bagian dari tuntutan jaman menuju pemerintahan yang adil, bersih dan sejatera tetapi juga berkat survey yang dilakukan oleh satu lembaga terkemuka bahwa uang haram tidak membawa berkah bahkan membawa celaka dan sial. Sebagai penyelenggara adalah biro perjalanan yang terdaftar dan ditunjuk pemerintah melalui seleksi dan menilai rekam jejaknya. Yang telah terdaftar sebagai calon haji dibekali dengan VCD sebagai gantinya manasik, orang Indonesia sudah pintar tidak dapat lagi ditakut-takuti, dibohongi dan diperlakukan tidak senonoh maupun diperas. Anggota DPR dan DPRD patut dibanggakan karena menjadi pengawas dan pelindung rakyat yang memilihnya. Kalau tahu anda berasal dari Indonesia, di Saudi selalu diacungkan jempol dan tak luput juga perkataan INDONESIA BAGUUUUS !!!
Anda boleh mendaftar dimana saja, orang Jakarta mendaftar di Bali boleh, orang Bali mendaftar di Bali apalagi, berangkatnya diatur biro perjalanan jadi boleh berangkat dengan Pulau Dewata Air (PeDe Air), bisa dengan Majapahit atau Singosari Air, kalau berangkatnya dari Cirebon pakai Sunan Gunung Jati Air (EsGeJet).
“ Minum apa pak ?”
“ Whisky please !” jawab salah satu penumpang
“ Apa khabar pak ? mau ke Saudi ? “ tanya pramugari kepada bapak disebelahnya.
“ Saya mau menjemput TKI buat pabrik saya di Cilacap !”
“ TKI ?”
“ Tenaga Kerja India yang illegal saja bayarnya murah, ha ha ha. Oh, wine please … “
“ Baik pak, Bapak ? “ kepada yang duduk disebelahnya.
“ Zamzam please !” katanya
“ Silahkan pak Haji !”
Jangan khawatir toilet kotor, orang Indonesia sudah sering naik pesawat, ke luar negeri bukan karena mau naik haji saja tapi juga kayak bapak tadi menjemput TKI, turun di Singapore untuk meneruskan perjalanan ke Mumbay.
Imigrasi Bandara King Abdul Aziz Jeddah ? Jangan khawatir walaupun yang datang untuk berhaji semakin banyak jumlahnya, anda mendapat pelayanan paling prima karena selain menjadi tamu Allah andapun menjadi tamu pemerintah dan penduduk Saudi. Pelayanan imigrasi Bandara Changi tidak ada apa-apanya, itu cerita lama bung ! Ruang kedatangan dan imigrasi tidak dibedakan seperti pada pada tahun 2005 –an, anda serasa berada di Schipool Amsterdam minus bir dan casino. Mau santai dulu boleh, mau langsung ke Makkah silahkan, tinggal keluar menuju tempat pemberangkatan Kereta Listrik Monorel yang bernama Al Buroq berkecepatan tinggi, hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di Makkah. Statsiun di Makkah hanya berjarak 1 km dari Masjidil Haram, dapat ditempuh dengan jalan kaki menujun hotel yang telah dibooking biro perjalanan untuk anda sekeluarga. Seluruh jamaah Indonesia nginap di hotel (berbintang lagi), tidak ada ONH plus atau minus, sebagai perbandingan bayar dengan ONH biasa pada tahun 2005-an sudah mendapat fasilitas seperti ONH Plus. Jadi yang naik haji itu tidak terlalu luar biasa terutama biayanya.
Masya Allah, Masjidil Haram sudah bertingkat tujuh, hanya tawaf di dekat Kabah yang tidak banyak berubah, di atasnya tersedia ban berjalan untuk bertawaf jadi tidak terlalu cape dan lama untuk tawaf tujuh keliling maklum radiusnya lebih lebar dari pada di bawah. Pada musim haji yang tawaf di bawah dibatasi hanya yang berihram untuk melakukan tawaf yang wajib, anda dibekali karcis untuk masuk areal tawaf, secara otomatis pintu masuk terbuka seperti mau naik busway. Hal yang sama diterapkan pula untuk sai karena semakin banyak jamaah haji, sehingga sai diatas dilengkapi dengan ban berjalan untuk mempercepat prosesnya. Ban berjalan juga dipasang di sekitar Raudah di Masjid Nabawi untuk memberi kesempatan yang sama bagi setiap jamaah berdoa di tempat mulia ini. Pengaturan ini sungguh efektif dan menurunkan angka kematian jamaah, yang tua yang muda yang sehat yang kurang sehat mendapat kesempatan dan kenyamanan sama.
Transportasi yang selalu menjadi masalah dan menyebabkan kemacetan yang parah pada musim haji bahkan tidak jarang menimbulkan perkelahian antara supir bis, kini teratasi sudah. Makkah – Mina – Arofah tersedia monoreel seperti halnya Jeddah – Makkah. Dulu mode transportasi ini dianggap mahal dan tidak efisien, itu cerita lama bung ! sekarang perjalanan ke Arofah tidak hanya sibuk pada musim haji tapi hampir setiap waktu. Di luar musim haji, orang yang pergi ke Saudi tidak hanya untuk berumroh tapi juga untuk berobat. Penyakit hati diobati di Sisha dengan pesantren kilatnya, kota Sisha yang pada tahun 2000-an menjadi kota mati diluar musim haji kini selalu ramai dikunjungi bahkan Pusat Kajian Islam dikunjungi berbagai kalangan dari seluruh penjuru dunia dan hanya libur pada musim haji. Di Arofah berdiri rumah sakit modern, tidak hanya menyembuhkan penyakit karena kejiwaan tapi juga penyakit lainnya. Sejak tahun 1980 an pemerintah Saudi mengirimkan banyak mahasiswa untuk belajar berbagai ilmu di Eropah dan Amerika, dan inilah salah satu hasilnya sumberdaya manusia yang mampu berkompetisi karena ditunjang dengan fasilitas dan gaji yang memadai.
Kalau ada Umroh Plus atau Haji Plus bukan mengindikasikan biayanya tapi berkonotasi dengan penyembuhan penyakit lainnya. Jamaah Indonesia masih terbanyak jumlahnya dan juga terpopuler, INDONESIA BAGUUUS !! Batuk ? Sayangnya batuk jamaah masih tetap ada, tapi berdasarkan penelitian mutakhir diketahui bahwa batuk itu perlu sebagai proses pembentukan system pertahanan tubuh melindungi paru dan jantung, kalau pernah terkena batuk Arab anda tidak akan batuk lagi di Indonesia karena tubuh anda sudah mampu melawan virus yang paling jahil dan terbandel di dunia.
“ Indonesia baguuus !!!”
“ Uhuk …. Uuuuuhuk !! “
“ Wah menggigau lagi, bangun mas ! ayo kita naik ke pesawat !” saya terbangun, ketiduran karena cape menunggu karena pesawat delay.

Sabtu, 20 November 2010

TANAH HARAM

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG.-KE 47

Sampai tahun 623 M kota Makkah masih terbuka untuk dikunjungi dan didiami oleh non muslim seperti Nasrani dan Yahudi. Non muslim tersebut banyak melakukan tindakan munafik, menodai dan memusuhi Islam sehingga sejak itu mereka dilarang masuk Makkah. Dalam Surat At Taubah Ayat 28 Allah berfiman : “ Hai orang-orang beriman, sesungguhnya orang orang musrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini “. Makkah sebagai kota boleh saja berkembang lebih luas, tetapi Tanah Haram atau Tanah Suci Mekah telah ditetapkan batasnya yaitu 7 km kearah utara Masjid Haram, 13 km ke selatan dan 25 km ke arah barat dan timur.
Tahun 2000 kami berkesempatan mengunjungi Kathmandu di Nepal. Di pusat kota ada sebuah kuil tempat ritual agama Hindu. Ada penyembelihan hewan kurban, ada dinding kuil yang merah karena lumuran darah sapi yang dijadikan korban, hal yang baru bagi saya. Komentar ? saya tidak memiliki komentar apapun karena tidak mengerti dan tidak memahami kegiatan ritual di kuil Hindu ini. Seperti halnya Islam, setiap ritual haji dimulai dari tawaf, sa’i dan lempar jumrah memiliki latar belakang historis, maksud serta tujuannya. Saya meyakini kegiatan ritual di agama lainpun pasti memiliki latar belakang dan esensinya, kalau kita tidak memahami dan menaruh rasa hormat pasti merasa aneh, heran atau bahkan lucu melihat apa yang dilakukan pemeluk agama lain.
Bagi yang tidak memahami makna dan tujuan ritual haji bisa saja timbul berbagai pertanyaan “aneh” yang tidak akan dapat kita terima. Ngapain sih Kabah diputari ? sampai tujuh kali lagi ? Kenapa rela berdesakan hanya untuk memutari Kabah, atau saling menyikut dan mendorong bahkan rela mati hanya untuk mencium sebuah batu (maksudnya Hajrul Aswad) ? Deretan pertanyaan itu akan semakin panjang tatkala mengetahui bahwa dinding Kabah dicongkel dan batunya dijadikan jimat seperti halnya dengan kain Kiswah dan air bekas mencuci Kabah. Syukurlah askar yang menjaga Kabah mengusir sambil berteriak HARAM menyaksikan kelakukan jamaah yang dapat berakibat mempersekutukan Tuhan. Kalau tidak ada tindakan tegas seperti itu akan memperkuat tuduhan kaum kafir bahwa semua berhala di rumah Allah dimusnahkan kecuali satu yaitu batu hitam (hajrul aswad).
Tanpa mengetahui latar belakang historis perjuangan seorang ibu (Siti Hajar) untuk menyelamatkan nyawa anaknya, sulit menerima dengan akal sehat melihat jamaah haji bolak balik sampai tujuh kali diselingi berlari kecil ketika melakukan sa’i. Akan aneh melihatnya ketika serombongan jamaah berseragam ihram saling berpegangan dalam barisan yang rapat dan akan marah bila ada yang permisi numpang lewat dengan memotong barisan, dimana logikanya kan tidak boleh egois dan marah sesama saudara. Apalagi kalau melihat ritual lempar jumrah, melempar batu saja kok harus jauh jauh ke Saudi ? Apa cuma di Arab yang ada setan ? Di Indonesia setan lebih banyak, lebih jahat dan lebih berani bahkan kebanyakan dihormati berlebihan. Setan yang memperkosa hak rakyat kecil, yang merampok duit negara, kalau tidak rakyat ini tidak akan semiskin sekarang, gilanya lagi setan dihormati karena sering jadi sponsor bahkan penyumbang pembangunan mesjid. Ha, ha, ha, setan di Indonesia pada tertawa tidak menjadi sasaran lemparan batu. Apalah artinya dileparkan batu padahal setan tidak kelihatan dan tidak akan merasa sakit, yang sakit malahan jamaah yang terkena lemparan batu jamaah lain yang melemparkan batu seperti orang kesetanan. Berperang melawan setan ? yang jadi korban malahan jamaah yang terhimpit, terjatuh dan terinjak-injak oleh jamaah lainnya.
Bagi yang tidak mengerti dan memahami cara dan tahapan haji, melihat apa yang dilakukan jamaah akan terlihat ganjil dan aneh, kurang waras dan mungkin menggelikan. Bisa saja lantas keluar komentar :” Why they are doing so many silly things ?” Kalau sampai keluar komentar seperti itu, seluruh umat Islam termasuk yang belum haji sekalipun pasti akan marah besar, pertikaian antar agama tidak mungkin dihindarkan. Larangan bagi NON MUSLIM untuk memasuki tanah haram sangatlah masuk akal, kita perlu saling menghormati keyakinan hakiki pemeluk agama lain.

Rabu, 17 November 2010

TKI SEBAGAI BUDAK ARAB

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG.KE-46.

Suatu ketika Raja Fahd melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat, selain bertemu dengan presiden agenda lainnya adalah kunjungan ke industri senjata yang memproduksi rudal patriot. Sang Raja disuguhi demonstrasi kecanggihan rudal yang mampu menghancurkan berbagai berbagai sasaran.
“ Okey okey Saudi akan membeli rudal, tidak perlu anda membuang beberapa rudal untuk meyakinkan kehebatannya “, sang raja memberi kepastian. Sekadar berbasa basi, presdir Raytheon memberi komentar : “ No problem Your Excellency, kami punya banyak rudal untuk contoh demonstrasi !”.
Di waktu lain Raja Fahd diundang ke Jerman dan melihat pabrik mobil Mercedes Benz, disinipun perusahaan menyuguhkan demonstrasi untuk memperlihatkan keamanan dan kenyamanan penumpang terutama dalam menghadapi keadaan bahaya terorisme. Ditontonkan kehebatan mobil melalui berbagai benturan, tabrakan dan serta melakukan maneuver penyelamatan yang sulit.
“ Kami akan membelinya, jangan dikorbankan banyak mobil untuk meyakinkan kami “ ujar raja lagi. Presdir Mercedes merespon dengan kalem :” No problem yang mulia, kami banyak memiliki mobil untuk keperluan Yang Mulia !”
Alkisah, kedua presdir tersebut menjadi tamu istimewa raja sampai sang raja sendiri yang menjemputnya ke bandara di Riyadh. Dalam perjalanan ke istana raja, kedua tamu istimewa itu hanya terdiam, membisu dan tercekam menyaksikan beberapa orang meninggal menjadi korban tabrak lari sang raja. Tidak tahan melihat kelakuan sang Raja keduanya langsung bicara :
“ Yang Mulia, kalau di negara kami ini pelanggaran berat, demikian juga hukumannya tidak perduli siapapun yang melakukan !”, dengan kalem raja menjawab :
“ No problem, kami punya banyak tenaga kerja Indonesia disini !”.

Itulah guyonan salah satu sahabat Arab waktu kuliah dulu, yang saya ceritakan kembali ketika reuni di Jeddah karena waktu dulu saya marah, tersinggung berat sehingga dia meminta maap berkali-kali. Rupanya begitu pandangan warga Arab terhadap orang Indonesia terutama TKI yang kerja disana, dianggap sampah karena serign disiksa, dilecehkan, diperkosa, dibunuh, pokoknya dianggap budak milik majikan yang boleh diperlakukan semaunya. Jangan marah, memang kualitas tenaga kerja kita sangat rendah.
Warga Arab Saudi adalah salah satu bangsa yang beruntung di dunia ini, memiliki kekayaan karena minyak dan dikunjungi berjuta umat Islam dari seluruh peloksok dunia sejak dulu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Berbulan – bulan naik kapal laut, naik unta berhari – hari selama perjalanan darat, menghadapi tantangan cuaca dan begal padang pasir, tapi tak ada apapun yang dapat menghalangi dan menyusutkan tekad untuk berhaji. Sebagai tujuan ziarah secara langsung kedatangan jamaah turut memakmurkan negara terutama Makkah dan Madinah. Dari pendapatan minyak, pemerintah memiliki kemampuan untuk memperbaiki fasilitas ibadah di Makkah dan Madinah, meningkatkan sarana dan prasarana transportasi dan perhotelan untuk kenyamanan penduduk dan pendatang. Sebagai tempat lahirnya agama Islam, Saudi dapat menjadi pusat pengetahuan dan pengajaran Islam, potensi yang selama ini banyak diambil perannya oleh Mesir, Iran, Irak dan Pakistan. Sebagai pewaris dan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, warga Saudi lebih mudah diterima di negara berpenduduk Islam. Sebagai umat nabi kita sangat mencintai Rasullulah, tidak heran kalau kecintaan bangsa Saudi kepada Rasullulah jauh lebih besar dari pada kita. Bangsa Saudi sangat bangga memiliki nabi Muhammad, kebanggaan yang mereka bagi pula dengan pemeluk Islam lainnya biarpun berlainan negara. Tapi kalau soal status kita dimata mereka memang perlu dipertanyakan, ya kan ?

Sabtu, 13 November 2010

WE LOVE OLD LADY

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG. KE-45.


Selain Makkah dan Madinah, kota Jeddah boleh masuk menjadi kota yang menyenangkan untuk tidak dilewatkan. Pertama, awal perjalanan haji dimulai dan akan kembali ke negara masing – masing lewat Jeddah, sehingga kota ini diberi julukan juga sebagai “ Pintu Gerbang Dua Tanah Haram”. Kedua, walaupun Jeddah artinya “ nenek perempuan” karena disinilah Siti Hawa nenek umat manusia dimaqamkan, kota Jeddah adalah kota metropolitan yang tidak kalah indahnya dengan kota besar lain di dunia. Jeddah yang luasnya sekitar 3500 km2 dihuni penduduk tidak kurang dari 1,5 juta jiwa, banyak gedung dan taman yang indah serta keindahan alami dari pantai Laut Merah. Ketiga, secara pribadi inilah tempat reuni setelah berpisah 15 tahun dengan para sahabat ketika menjadi mahasiswa di Manchester, Inggris.
Nostalgia waktu kuliah, kegiatan ramadhan di masjid Didsbury yang dulunya adalah gereja, sampai rekreasi bersama ala Arab ( sehari semalam tidak ketemu isteri), menjadi selingan ngobrol sampai jam dua pagi. Malam terasa sangat pendek.
Sepanjang pantai Laut Merah dipenuhi kafe, restoran menyajikan berbagai hidangan khas timur tengah – timur jauh maupun makanan ala barat, malam itu penuh oleh keluarga yang sedang rekreasi bersama. Pengunjung tidak hanya dari kota yang ada di Saudi tapi juga berasal dari negara tetangga, tidaklah mengherankan kalau kita jumpai banyak wanita yang tidak bercadar bahkan ada yang berpakaian jeans cukup ketat. Kalau tidak mau di kafe, pinggir pantai tersedia tempat untuk menggelar karpet tebal, menikmati makanan sambil bercengkrama memandang Laut Merah yang bersih dan berwarna biru. Pada saat liburan haji seperti saat ini, Jeddah adalah kota yang tidak pernah tidur, hanya sekitar 100 km dari Makkah dan kita menjumpai suasana yang sangat berbeda.
“ Nenek Tua “ yang makin cantik dan genit ini, dikenal pula sebagai tempat belanja yang menyenangkan sehingga berjuluk pula “ Kota di Tengah – tengah Pasar”, sangat jauh berbeda dengan Makkah atau Madinah. Jam tangan, farfum, barang elektronika harganya termasuk murah, mungkin disini seperti Dutty Free dibebaskan dari pajak. Empat puluh persen dari budget belanja anda ada baiknya digunakan di Jeddah dengan kualitas barang yang lebih baik, jangan dihabiskan semuanya di Makkah dan Madinah. Karena kota internasional, pedagang di Jeddah (seperti pusat perbelanjaan di Ballad) lebih sopan dan lebih fair, tidak gila-gilaan dalam menawarkan harga. Harga barang umumnya sudah tercantum, kalaupun menawar hanya turun sewajarnya saja tidak sampai setengah atau sepertiganya. Kalaupun tidak jadi membeli mereka berekspresi biasa saja, tidak memaksa apalagi sampai marah-marah. Barang yang akan dibeli di Jeddah sebaiknya masuk kabin, karena bagasi mungkin sudah diurus biro perjalanan sehari sebelumnya, selain meminimalkan risiko kehilangan barang yang tidak akan sama kualitas dan harganya dengan Tanah Abang. Jadi bijaksanalah memutuskan barang yang akan dibeli jangan sampai merepotkan anda membawanya dan jangan direpotkan pemeriksaan di bandara karena lebih ketat ketika meninggalkan Saudi dibanding ketika tiba di Jeddah.
Tidak saja karena pikiran sudah berada di Indonesia, menunggu di bandara sangat
lama sekali (sekitar sepuluh jam). Jadual penerbangan mundur dari jam sepuluh malam menjadi jam tiga pagi, kami tiba di bandara jam lima sore dan baru masuk ruang imigrasi jam sepuluh malam di tempat yang sama dengan kedatangan dulu, sempit, sumpek dan tidak nyaman. Sebelum masuk bagian imigrasi, kami sudah melaksanakan sholat maghrib dan isya serta makan malam, banyak kesempatan untuk keliling disekitarnya menghabiskan real yang masih tersisa di toko cindera mata. Boneka unta adalah jualan yang paling laris padahal tersedia juga boneka Barbie, kucing dan anjing, mungkin karena unta adalah binatang khas padang pasir. Boneka unta buatan Cina ini harganya SA 10 beserta batereinya, kalau ditekan terdengar musik dan lagu Arab sambil membayangkan kita naik unta. Cobalah dulu sebelum dibeli karena ada seorang kawan yang membeli boneka unta ternyata bersuara kucing, meoooong !!! ini aneh tapi nyata, bukan salah satu keajaiban padang pasir tapi kesalahan pekerja pabrik di daratan Cina sana.

Rabu, 10 November 2010

BADAI PASTI BERBAU

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG-KE 44

Sabtu dini hari sekitar jam empat saya terbangun, kali ini bukan karena mimpi tapi mendengar keributan di luar tenda. Saya keluar tenda berjingkat-jingkat melewati tubuh teman yang masih terlelap tidur. Ah ternyata pertengkaran lagi ! dua kelompok berhadapan antara koordinator katering dibantu staff maktab lawan ketua regu serta para pelayan katering. Seperti biasa saling berteriak memaki, dorong mendorong dan membanting peralatan katering yang bisa diraih. Pertengkaran segera berakhir, dilerai ketua maktab yang segera membawa dua orang dedengkotnya ke kantor yang terletak di bagian depan pintu masuk maktab. Bagus ! karena keributan pasti akan mengganggu jamaah yang masih tidur dan juga kurang baik bagi citra maktab. Menurut yang mengerti bahasa Arab, sebagian pelayan katering diusir pulang karena ada inspeksi ternyata mereka pekerja haram alias illegal asal Burma. Yang saya ketahui, satu dari tiga meja katering ditutup karena sebagian jamaah hari itu akan meninggalkan Mina, sebagian dari pelayan barangkali tidak diperlukan lagi.
Sabtu pagi cuaca sangat tidak bersahabat, hujan gerimis diselingi sedikit cahaya matahari, redup lagi dan angin bertiup kencang. Di langit awan hitam bergayut, teringat pada tahun 80-an menjadi pakar hujan buatan BPPT, kita menyebutnya awan bunting yang menunggu semprotan cairan urea untuk dijatuhkan jadi hujan. Ingat itu saya kirim SMS kepada Pak Karsidi, pakar dan Kepala Modifikasi Cuaca BPPT yang berbeda maktab, isinya : “ bagaimana kalau kita pecah saja awan bunting ini, kalau hujan disini kan repot pak …. ha .. ha .. !” Jam sebelas angin terasa kencang, awan hitam terpecah berlari cepat menuju Makkah, langit menjadi terang kembali. Ba’da dzuhur hujan gerimis kembali mengguyur malah angin semakin kencang, besi penahan tenda berbunyi karena saling berbenturan, kalau tenda di Arofah pasti sudah roboh. Ketika hujan bertambah besar, timbul dorongan untuk siaga menghadapi keadaan darurat. Barang yang penting dimasukan kedalam tas pinggang sedang yang lainnya kedalam tas yang kami bawa dari Sisha. Di luar tenda kami melihat aliran air berwarna coklat mulai mengalir deras, lima …. sepuluh …. kemudian duapuluh sentimeter, sandal dan barang lain yang ditaruh di bawah hanyut terbawa air. Kasur dalam tenda mulai terendam air, yang masih kering segera diangkat dan ditumpukkan karena kami masih akan menginap satu malam lagi. Tidak seorangpun terlihat panik, kita sudah terbiasa melihat aliran air bahkan banjir di Jakarta lebih dari itu. Jamaah mulai panik ketika para pegawai maktab mendatangi beberapa tenda yang ada di bagian belakang termasuk tenda yang kami tinggali. Mereka berteriak teriak dalam bahasa Arab, karena kami tidak merespon akhirnya dengan bahasa isyarat mereka menyuruh kami meninggalkan tenda untuk menghindari kemungkinan runtuhan batu dari atas bukit. Tenda kami persis berada dibawah bukit, upaya mitigasi sebetulnya sudah dilaksanakan Departemen Urusan Haji Arab Saudi. Di bagian atas bukit dipagari kawat untuk menahan laju longsor, di bagian bawah batuan dilapisi semen sebagai pengikat untuk memperlancar aliran air, di bawah bukit yang berbatasan dengan tenda ditembok kokoh setinggi 2 meter. Lokal wisdom mengajarkan bahwa penduduk setempatlah yang lebih paham mengenai perilaku alam, kami segera meninggalkan tenda beserta dengan barang bawaan. Tenda di bagian depan maktab lebih parah terendam air karena letaknya lebih rendah, jalan raya di depan maktab terendam air satu meter. Helikopter berputa-putar sekitar tempat lempar jumrah, meminta jamaah naik ke tempat yang lebih tinggi, lautan manusia berjubel di lantai dua tempat jumrah. Sandal, buah buahan dan botol minuman terapung terbawa arus air di jalanan yang kini jadi sungai menuju Sisha dan entah terus kemana. Kami terhenyak, tidak terbayangkan bagaimana dasyatnya tsunami di Aceh !
Keesokan harinya kami sudah kembali ke Sisha, jalan sangat kotor sekali penuh dengan lumpur dan barang lainnya yang terbawa banjir. Beberapa kendaraan kecil seperti sedan saling tumpang tindih, saluran air di pinggir jalan berbau busuk, debu berterbangan. Tiga hari kemudian, kegiatan pembersihan baru dilakukan di sepanjang jalanan Sisha. Ketika kami mengunjungi Makkah sisa banjir masih terlihat, Masjidil Haram sudah bersih karena memiliki sistem drainase yang baik termasuk pompa darurat, serta cleaning service yang bekerja selama 24 jam.
Pemukiman di Arab Saudi tumbuh di lahan bebatuan granit, yang memungkinkan didirikan bangunan beton permanent. Tumpukan batu granit yang sudah dibongkar dan dipecah adalah pemandangan yang biasa terlihat pada lokasi pembangunan konstruksi jalan, hotel dan perumahan. Laju penyerapan air kedalam tanah sangat lamban, gorong gorong tidak dibuat besar karena curah hujan sangat rendah. Jadi kalau hujan deras terjadi selama satu jam, banjir pasti terjadi.

Senin, 08 November 2010

SESAMA SETAN DILARANG SALING MELEMPAR

43. MAAPKAN AKU TAN !

Prosesi haji yang dianggap paling berisiko adalah lempar jumrah atau balang yang terdiri dari jumrah Aqabah, whusta, dan Ula. Kata Jumrah artinya adalah kumpulan batu batu kecil, lokasi lempar jumrah ini adanya di Mina. Orang Arab menyebut Mina dengan Muna artinya “pengharapan” karena dalam keputusasaan Nabi Adam mendapat bisikan bahwa setelah 200 tahun berpisah akhirnya akan dipertemukan kembali dengan isterinya Hawa. Kata Mina secara harfiah berarti “ tumpahan darah binatang” yang disembelih. Setiap tahun di Mina ini disembelih sekitar satu juta qurban yang terdiri dari unta, sapi, domba dan kambing, inilah killing field yang sangat direstui umat.
Tempat balang sudah 2 lantai tapi masih relatif lebih sempit dibanding tempat tawaf dan Sai. Kedua, ada kepercayaan waktu afdol untuk balang yaitu sesudah matahari terbit (duha) sehingga akan terjadi penumpukan jamaah. Sudah ada pengaturan setiap negara untuk balang ini tapi kenyataannya masih sulit dilaksanakan. Ketiga, banyak jamaah yang kesetanan ketika melempar setan, padahal prosesi ini adalah simbolisasi perlawanan terhadap setan untuk selamanya. Prosesi lempar jumrah sebenarnya mengingatkan peristiwa saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan perintah Allah menyembelih putranya Ismail. Setan menggoda tiga kali dan tiga kali pula beliau melontarkan batu. Ditempat melempar batu inilah kemudian dibangun ketiga tugu dengan nama Aqabah, Whusta dan Ula itu. Pada 10 Zulhijah dimana di Indonesia berhari raya Idul Adha, jamaah haji hanya melontar satu jumrah saja yaitu Aqabah. Kemudian pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah melontar di ketiga tempat tersebut.
Balang melahirkan beberapa anekdot yang dikenal para jamaah diantaranya adalah setelah melempar batunya kembali menghantam jidat kita disertai pesan : SESAMA SETAN DILARANG SALING MELEMPAR ! Kemungkinan kena timpuk batu sangat kecil karena sekarang tugu sudah diperlebar menjadi dinding memanjang. Tidak hanya perjumpaan dengan Kabah yang menyebabkan banyak jamaah menangis, tetapi dengan selesai balang menghadirkan keharuan disertai air mata, barangkali gembira karena perjalanan yang sulit dapat dilalui. Disinipun ada anekdot bahwa balang hanya sebuah sinetron : SORI YAH TAN (maksudnya setan), NANTI DI JAKARTA KITA BERTEMAN LAGI ! Masya Allah, karena itu setiap prosesi wajib diniatkan dan dikukuhkan dengan doa seperti yang diajarkan pada waktu manasik haji.

Sabtu, 06 November 2010

MENGHITUNG HARI MENGHITUNG DOSA

ANDAI NABI NAMBAH SATU :
Gado2 Perjalanan Haji Bag. ke 42

Idul Adha di Indonesia jatuh pada hari Jumat tanggal 21 Januari 2005 sedang di Arab Saudi pada hari Kamis, sehari sebelumnya. Saya dengar keputusan itu secara tiba-tiba ditetapkan oleh Raja Fahd, bagi kami para jamaah, pengunduran atau pengajuan ketetapan Hari Raya tidak mempengaruhi jadual kepulangan ke Indonesia. Kita sudah terbiasa mendengar penetapan Idul Fitri dan Idul Adha sering beda, di Arab Saudi lebih cepat satu hari padahal perbedaan waktu dengan Indonesia lebih lambat 4 jam. Di Indonesia kami sekeluwarga selalu mengikuti ketetapan pemerintah, bukan karena kami PNS tapi saya percaya bahwa pengambilan keputusan itu berdasarkan perhitungan, pengamatan dan pertimbangan pakar yang lebih pandai dari kami. Saya merasa yakin para pakar yang memberi masukan tersebut tidak akan mengorbankan keyakinan agama untuk kepentingan politik atau hal lainnya. Tapi kamipun tetap menghargai dan menaruh rasa hormat kepada teman teman yang berkeyakinan lain dalam penetapan hari raya tersebut.
Dua kali jumatan sebelumnya kami laksanakan di Masjid Nabawi, ada perkataan Indonesia – Aceh – dan Tsunami dalam khotbah Imam, sebagai bangsa yang sedang mengalami musibah kami merasa berterima kasih atas doa dan emphatik khususnya kepada Imam Masjid Nabawi. Jumat ketiga kami masih berada di Mina, setiap biro perjalanan melaksanakan sholat Jumat di tendanya masing masing. Walaupun dilaksanakan dalam tenda yang sempit, Jumatan seperti layaknya di mesjid malah terasa lebih hidmat dan khusyuk. Mungkin karena lebaran jauh dari tanah air, para jamaah mengahiri sholat dengan berpelukan saling memaapkan, tidak terasa air mata berlinang. Melihat mata para jamaah yang dipenuhi kerinduan kepada sanak keluarga di tanah air, dengan bijak penyelenggara perjalanan segera menghibur : ” lima hari lagi kita pulang !”.
Jam dua malam saya terbangun dari mimpi yang sangat mengejutkan. Seperti diputarkan film, dipertontonkan penggalan perilaku masa lalu yang memperlihatkan bahwa yang bersangkutan tidak menerima perbuatan saya. Dengan segala kemurahanNya, dosa terhadap Allah mungkin dapat memperoleh ampunan, tapi belum tentu dosa terhadap sesama. Teringat salah satu doa yang dipanjatkan ketika berada di Arofah :

Ya Allah, jangan biarkan kami berbuat dosa kecuali Engkau ampunkan. Jangan biarkan kami berbuat cacat kecuali Engkau tutupi. Jangan biarkan kami dilanda kesusahan kecuali Engkau bukakan jalan keluarnya.

Rabu, 03 November 2010

MELI AKHIRNYA MENYERAH

Jam sembilan malam kampung sudah mati, Meli terbangun dari tidurnya, masih beralaskan sajadah. Dia segera beranjak menuju tempat tidur, tapi ada perasaan gelisah di hati perempuan ini. Sejak ditinggal sang suami enam bulan lalu karena kecelakaan yang merenggut nyawanya, baru kali ini perasaan sepi menghinggapi janda muda, kembang di kampung itu. Sudah banyak, terlalu banyak lelaki yang naksir dan mengajak untuk menikahinya. Perjaka, duda, bahkan oom dari kota yang bersedia mengusir kesepian hati Meli. Dia tetap teguh, belum mau menerima kehadiran lelaki manapun karena cintanya yang dalam dengan almarhum kang Tono tukang ojek. Tidak seperti biasanya malam itu dia merasakan kegerahan yang sangat, dan memutuskan untuk mengguyur tubuhnya walaupun sore tadi telah mandi sehabis membantu pekerjaan kedua orang tuanya yang tinggal di rumah sebelah.
Kamar mandi beratap langit dibelakang rumah ditutup kegelapan malam, hanya dinding gedek yang membatasi kamar mandi dari bangunan rumahnya. Tanpa ragu perempuan berkulit hitam mulus ini membuka seluruh pakaiannya, tak mungkin ada lelaki yang ngintip di malam sepekat ini. Air yang dingin mengguyur seluruh tubuhnya, terasa sejuk dan menyegarkan, bagai tanaman di musim kemarau panjang yang tersiram air kehidupan. Digosok badannya dengan sabun yang tecium wangi pada malam itu, gosokannya lebih lama di bagian dada. Aku masih muda, aku membutuhkan belaian sayang seorang lelaki, kehangatan kasih yang bisa membahagiakan, demikian pikirnya. Busa sabun meluncur perlahan lewat lekuk tubuhnya yang masih aduhai, menetes perlahan dari selangkangan, terasa ada getaran yang sudah lama hilang dari hidup kesendiriannya. Dia bertekad kali ini harus membuka hatinya untuk seorang lelaki yang baik, yang muda, yang gagah, yang bisa mengisi kekosongan hidupnya.
Dengan tubuh masih terbalut handuk, Meli masuk ke kamar untuk ganti pakaian, terhenti di depan pintu ketika mendengar ketukan pelan di jendela kamarnya.
“ Mel, Meli buka pintu depan “ suara lirih seorang lelaki. Meli tidak yakin siapa orangnya, samar suara itu pernah dia dengar sebelumnya.
Meli bergegas ke depan, masih berbalut handuk tipis menutupi tubuhnya. Di depan pintu berdiri seorang pemuda tegap gagah, terperangah melihat Meli berbalut handuk. Sambil menyodorkan tangannya pemuda itu berkata pelan : “ Mel, maap akang ganggu ...... “
Meli segera menyambut uluran tangan lelaki didepannya, dan segera membenamkan kepala di dada lelaki itu. Tubuhnya gemetar, menahan tangis yang terpendam selama ini, degup jantung dan napas terengal lelaki itu menempel di telinga Meli. Tangan kekar lelaki itu terasa melekat di seluruh tubuhnya. Lelaki berseragam Tagana itu berkata sambil menepuk punggung Meli :
“ Cepatlah berpakaian, kita segera mengungsi ke Cangkringan. Merapi meletus lagi, jangan biarkan dirimu mati karena wedhus gembel “.

Catatan :
TAGANA = Taruna Siaga Bencana

Senin, 01 November 2010

ANDAI NABI NAMBAH SATU

40. HIDUP SETAHUN SEKALI

Sisha adalah kota kecil antara Makkah dengan Mina. Sisha boleh dikata Mina modern karena kalau di Mina hanya boleh didirikan tenda sedang di Sisha tumbuh aparteman yang berhimpitan. Seperti halnya Mina, Sisha hanya ramai pada saat musim haji, diluar itu seperti kota mati. Apartemen tempat kami nginap letaknya persis di depan masjid. Rasanya kami ada di Indonesia karena pengeras suara terdengar keras pada waktu adzan, sholat dan pengumuman lainnya.
Di depan apartemen ada yang jualan teh dan kopi serta camilan roti lengkap dengan tempat duduknya berupa bangku panjang mungkin meniru kafe kecil di Eropah tapi sayang angin bertiup kencang membawa debu yang bikin tidak nyaman nongkrong di luar. Usai sholat Isya kami menyaksikan pertengkaran dua orang Arab di kedai itu. Pertengkaran ala Arab cuma berteriak dan dorong mendorong tak terjadi pemukulan padahal kalau dari nada suaranya sudah sedemikian marah. Itu menurut ukuran kita karena kalau bicara mesrapun orang Arab seperti marah, beda dengan orang Prancis kalau marah seperti menasihati. Tidak akan terjadi pemukulan, karena siapa yang memukul duluan akan masuk penjara, menurut para pemandu perjalanan, wallahu alam. Penyebab pertengkaran bukan karena mereka mabuk, lagi lagi konon kabarnya karena pembagian hasil jualan tidak adil. Oooh .. rupanya mereka berdua berkongsi buka warung kopi tadi, urusan bagi hasil tidak kenal kompromi walau di musim haji sekalipun.



41. GAMBARAN SURGAKAH ?

Tidak kurang dari 2,5 juta manusia berkumpul di Arofah pada hari wukuf dengan kegiatan sholat, dzikir dan berdoa mohon ampunan Allah SWT atas dosa yang telah diperbuat. Memohon petunjuk dan bimbingan Ilahi atas kehidupan beragama, mohon perbaikan kehidupan duniawi dan kehidupan akherat sebagai tempat kembali. Terasa sekali kekhusuan bermunajat di Padang Arofah ini, walau tidur berhimpitan dalam tenda rasanya hati semakin lapang menerima Islam sebagai agama untuk kehidupan.
Saya merasa salut kepada penyelenggara perjalanan haji, dengan pengalaman bertahun tahun telah merancang tahapan perjalanan dengan mengantisipasi kondisi mendatang. Ketika pertama tiba di Makkah, kami menginap di Hilton yang jaraknya selangkah saja dari masjid Haram. Di Madinah kami menginap di hotel yang juga berbatasan langsung dengan halaman Masjid, kenyamanan hotel turun demikian juga menu makanannya, yang tetap adalah sekamar masih berempat. Di Sisha kami tinggal di apartemen sekamar diisi 6 orang, bertambah saudara baru 2 orang lagi. Tidak ada TV, satu kamar mandi untuk 15 orang, kualitas makananpun turun. Di Arofah kami tinggal di tenda untuk 65 pria, tidur berhimpitan dan harus antri kamar mandi yang merangkap toilet. Alhamdullilah, makanan sangat berlimpah walau harus sabar antri pada jam makan. Di Mina tidur di tenda yang lebih baik tapi semakin berhimpitan tidurnya, makan dan WC tetap antri. Maktab kami sangat dekat dengan tempat balang yang hanya berjarak 200 meter. Sebelum penerbangan kembali ke Jakarta kami menginap di Hotel Jeddah Intercontinental, sekamar berdua berpasangan untuk yang suami isteri, bisa istirahat cukup dan melepas rindu suami isteri.
Ada yang mengatakan perjalanan haji ibarat gambaran surga, semakin berat timbangan kebaikannya semakin nyaman menikmati kemewahan dan pelayanan di surga. Semakin besar kemampuan membayar ongkos perjalan haji dan bekal dollar yang cukup, semakin nyaman dan leluasa melaksanakan perjalanan haji kita. Perbanyaklah amal kebaikan untuk akherat, perbanyaklah bekal dan kemampuan untuk membayar ONH yang lebih nyaman. Amien.

Jumat, 29 Oktober 2010

DIGANGGU ABG ARAB

ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji

37. DULU SAYA MARAH

Waktu mahasiswa saya marah terhadap anak anak muda (sekarang istilahnya ABG) yang suka mengganggu turis bule di Kebun Raya atau di puncak. Saya bilang tidak boleh begitu dong kan turis bawa rizki buat para pedagang, restoran dan hotel. Ketika berkesempatan kuliah di luar negeri dan beberapa kali tugas ke Eropah dan Amerika ternyata perilaku ABG memang begitu. Orang asing diganggu bahkan menjurus kearah rasial. Beberapa kali saya menyaksikan jamaah haji Indonesia digangggu ABG Arab.Terhadap jamaah pria gangguan itu bersifat merendahkan sedangkan terhadap wanita berbau pelecehan seksual.
Ganggu mengganggu bagi anak muda mungkin bagian dari kesenangan mereka. Kini kalau melihat hal serupa saya hanya senyum saja, tidak khawatir mereka kapok datang ke Indonesia lagi karena gangguan kecil itu tidaklah sebanding dengan kesenangan yang mereka dapatkan. Demikian juga dengan jamaah haji ada hal yang lebih penting yang menjadi tujuan utama. Para pengganggu biasanya menyenangi sasaran yang sendirian dan tidak berani terhadap turis yang berjumlah besar. Harap diingat baik baik itu.



38. KITA LEBIH BERANI

“Jamaah” Eropah dan Jepang paling banyak dibanding Indonesia. Lho ? Jamaah itu berupa barang elektronik, jam tangan, parfum dan produk lainnya. Musim haji banyak memberi manfaat bagi mereka, termasuk Taiwan dan Cina. Dengan berbagai aneka produknya termasuk tasbih, sorban dan asesoris ibadah lainnya menjadi barang cinderamata bagi jamaah Indonesia karena harganya yang murah. Sangat disayangkan pangsa pasar yang potensial itu malah dimanfaatkan oleh negara yang notabene penduduknya non muslim. Barang buatan Indonesia sangat sedikit sekali, kalaupun ada bangsa kita memang lebih bangga dan menyukai produk luar (kecuali rokok kretek). Kita mungkin lebih senang mengirimkan orangnya langsung dari pada produknya ( he .. he …).


39. PERBANYAKLAH SODAQOH

Untuk urusan angkat mengangkat barang, penyelenggara perjalanan membayar kuli, tapi kuli angkut tetap saja minta tip. Seorang teman terus diikuti sampai duduk di bus karena kuli itu telah membantu memasukan tas kedalam bagasi bus. Kalau tidak mau pusing anggap saja sodaqoh dengan SA 2 sudah cukup. Setelah bagasi ditutup dan bus siap berangkat salah seorang kuli naik kedalam bus, persis seperti pengamen yang baca puisi di dalam bus kota, kita pahamlah bahwa dia mewakili temannya untuk minta tip. Ikhlaskan uang kecil sebagai sodaqoh, enak kan jadinya ?
Sebelum bus berangkat meninggalkan Madinah menuju Sisha, naiklah sepasang suami isteri dengan anak kecil digendongannya. Bicara dalam bahasa Arab kemudian dalam bahasa Inggris (lumayan juga lebih pintar dari pengemis di Indonesia), maksudnya anaknya sakit perlu berobat dan belum makan, begitulah kira kira. Permintaan itu diakhiri dengan isak tangis yang mengharukan. Menurut jamaah yang sudah beberapa kali haji kejadian ini sudah biasa dan sering kali memanfaatkan kemurahan hati calon haji dan hajjah. Musim haji memang seperti layaknya mau lebaran, setiap ada kesempatan selalu dimanfaatkan untuk mengais rizki. Janganlah berpretensi jelek, doakan anaknya cepat sembuh dan sehat kembali. Kalau ada yang keluar dari dompet anda itu tidak akan sia sia, pasti tercatat sebagai deposito buat di akherat nanti, Insya Allah.

Selasa, 26 Oktober 2010

TIPS BELANJA DI ARAB

ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji

34. TIDAK SEMUA LAKI - LAKI

Tip pertama, jangan pernah mendatangi toko yang sepi pembeli. Tip kedua, kalau membeli perhiasan emas –jam tangan- atau cincin batu mulia tidak akan sebagus ketika berada di tokonya karena pengaruh pencahayaan lampu memberi efek gemerlap terhadap barang. Tip ketiga, hindari belanja di toko yang penjualnya anak muda, mereka biasanya tricky (nakal dan curang), memaksa dan menyudutkan sehingga dengan terpaksa akhirnya kita membeli. Seringkali perilaku anak muda ini kurang sopan, rata rata suka membual dan ngerjain, mungkin perilaku anak muda umumnya begitu.
Toko toko seluruhnya dilayani pria, tidak semua laki laki Arab berperilaku baik termasuk dalam berdagang. Mereka mengenal Indonesia dengan baik, mungkin lewat pergaulannya dengan TKW atau TKI yang bekerja disana sehingga mungkin sedikit lupa kalau kita sebagi pembeli mestinya diperlakukan sebagai raja. Kalau ada pilihan, secara pribadi saya lebih suka belanja di toko Bangladesh, kita banyak persamaan dengan mereka. Perasaan merantau di negeri orang, sesama negara Asia berkembang (kalau tidak mau disebut miskin) dan tentu saja pemeluk Islam diluar Arab. Bangsa Arab memang bukan bangsa Asia, mereka adalah bangsa Timur Tengah, tempat agama besar dilahirkan, tempat peradaban manusia dimulai dan berkembang, hal yang sangat wajar untuk merasa beda dan eksklusif.



35. ADAKAH GROSIR ?


Masjidil Haram dan Nabawi dipagari hotel berbintang dengan pusat pertokoan dibawahnya. Pertokoan berderet seakan mengisi lahan yang masih kosong, di pinggir jalan, trotoar, sekitar halaman masjid dipenuhi pedagang kaki lima yang kita sebut Sogo Jongkok. Harga barang di toko pasti lebih mahal karena tempatnya lebih nyaman, tapi di toko yang lebih kecil bisa jadi malahan lebih mahal kalau tidak bisa menawar. Di Sogo Jongkok yang kualitas barangnya lebih rendah andapun harus berani menawar tapi biasanya tidak turun banyak karena memang harganya sudah murah sekali. Andai saja mau jalan sambil mengenal lingkungan dalam radius 1 km pasti ketemu grosir yang harganya jauh lebih murah tapi belinya harus dalam jumlah banyak. Di tempat inilah para pedagang Sogo Jongkok belanja dan kemudian menjajakannya di depan hotel tempat anda menginap.



36. PREMAN SOGO JONGKOK

Pedagang Sogo Jongkok umumnya adalah wanita kulit hitam (Ethiopia ?) berpakaian hitam dan bercadar. Mereka sering diusir pemilik toko karena menghalangi jalan masuk ke tokonya, mereka tergesa membungkus barang dagangannya bila melihat atau mendengar info ada razia. Paling sering mereka diusir petugas mesjid karena berdagang di halaman atau menghalangi jalan masuk ke mesjid. Tetapi petugas mesjid tidak bisa terlalu keras memarahi mereka bila melihat seseorang bertubuh tegap, tinggi besar dan berkulit hitam legam, itulah dia preman sogo jongkok.
Bila jalan jalan agak jauh dari pusat keramaian sekitar masjid lebih baik tidak sendirian karena kalau lagi sial bisa ketemu tukang palak yang dapat bicara sedikit bahasa Indonesia. Kalau punya uang kecil kasih saja hitung hitung sodaqoh dari pada diikuti terus, kalau kepepet bicaralah dalam bahasa daerah yang membingungkan dia atau masukilah toko terdekat pura pura mau belanja atau sekalian belanja beneran.

Minggu, 24 Oktober 2010

TKB alias Tenaga Kerja Bangladesh

SERIAL ANDAI NABI NAMBAH SATU

32. MY FRIEND ROOM BOY

“ Salamualaekum !”
“ Walaekum salam, how are you ?”
“ Hamdullilah, good, good !” jawab room boy yang tugasnya di lantai 10 tempat kami menginap di Madinah. Suatu saat kami berpapasan di lift dan dia menyapa terlebih dulu :” How are you my friend ?”. Sedikit heran dengan kata “ my friend “ saya jawab :” hamdullilah, I am fine thank you !”
Seluruh room boy di hotel itu adalah TKB, Tenaga Kerja Bangladesh. Jangan berharap mendapat pelayanan dan penghormatan seperti yang biasa kita peroleh di hotel berbintang di Jakarta karena TKB ini jelas tidak terlatih dalam urusan pelayanan hotel, tata krama dll. Komunikasi seringnya pakai bahasa isyarat, karena bahasa Inggris atau bahasa Indonesia sangat terbatas.
Pemilik hotel rupanya merasa cukup dengan mempekerjakan tenaga setaraf itu, selain murah gajinya tokh tamunya juga kebanyakan adalah yang ziarah dan lebih menghabiskan waktu diluar hotel untuk ibadah atau belanja. Bagi jamaah yang sangat diperlukan adalah kebersihan dan ketenangan, itu saja sebetulnya.



33. INDONESIA BAGUS (LAGI)


“ Mari ! mari ! …. liat liat dulu !”
“ Mari ! mari ! ….. disini murah murah !!”
Itulah ajakan penjual barang di toko dan di emperan sekitar Masjid Haram atau Nabawi. Mereka orang Arab atau Bangladesh yang tahu pentingnya dapat berbicara bahasa Indonesia seperlunya karena jamaah haji Indonesi paling banyak dan paling rajin belanja.
Kita paling suka melakukan tawar menawar, dan kalau dikasih merasa sudah murah dan beruntung. Mengetahui karakter wong kita, harga yang ditawarkan bisa 3 atau 4 kali lipat dari harga sebenarnya. Jadi bila anda membeli barang yang harganya cukup mahal bisa jadi anda tertipu karena teman yang lain membeli dengan harga yang lebih murah untuk barang yang sama.
Kalau mau membeli barang yang asli dan bermerk, memiliki kelas tersendiri seperti jam tangan, datang saja toko resminya, anda akan menemukan susana yang jauh berbeda di toko eksklusif ini. Jangan pernah masuk toko yang sepi pembeli karena hal itu menandakan sudah banyak orang tertipu. Untuk sekedar perbandingan anda boleh survey dulu di supermarket yang memasang fix price seperti di Bin Dawood misalnya. Indonesia Bagus, Indonesia Bagus !!

Jumat, 22 Oktober 2010

DOA INSTANT

SERIAL ANDAI NABI NAMBAH SATU

30. AJWA KESUKAAN NABI

Seperti beras, ada berbagai jenis kurma yang tersedia di pasaran. Di Madinah ada khusus Pasar Kurma yang letaknya sekitar setengah km sebelah selatan Masjid Nabawi. Kurma menjadi salah satu komoditi yang sangat laris karena hampir semua jamaah pasti ingin membawa kurma sebagai oleh oleh khusus, paling tidak untuk konsumsi pribadi dan keluarga terdekat. Salah satunya adalah jenis Ajwah yang konon katanya paling disukai nabi. Warnanya hitam, harganya paling mahal dan konon pula jenis kurma ini paling susah tumbuh dan berbuah. Nabi pernah bersabda sebagaimana diriwayatkan Muslim bahwa barang siapa makan kurma Ajwa tujuh butir pada pagi hari, dia akan selamat dari racun dan guna-guna pada hari itu.
Saya berkhayal andaikan nabi lahir di Indonesia pasti banyak buah buahan yang akan beliau sukai seperti rambutan rapiah - manga dramayu - salak pondoh - duku palembang - jeruk bali - ah terlalu banyak buah-buahan di Indonesia yang enak enak.



31. DOA INSTANT

Berdasarkan sumber yang layak dipercaya kebenarannya, doa para isteri di Multazam dan Raudah, dua tempat yang paling mustajab (cepat diijabah), adalah memohon supaya suaminya sayang dan nurut sama isteri. Doa ini tentu saja tidak hanya selama di Arab tetapi untuk selamanya. Selama di Makkah dan Madinah suami selalu setia mengawal sang isteri ke mesjid maupun belanja. Bener ? bener dong, masa sih tega isteri jalan sendiri dan berisiko hilang di Arab ? Soal isi dompet, kalau masih ada ya tidak ada salahnya diberikan dari pada harus ribut di negeri orang.
Salah satu bagian dari Kabah yang dipagari tembok rendah berbentuk setengah lingkaran dulunya adalah tapak rumah keluarga Ibrahim. Tempat ini dikenal dengan nama Hijir Ismail dan sering dijadikan rebutan para jamaah untuk melakukan shalat sunnah dan diyakini sebagai salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Umumnya diketahui bahwa tempat yang sangat mustajab untuk mabrur doa adalah di Multazam (Kabah), di Raudah (Masjid Nabawi) dan di Arafah (Wukuf). Disebutkan paling tidak ada 15 tempat mustajab yaitu 7 di Masjidil Haram dan 9 di tempat lainnya. Di Masjidil Haram yaitu di : tempat tawaf, multazam, bawah Mizab (Talang Emas), Bukti Safa, Bukit Marwah, tempat Sai, dalam Kabah, belakang Maqam Ibrahim, telaga Zamzam, Hijir Ismail. Sedang di luar Baitullah adalah di : Padang Arafah, Raudah, Muzdalifah, Mina, Jumratul Aqaba, Jumratul Wusta, Jumratul Ula.
Kalau doa para suami apa kira kira ? Menurut survey tadi umumnya suami mohon perbaikan status atau posisi dan juga rizki. Cuma itu tokh ? Ya iya lah dengan jabatan dan uang pasti banyak yang menyayangi dan menuruti perintahnya, coba saja anda buktikan.

Rabu, 20 Oktober 2010

KUBURAN KITA TERNYATA BEDA

SERIAL ANDAI NABI NAMBAH SATU

28. BUMPER CAR DAN KAOS KAKI

Di halaman Masjidil Haram dan Nabawi yang luas sering terlihat kendaraan berbentuk mirip bumper car hilir mudik siang malam membersihkan lantai. Kalau di dalam masjid pembersihan dilakukan tanpa mesin alias manual pada saat tidak sedang sholat berjamaah. Bahan yang dipakai sebagai pembersih teridiri dari 3 macam yaitu desinfektan, insektisida dan cairan pembersih yang komposisinya mengandung caustic soda (NaOH).
Kalau kaki kita gatal gatal dan kulitnya pecah boleh jadi itu akibat bahan kimia pembersih lantai yang menempel pada kulit yang sensitif. Oleh karenanya pakai kaos kaki mungkin lebih aman, selain mencegah kontaminasi bahan kimia juga sebagai pelindung dari dinginnya cuaca yang menyebabkan lantai terasa seperti balok es. Disekitar masjid banyak yang jualan kaos kaki murah seharga SA 2, cukup untuk dipakai satu hari kemudian ganti lagi yang baru dari pada cuci di laundry yang ongkosnya lebih mahal. Boleh juga beli yang berbahan kulit imitasi seharga SA 10 atau sekitar Rp. 25.000,- bila kotor cukup di lap dan tidak perlu dibawa ke Indonesia.


29. KUBURAN KITA TERNYATA BEDA

Dekat masjid Nabawi sekitar 30 meter kearah timur ada komplek pekuburan penduduk Madinah yang bernama Baqi artinya Tanah Abadi (Alam Baqa). Konon pada tahun 2004 areal maqom ini diperluas dengan menggusur hotel, dan bukan kebalikannya kuburan digusur untuk hotel. Mungkin ini cerminan dari kepercayaan masyarakat Arab bahwa kehidupan akherat jauh lebih penting dari kehidupan duniawi. Di pekuburan Baqi ini terdapat makam lebih dari 10.000 sahabat nabi termasuk Usman bin Affan, putra-putri dan semua isteri nabi kecuali Siti Hadijah yang dimakamkan dipekuburan Ma’la di Mekah. Jamaah haji dan umrah yang meninggal diperbolehkan untuk dimakamkan disini, dimana Nabi pernah berdoa agar semua yang dimakamkan disini diampuni dosanya oleh Allah.
Adakah bedanya kuburan di sini dengan di Indonesia ? Bedanya kalau di kita makam membujur utara-selatan dengan kepala disebelah utara menghadap ke barat. Di Baqi membujur dari barat ke timur dengan kepala di barat menghadap ke selatan. Lho kok ? soalnya Kabah atau kiblat ada disebelah selatan Madinah, kalau di Mekah bagaimana ? Nah itu dia yang ane belum tahu.

Senin, 18 Oktober 2010

JABAL UHUD

ANDAI NABI NAMBAH SATU (bag.27)

Jabal Uhud adalah gunung terbesar yang jauhnya 5 km dari Madinah, tempat bersejarah bagi umat Islam karena disinilah pada tanggal 15 Syawal 3 H (tahun 625 M) terjadi perang Uhud yang terkenal itu. Untuk membalas kekalahan pada Perang Badar, golongan kafir Quraisy menduduki ladang gandum milik golongan Islam yang terletak di Jabal Uhud ini. Badar bermaksud dan tragisnya pasukan Islam mengalami kekalahan dari pasukan kafir Quraisy. Disebut tragis karena pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak terpukul mundur dan berhamburan menyelamatkan diri. Melihat banyaknya harta yang ditinggalkan, pasukan Islam tergiur dan melupakan perintah Nabi untuk tidak meninggalkan posisi strategis terutama pasukan pemanah yang ada disebuah bukit. Melihat keadaan itu pasukan Quraisy berbalik lagi dan menggempur pasukan Islam yang sibuk berebut harta rampasan. Apa ini bagian dari strategi kaum Quraisy ? Walauhualam, yang jelas gugurlah panglima perang yang juga paman nabi Hamzah RA ditombak seorang budak bernama Wasyi suruhan Hindun bin Utbah yang menuntut balas atas kematian suaminya Abu Syofyan. Gugurnya Hamzah membuat Nabi sangat sedih sekali, saat itulah Rasulullah memberi izin untuk menangisi orang mati, hanya menangisi tanpa melukai atau menyakiti diri sendiri seperti lazimnya dilakukan pada zaman jahiliyah. Di Jabal Uhud ini terdapat komplek makam 70 syuhada, sangat sederhana tanpa batu nisan. Komplek makam dipagari tapi masih bisa melihat kedalam dimana dibagian tengah terdapat tumpukan batu yang menandakan kuburan pahlawan Islam, Hamzah RA. Kita disunahkan untuk berdoa disini sambil mengenang betapa kerasnya perjuangan menegakan agama Islam.
Banyak pesan moral dari perang Uhud yang terkenal ini. Pertama, meninggalkan perintah nabi menyebabkan kekalahan padahal kemenangan sudah ditangan, harta memang menggiurkan sejak dulu kala. Kedua, untuk memenangkan suatu pertempuran tidak perlu membunuh seluruh pasukan musuh tetapi bunuhlah jendralnya karena sebagian manusia adalah tipe pengikut dan penurut. Ketiga, untuk pekerjaan yang sulit (membunuh Hamzah) anda dapat menggunakan tangan orang lain yang lebih ahli (serahkan kepada ahlinya, he he walaupun belum tentu beres juga).

Sabtu, 16 Oktober 2010

ANDAI SAJA NABI NAMBAH SATU

Bagian ke - 26

Ketika nabi dan para sahabat shalat dzuhur berjamaah di rumah Ny. Ummitasyar di Kampung Salamah turunlah ayat yang memerintahkan berpindah kiblat dari Masjid Aqsa di Palestina ke Masjid Haram di Saudi Arabia. Wahyu ini datang ketika Nabi baru menyelesaikan rakaat kedua, Nabi menghentikan shalatnya lalu berputar persis 180 derajat menghadap arah baru dan diikuti jamaah yang memutar agar tetap berada dibelakang nabi. Inilah pertama kali dan terakhir nabi melaksanakan satu shalat dzuhur dengan 2 kiblat, 2 rakaat ke Masjid Aqsa dan 2 rakaat ke Masjidil Haram. Wahyu perubahan kiblat ini dinyatakan Al Quran dalam Surat Al Baqarah Ayat 144. Di tempat itu kemudian dibangunlah Masjid yang kemudian dinamakan Qiblatain yang artinya masjid berkiblat dua.
Walaupun masjid Aqso bukan sebagai kiblat lagi, nabi meminta umatnya untuk menziarahi 3 masjid utama yaitu Haram, Nabawi dan Aqso di Jeruslem. Andai saja nabi berkenan menambah satu masjid lagi sebagai tempat ziarah, masjid apa yang paling pantas ? Sebagai nabi yang memiliki pandangan jauh kedepan mungkin saja yang jadi pilihan adalah masjid terbesar di negara yang pemeluk Islamnya terbesar di dunia, dan itu pasti di Indonesia. Bangsa Indonesia akan sangat senang mendapat pengakuan dari nabi yang dicintainya.
Masjid Istiqlal di Jakarta akan menjadi tempat penting untuk diziarahi oleh umat Islam seluruh dunia. Kalau mereka sudah sampai di Jakarta masa tidak sekalian berkunjung ke objek wisata lainnya ? Bandung, Jogja dan Bali serta tempat lainnya yang bersejarah ataupun yang menarik untuk dikunjungi. Dunia pariwisata kita akan tertolong banyak dan tidak perlu promosi lagi. Departemen Agama mungkin menambah satu dirjen, barangkali Dirjen Urusan Ziarah yang diharapkan lebih kreatif menjajakan tempat lainnya yang berkaitan dengan perkembangan Islam di Indonesia seperti Maqom Wali Songo misalnya.
Ah, tapi tunggu dulu ! dengan adanya otonomi daerah setiap propinsi (terutama yang kaya) akan berlomba membangun masjid yang besar dan megah. Sebagai daerah yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekah, Masjid Baitul Rahman di Banda Aceh mungkin segera diperluas dan dipercantik. Riau tidak mau ketinggalan membangun mesjid baru yang lebih besar, Kaltim menyusul dengan masjid yang terbesar di Asia. Pendek kata semua propinsi berlomba membangun mesjid yang paling megah dan besar. Karena terjadi persaingan yang kurang sehat disiapkanlah Keppres untuk pengaturan masjid ini, tapi segera ditentang oleh daerah karena mereka yakin yang akan diuntungkan adalah Jakarta sebagai Ibu Kota. Wah repot juga yah urusan masjid ini! Untunglah nabi tidak menambah satu masjid lagi.

Kamis, 14 Oktober 2010

MASJID QUBA DAN FIDEL CASTRO

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG KE - 25

Dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah Nabi Muhammad SAW mendirikan masjid disuatu tempat dekat Madinah yang bernama Quba, kemudian dinamailah Masjid Quba. Barang siapa yang sholat di masjid ini pahalanya sama dengan satu kali umroh, karenanya banyak sekali jamaah yang menyempatkan untuk berziarah kesini. Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun Rasulullah, disini pula shalat berjamaah pertama kali dilakukan. Pembangunan masjid ini dilakukan dua kali yaitu ketika kiblatnya menghadap ke Baitulmakdis di Palestina dan ketika kiblatnya dihadapkan ke Baitullah di Makkah. Masjid Quba terletak 5 km dari Masjid Nabawi, merupakan daerah subur karena ada telaga air yang jernih. Tidak mengherankan kalau di daerah ini banyak pepohonan yang rimbun bahkan kebun kurma yang sering juga dikunjungi jamaah untuk melihat langsung pohon kurma sekalian membeli oleh oleh buah kurma. Dalam Al Quran Surat At-Taubah Ayat 108 masjid Quba disebut Masjid Taqwa dan disebutkan sebagai masjid tempat orang orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang orang yang bersih.
Ada yang iseng tanya apa ada kaitannya antara Masjid Quba dengan Fidel Castro ? Jelas ada, masjid Quba adalah masjid pertama yang didirikan nabi sedangkan Castro adalah presiden pertama Quba yang mendirikan Negara berhaluan komunis. Bedanya ? Nabi berhasil meng-Islamkan Madinah sedangkan Castro gagal meng-komuniskan Amerika.

Selasa, 12 Oktober 2010

CINEMA 21 VS CREME 21

SERIAL ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji

23. CINEMA 21 VS CRÈME 21

Siaran TV yang bisa dimengerti dan dinikmati selama di Makkah dan Madinah hanya CNN dan BBC, yang lainnya berbahasa Arab. Di Madinah terkadang hotel agak “jail”, keduanya tidak tertangkap sama sekali. Jangan harap ketemu Cinema 21 seperti di Indonesia, sebagai gantinya jamaah Indonesia beli CRÈME 21, cream pelembab kaki dan tangan sampai sekujur tubuh bila mulai terasa gatal gatal. Cream pelembab sebetulnya sudah bawa dari tanah air tapi yang laku malah Crème 21 ini, katanya lebih kental dan pas buat cuaca Madinah yang dingin. Crème 21, all day cream, intensive care and protective with pro-vitamin B5. Ini bukan iklan karena saya tidak disponsori oleh Schwarzkopf & Henkel, pabrik pembuatnya di Dusseldorf, German. Harganya yang 150 ml hanya SA 7 atau sekitar Rp. 17.500,- di Makkah harganya lebih murah.


24. PASAR SENG TOURS AND TRAVEL

Hotel berbintang di Makkah dan Madinah banyak dihuni oleh jamaah Indonesia ONH Plus dari berbagai biro perjalanan. Nama biro perjalanan yang terpampang di spanduk depan hotel sangat khas bernuansa haji seperti Arofah Tours, Muzdalifah atau Mina Tours. Ada juga Raudah atau Kubah Tours, pokoknya ada kaitan dengan umroh dan haji. Yang tak ada adalah Pasar Seng Tours and Travel padahal nama ini sangat dikenal dan menjadi tujuan berkunjung jamaah Indonesia. Siapa yang berminat mendirikan biro perjalanan dengan nama “ Pasar Seng ” ? siapa tahu membawa barokah dan beruntung seperti pedagang yang berjualan disana.

Minggu, 10 Oktober 2010

UNTUNG KENTUT MEMBATALKAN SHOLAT

21. BAHKAN IMAMPUN BATUK

Batuk tidak hanya menjadi penyakit jamaah di Makkah tapi juga di Madinah, bahkan pernah imam terbatuk berkali kali menyebabkan bacaan jadi kurang begitu khusuk. Tidak seperti di Masjidil Haram, ketika akan mulai sholat kita diminta meluruskan shaf karena Masjid Nabawi menghadap kiblat di sebelah selatan Madinah. Seloroh teman, symphony batuk di masjid Nabawi itu MONO tidak STERIO seperti di Masjidil Haram yang shafnya melingkar menghadap Kabah.
Ngomong ngomong soal batuk yang terkadang mengganggu kekhusuan sholat, untunglah batuk tidak membatalkan sholat, kalau membatalkan pastilah repot sekali harus keluar masuk masjid untuk berwudhu. Untung kentut membatalkan sholat, kalau tidak simphoni kentut bisa terjadi di dalam masjid yang suci ini, harap maklum marmer masjid yang dingin dapat menyebabkan perut kembung dan mendorong gas keluar dari belakang.


22. SEKARANG KOK PENDEK ?

Surah yang dibacakan imam di Masjid Haram dan Nabawi ketika sholat subuh, magrib dan Isya selalu surat yang panjang. Pada sholat magrib hari Rabu tanggal 12 Januari surat yang dibaca imam adalah Al Kautsar pada rakaat pertama dan Al Ikhlas pada rakaat kedua. Selidik punya selidik ternyata hal itu merupakan saran dari petugas masjid yang ada di luar. Melalui HT dia memberitahu imam sebelum sholat bahwa diluar angin bertiup kencang dan sangat dingin, jamaah banyak yang sholat diluar. Tiga hari terakhir ini memang cuaca Madinah tidak begitu bersahabat, alhamdullilah masih banyak yang bersahabat termasuk imam tadi.
Masjid yang bernama Nabawi mulai dibangun pada bulan Rabiul Awal tahun 1 Hijriah atau tahun 662 Masehi setelah beliau hijrah dari Makkah ke Madinah. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Rasulullah yang kemudian diikuti oleh para sahabatnya yaitu Syaidina Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Luas masjid pada saat itu hanya sekitar 1000 meter persegi. Pada tahun 1985 perluasan dan renovasi masjid dilaksanakan oleh pemerintahan Raja Fahd, sekarang luas lantai dasar masjid mencapai 98.000 meter persegi dan lantai atasnya seluas 67.000 meter persegi yang secara keseluruhan dapat menampung jamaah sekitar 250 ribu orang. Pada saat musim haji halaman masjid yang luas dipergunakan pula untuk keperluan sholat sehingga dapat menampung seluruhnya hampir 1 juta jamaah. Shalat di Masjid Nabawi lebih utama dari 1000 shalat di tempat lainnya, kecuali Masjid Haram yang nilainya 100 ribu kali, demikian Rasulullah bersabda. Di dalam Masjid Nabawi terdapat makam Rasulullah bersama makam sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Peninggalan Rasul yang sampai saat ini masih terpelihara dengan baik yaitu mimbar dan mihrab, sedangkan tempat yang paling mustajab untuk berdoa adalah di Raudah.

Kamis, 07 Oktober 2010

MENAKAR JAMKESMAS, perlukah di-gratiskan ?

Ada wacana menarik mengenai pelaksanaan jamkesmas yaitu pelayanan kesehatan gratis untuk warga miskin diperluas saja untuk seluruh rakyat Indonesia. Diperluas dalam arti coverage dan DI – GRATISKAN. Pemerintah memang sudah mencanangkan menuju Universal Health Coverage (jaminan kesehatan nasional) tahun 2014 tetapi tidak gratis kecuali untuk warga miskin. Ada pakar yang memperkirakan kebutuhan APBN untuk pelayanan gratis ini yaitu sekitar Rp 25 trilyun. Dari mana uangnya ? (salah satu pertanyaan dari Kemenkeu). Ada yg mengusulkan diambil dari hasil pajak rokok yang berjumlah sekitar Rp 60 trilyun/tahun, ini bukan hal yang mudah mengingat pendapatan dari pajak itu digunakan untuk berbagai keperluan negara. Bukankah kesehatan juga untuk keperluan rakyat, apalagi kalau merujuk UU tentang SJSN bahwa seluruh rakyat wajib terlindungi dengan jaminan sosial ? Bukankah UUD 1945 juga menyebutkan bahwa negara wajib mengembangkan jaminan sosial yang merupakan hak setiap warga negara. Kalau tidak jangan-jangan UU SJSN bertentangan dengan amanat UUD 1945, benarkah ?

UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan pelaksanaan amanat UUD 1945. Merujuk Keputusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara Nomor 007/PUU-III/2005 menyatakan bahwa UU SJSN telah cukup memenuhi maksud Pasal 34 ayat (2) UUD 1945, yakni SJSN mencakup seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Oleh karenanya UU SJSN dengan sendirinya merupakan penegasan kewajiban Negara terhadap pemenuhan hak konstitusional setiap orang yaitu memberikan jaminan sosial seperti diperintahkan oleh Pasal 28 H ayat (3) UUD 1945 yang mewajibkan Negara untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect), dan menjamin pemenuhan (to fulfil) atas HAM khususnya jaminan sosial. Yang jadi pertanyaan saat ini adalah tepatkah UU SJSN mewajibkan iuran untuk mendapatkan jaminan sosial dimaksud ? jadi apa bedanya dengan suransi umum yang pesertanya diwajibkan untuk meng-iur ? Bukankah ada contoh negara yang menggratiskan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduknya ?
Negara Indonesia memang tidak menganut prinsip welfare state seperti Ingris dan Australia misalnya yang memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh penduduk. Mereka menganut sistem tax based, dimana hasil pajak dipakai untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Indonesia menganut sistem Otto van Bismarck seperti di Jerman dimana pembiayaan jaminan sosial berasal dari penerimaan negara (pajak) dan juga kontribusi dari peserta. Dalam hal ini UU SJSN mewajibkan iuran bagi peserta yang mampu iur. Pertanyaannya adalah apakah sistem ini identik dengan asuransi komersil ?

SJSN tidak identik dengan asuransi komersial. SJSN diselenggarakan berdasarkan asuransi sosial yang prinsip kepesertaannya bersifat wajib agar seluruh rakyat mendapat kepastian dan perlindungan. Sebagai peserta, setiap warga negara wajib iur biaya (premi) kecuali penduduk miskin dan tidak mampu. Iur biaya penduduk miskin dan tidak mampu dibayar oleh pemerintah, mereka masuk kategori sebagai Penerima Bantuan Iuran. Para peserta juga diminta untuk urun biaya (cost sharing) atas jenis pelayanan tertentu yang kemungkinan dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan atau peluang terjadinya moral hazard. Urun biaya yang diatur dalam UU SJSN ini merupakan instrumen pengendalian pembiayaan pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya moral hazard. Asuransi komersial merupakan suatu perjanjian asuransi yang bersifat sukarela (kepesertaannya tidak bersifat wajib) dengan maksud untuk melindungi dirinya dari kemungkinan terjadinya kerugian. Asuransi komersial pada umumnya diselenggarakan oleh perusahaan swasta dengan berbagai pembatasan persyaratan seperti usia tidak lebih dari 65 tahun; tidak menderita penyakit cancer, gagal ginjal, jantung, dll. Jadi asuransi komersil berdasarkan risk based, sedangkan SJSN merupakan right based.
Wacana peng-GRATISAN pelayanan kesehatan nampaknya masih memerlukan waktu pengkajian yang lebih saksama. Bagaimana dengan implementasi UU SJSN sendiri ? Dalam rangka implementasi UU SJSN yang perlu segera disikapi pemerintah antara lain adalah :
1. Menyelesaikan Undang Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
2. Mempercepat penyiapan peraturan pelaksanaan UU SJSN.
3. Memfasilitasi penguatan kelembagaan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).
4. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta program jaminan sosial.
5. Dalam rangka efektifitas target penerima bantuan iuran perlu ada unifikasi data. Dengan unifikasi data itulah maka seluruh program perlindungan dan bantuan sosial (tidak hanya jamkesmas) akan lebih berhasil dan tidak menimbulkan kisruh seperti pada pelaksanaan SLT tahun 2005.

Semoga bermanfaat.-

SEPULUH RIBU UNTUK UPIN : BETUL ! BETUL ! BETUL !

SEPULUH RIBU : BETUL, BETUL, BETUL !!!

Upin dan Ipin pergi ke pasar, ketemu Mail yang lagi jualan ayam goreng bersama ibunya. Ada anak perempuan cantik mau beli ayam, Mail langsung melayaninya dengan mimik anak yang menunjukkan ketertarikannya. Dilayanilah pembelian anak perempaun tersebut, dan diterima uangnya.
“ Hah, bagaimana kembalianya ? besar sekali nih uangnya !” kata Mail, terlihat uang sepuluh ribu rupiah yang kemudian diserahkan ke ibunya. Ibunya memeriksa uang tersebut dengan dahi yang berkenyit.
“ Kamu orang baru disini nak ?’” ibu Mail bertanya dan anak perempuan itu menjawab dengan anggukan. Dikembalikannya uang sepuluh ribu tersebut yang segera diterima anak tersebut (mungkin menyangka itu kembalian) dan pergi dengan bungkusan ayam greng ditangannya.

CATATAN :

[itu tayangan kartun Ipin Upin yang lagi ditonton cucu saya kemarin malam, Rabu 6 Oktober 2010]. Memang tak ada yang lucu bagi cucu yang menontonnya, saya tertawa saja]. Cerita itu mungkin saja merupakan rekaman kejadian yang benar terjadi di negeri jiran. Hal yang mungkin membekas di otak bawah sadar anak kecil adalah :
• Bahwa dunia hanya memiliki satu currency, kedua anak tidak mengerti bahwa uang hanya berlaku di suatu negara atau wilayah.
• Mail dengan lugunya menilai uang hanya dari nominalnya, bukan dari nilainya. Ringgit jauh lebih bernilai daripada rupiah.
• Kedermawanan ibu Mail diperlihatkan dengan mengembalikan uang rupaih tersebut, alias ayam goreng diberikan gratis.
• Dengan lugunya nak perempuah yang kemungkinan anak salah satu TKI di Malaysia mengiran itu uang kembalian tanpa mengucapkan terima kasih. Mungkin juga dia tidak mau digratiskan kalau sdh dewasa karena harga diri bukan sebagai pengemis.

Well, itu hanyalah cerita anak-anak ........ dengan pesan besar didalamnya. Kita masih saudara, tetapi anak didik Indonesai itu sudah lebih maju dan pintar dari gurunya. Apa mereka merasa jadi anak didik kita karena dulu pernah mengirim guru ke Malaysia, itulah yang kita tidak tahu.

(This article is a personal view).

Rabu, 06 Oktober 2010

DAI (Diploma Arabain Indonesia)

SERIAL ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji

19. ANTARA IBADAH DAN BELANJA

Ada dua kegiatan utama disekitar masjid Haram, ibadah dan belanja. Pada waktu sholat tiba terlihat aliran jamaah menuju masjid, selesai sholat jamaah berpencar sekitar masjid, belanja ! Besar kemungkinan banyak yang menghabiskan waktu lebih lama untuk belanja dari pada ibadah. Lantas apa yang salah dengan belanja ? tentu tidak, karena belanjapun bagian dari ibadah menyenangkan keluarga dan handai tolan di kampung dengan oleh oleh dari tanah suci.
Yang keliru adalah kalau kegiatan ibadah jadi prioritas kedua setelah belanja. Yang lebih keliru lagi adalah karena urusan belanja pasutri jadi bertengkar. Konon yang sering menjadi penyebab pertengkaran antara suami isteri adalah soal belanja ini, bisa karena terbatasnya dana, bisa karena saling membandingkan dengan teman sekamar padahal kemampuan setiap orang kan tidak sama. Jadi bijaksanalah urusan belanja ini jangan sampai tujuan utama pergi haji terdistorsi karena urusan shooping. Setuju kan ?


20. DAI (DIPLOMA ARBAIN INDONESIA)

Kami melaksanakan Haji Tamatu artinya melaksanakan umroh dulu baru kemudian haji. Setelah 4 hari di Mekah pada hari kelima menuju Madinah untuk melaksanakan Arbain atau sholat wajib 5 kali sehari selama delapan hari tanpa terputus dan dinamakanlah Arbain.
Ibadah Arbain nampaknya semacam interpretasi dari hadis Nabi tentang keutamaan shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Nabi pernah bersabda bahwa siapa yang shalat di masjidku ini empat puluh kali tanpa tertinggal satu kalipun maka akan bersih dari siksa neraka, lepas dari azab, dan bersih dari kemunafikan (Hadis Riwayat Ahmad). Walaupun demikian diantara para ulama masih terdapat perbedaan pendapat tentang kekuatan hadis ini. Konon katanya Arbain hanya popular untuk jamaah dari Indonesia, awalnya mungkin untuk pengaturan jadual penerbangan dan pemondokan supaya tidak numpuk di suatu kota.
Apapun alasannya datang ke Madinah memang perlu dilakukan seperti juga oleh jamaah dari negara lainnya walaupun mereka tidak selama 8 hari. Sangatlah kurang adab bila kita bertamu memenuhi undangnan Allah SWT tapi tidak menyempatkan diri berkunjung ke masjid dan makam Rasullulah Muhammad SAW. Seluruh kegiatan di Madinah difokuskan untuk sholat di masjid Nabawi secara berjamaah sehingga untuk acara lainnya seperti tour sangat terbatas waktunya karena harus sudah kembali sebelum sholat dzuhur. Objek ziarah karenanya dipilih yang dekat saja seperti ke maqom nabi (masih didalam masjid), masjid Quba, Jabal Uhud dan Kebun Qurma. Selebihnya kegiatan rutin adalah antara hotel dengan masjid dan “tawaf” di pasar serta pertokoan yang bertebaran sekitar masjid.
Dalam prakteknya Arbain seperti jadi kegiatan wajib. kalau tidak harus dirawat di rumah sakit yang sakitpun tetap disarankan sholat berjamaah di masjid. Alhamdullilah hotel tempat kami menginap berbatasan langsung dengan halaman masjid. Ada anggapan di tanah air bahwa arbain adalah bagian dari ibadah haji sehingga kalau tidak dilaksanakan hajinya tidak syah.
Akademi Arbain sangat perlu terutama bagi jamaah yang masih bolong bolong sholatnya. Kalau sudah lulus melaksanakan 40 kali sholat berjamaah tanpa terputus harapannya adalah berlanjut terus sampai sekembalinya di Indonesia. Bukan begitu pak Haji ? Insya Allah.

Senin, 04 Oktober 2010

AHLI HISAP

ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji
18. SAI AHLI HISAP

Sa’i adalah kata yang sangat melekat dengan ibadah haji, merupakan salah satu rukun haji dan umroh yang dilakukan dengan berjalan kaki bolak – balik sebanyak tujuh kali antara bukit Safa dan bukit Marwah. Ibadah Sai saat ini sangat nyaman dibanding jaman dahulu, karena sudah dilengkapi dengan AC dan kipas angin serta tersedia air zamzam yang terdapat disepanjang jalur Sai. Tujuh kali bolak – balik diantara kedua bukit (yang sudah tidak berbentuk bukit lagi) jauhnya hampir 3 km, orang yang sakit bisa menggunakan kursi roda yang tidak sakit kalau merasa cape bisa istirahat dulu. Pelaksanaan ibadah Sai merupakan penghayatan dari pengalaman dan penderitaan yang dialami Siti Hajar ketika mencarikan air untuk anaknya Ismail setelah Nabi Ibrahim meninggalkan mereka berdua di daerah yang sekarang komplek mesjid Haram ini. Siti Hajar bolak – balik antara kedua bukit itu dengan harapan dapat bertemu dengan kafilah untuk meminta pertolongan. Setelah tujuh kali dan merasa usahanya optimal, dengan perasaan menyerah dan pasrah Siti Hajar kembali menemui anaknya dan pada saat itu datanglah pertolongan Allah melalui malaikat Jibril, dengan hentakan kaki Ismail keluarlah air yang sekarang dikenal dengan nama air zamzam.
Pertolongan sering kali datang justru pada saat keputusasaan menghinggapi setelah secara optimal berusaha keras dan pasrah menerima keadaan. Tanpa mengurangi dan bermaksud merendahkan prosesi ibadah Sai, kami sering menggunakan kata “sai” untuk hal lainnya seperti bolak – balik memutari pertokoan mencari oleh-oleh untuk keluarga yang kita cintai di tanah air, atau perjuangan mencari sesuatu yang sudah mencandu bagi diri kita. Hari ketiga di Makkah saya kehabisan rokok karena tidak bawa persediaan dari Indonesia, tadinya sih berniat berhenti atau paling tidak mengurangi, rupanya niat kurang kuat. Saya tanya supermarket di lantai dasar hotel, mereka tidak menjual roko dan menyarankan cari diluar sekitar pangkalan taxi. Ternyata disitupun hasilnya nihil, ada yang menjawab haram, ada yang menggelengkan kepala, dan ada yang tega mengusir keluar. Terpaksalah minta sama teman disertai rasa malu, tapi mungkin ini saat yang paling baik untuk berhenti merokok.
Ketika makan pagi esok harinya dorongan untuk merokok semakin kuat apalagi melihat para ahli hisap dengan nikmatnya mengeluarkan asap. Saya keluar hotel mencari orang Arab yang sedang merokok dan bertanya dimana anda membeli rokok. Dengan bahasa isyarat anak muda itu memberitahu toko penjual rokok. Agak jauh tapi akhirnya ketemu juga, rokok memang dijual secara sembunyi sembunyi dan harganya 3 kali lipat dibandingkan di Indonesia. Terlepas dari buruknya rokok, pesan yang ingin disampaikan adalah bila kau menginginkan sesuatu janganlah cepat menyerah, kedua bawalah rokok secukupnya, ketiga ini peluang anda jualan rokok kretek kalau mau.

Jumat, 01 Oktober 2010

INDONESIA BAGUUUUUUUS

Serial ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji


17. INDONESIA BAGUUUUS

Ada tugu peringatan di puncak bukit tempat pertemuan Adam dengan Hawa setelah terpisah selama 200 tahun. Tempat itu bernama Jabal Rahmah yang artinya Bukti Kasih Sayang. Ketika terusir dari surga Adam di turunkan di daerah yang sekarang bernama India sedangkan Hawa di Irak, jarak yang sangat jauh pada waktu. Mereka dipertemukan kembali di Padang Arofah tepatnya di Jabal Rahmah tadi. Setelah saling melepaskan rindu mereka kemudian menetap dan mengembangkan keturunannya di Makkah. Arafah artinya tahu atau kenal, yaitu tadi setelah 200 tahun terpisah akhirnya tahu bahwa yang selama ini dicari dapat dipertemukan kembali. Pertemuan yang sangat bersejarah ini diperingati setiap tahun oleh nabi Adam dan oleh kita sebagai keturunannya pada saat melaksanakan ibadah haji. Disela sela ibadah wukuf di Padang Arafah banyak jemaah haji yang menyempatkan diri untuk mendaki puncak bukit dimana disitu dibangun sebuah tugu bercat putih untuk mengenang peristiwa bersejarah itu. Kalau cukup waktu dan masih kuat mendaki silahkan naik, kalau tidak cukuplah berfoto naik unta hanya bayar SA 10 saja.
Indonesia baguuus, Indonesia bagus ! dimana ada jualan barang dan jasa pasti terdengar ucapan ini, wajar saja namanya orang jualan mencari pembeli apalagi orang Indonesia paling senang kalau dipuji.
Dalam perjalanan pulang ke Makkah kami mampir di masjid Jiranah, disini tempat miqot bagi yang berniat umrah (lagi). Jiranah merupakan miqot paling tinggi derajatnya diantara miqat lainnya. Selain terdapat masjid, di kampung ini terdapat sumur Bir Thoflah yang tidak pernah kering dan merupakan salah satu mukjizat nabi karena mata airnya berasal dari tanah yang dipukul oleh tongkat nabi pada saat pasukan Islam kehabisan air sepulang dari Perang Hunain. Air sumur sering dipercaya membawa mukjizat sebagai obat, sedangkan nama Jiranah adalah nama seorang wanita yang mengabdikan dirinya menjaga dan memelihara masjid tersebut. Layaknya di tanah air, cerita tentang keajaiban di masa lalu selalu tersambung dari generasi ke generasi lainnya.
Disekitar masjid ada deretan toko penjual makanan, paling ujung adalah minimarket yang saya masuki. Ketika bayar di kasir, dia bertanya :
“ Indonesia ?”
“ Yap !”
“ Indonesia bagus, Indonesia baguuus !!”.
“ Indonesia bagus, Malaysia bagus, Turkey bagus, every country who come here baguuus and you brother, must be baguss too !”. Nampaknya dia mengerti maksud saya dan mengangguk sambil senyum.

BISAKAH KITA BERSAMA (LAGI) ?

Keraguan terhadap itikad pemerintah untuk melaksanakan UU nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) akhirnya terjawab sudah dengan terbitnya Keputusan Presiden nomor 110 Tahun 2008 pada tanggal 24 September 2008 tentang Pengangkatan Keanggotaan DJSN. Keraguan para pengamat jaminan sosial itu wajar saja mengingat usulan Menko Kesra kepada Presiden tentang calon anggota DJSN sudah disampaikan sejak tahun 2006. Calon anggota DJSN yang diusulkan telah mengalami perubahan sebanyak 4 kali karena ada calon anggota memasuki masa pensiun dan adanya perubahan pencalonan dari instansi yang bersangkutan. Selama kurun waktu tahun 2006 sampai 2008 ada kelakar bahwa DJSN berubah nama menjadi DJSNI, “I” bukanlah kependekan kata dari “ Indonesia” melainkan “ Insya Allah”.
UU nomor 40 tentang SJSN yang disyahkan menjelang berakhirnya pemerintahan Megawati merupakan payung hukum dari seluruh peraturan perundang-undangan yang selama ini telah berlaku dan mengatur pelaksanaan jaminan sosial di Indonesia. Inti dari UU nomor 40 tersebut adalah sinkronisasi pelaksanaan sistem jaminan sosial di tanah air. Apa yang perlu disinkronisasi ? Sinkronisasi perlu dilakukan untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Program Jaminan Sosial, dan Kepesertaan (perluasan dan iuran). UU nomor 40 tahun 2004 mengamanatkan perlunya dibentuk sebuah dewan yang bernama DJSN untuk melaksanakan penyelenggaraan SJSN. Dewan ini memiliki posisi penting karena langsung berada dan bertanggung jawab kepada Presiden. Dewan ini memiliki posisi strategis karena harus merumuskan kebijakan umum untuk sinkronisasi penyelenggaraan SJSN.
Keanggotan dewan terdiri dari 15 orang yang mewakili unsur pemerintah (5 orang), unsur tokoh dan/ahli (6 orang), unsur organisasi pemberi kerja (2 orang), dan unsur organisasi pekerja (2 orang). Dari komposisi tersebut terlihat bahwa kepentingan pemerintah – pengusaha- pekerja (tripartied) diimbangi dengan kehadiran 6 orang yang mewakili tokoh dan/atau ahli jaminan sosial sebagai penyeimbang dalam merumuskan kebijakan yang akan menjadi bahan pertimbangan Presiden. Tugas DJSN adalah : melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial; mengusulkan kebijakan investasi Dana Jaminan Sosial Nasional; dan mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan tersedianya anggaran operasional kepada pemerintah. DJSN juga memiliki kewenangan untuk melakukan monitoring evaluasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

Sinkronisasi Penyelenggaraan
SJSN harus dilaksanakan berdasarkan 9 prinsip yaitu kegotong-royongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan mengutamakan kepentingan peserta. Dari prinsip tersebut sangatlah jelas bahwa cita-cita SJSN sangatlah mulia yaitu seluruh penduduk negeri ini harus memiliki jaminan sosial yang mutlak diperlukan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak. Manusia yang memiliki sifat “short sighted” perlu disadarkan untuk memiliki perlindungan masa depan. Kerentanan sebagian besar masyarakat kita terlihat ketika bencana melanda, ketika terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan PHK, ketika kecacatan tubuh menyebabkan ketidakmampuan untuk bekerja, mendadak sontak menjadi miskin karena tidak terlindungi. Kepesertaan seluruh penduduk disertai dengan kewajiban iur kecuali bagi fakir miskin dan tidak mampu dibantu iurannya oleh negara (sudah dilaksanakan pemerintah untuk jaminan kesehatan melalui Jamkesmas/askeskin).
UU SJSN menghendaki BPJS bersifat nirlaba, seluruh hasil pengelolaan dan pengembangan investasi dikembalikan untuk kepentingan peserta karena uang tersebut berasal dari iuran peserta dan pemberi kerja. Dengan demikian BPJS harus dibebaskan dari kewajiban membayar pajak dan deviden. Saat ini ke-empat BPJS (Jamsostek, Askes, Taspen, dan Asabri) sudah dibebaskan dari kewajiban menyetor deviden(pajak masih dikenakan), keputusan RUPS yang mudah2an tidak berubah dengan berjalannya waktu. Haruskan ke-4 BUMN tadi tetap berbentuk PT Persero ? Pertanyaan mendasar ini menjadi perdebatan yang berkepanjangan pada pembahasan naskah RUU BPJS yang telah disiapkan Kelompok Kerja Interdep Penyiapan Peraturan Pelaksanaan SJSN. Draft RUU menghendaki BPJS sebagai badan Wali Amanah, sedangkan ke-empat BPJS menghendaki status sebagai BUMN Khusus. Perbedaan ini tidak bisa dianggap sederhana mengingat perubahan bentuk juga berimplikasi terhadap persoalan aset, kepegawaian dan manajemen yg berlaku selama ini. Permasalahan ini merupakan salah satu tantangan berat DJSN mengingat perlunya kejelasan legalitas BPJS sebelum Oktober 2009 sesuai amar putusan Mahkamah Konstitusi. Sampailah tenggat waktu itupun terlewati sudah.
Kelembagaan BPJS ini sangat penting mengingat PP PBI dan Perpres Jaminan Kesehatan bila nanti sudah disyahkan akan berlaku bila BPJS sesuai UU SJSN sudah terbentuk. Tantangan yang harus dihadapi bersama, mampukah DJSN menyatukan perbedaan pendapat yang ada saat ini ? dan meyakinkan bahwa perubahan yang akan dilaksanakan itu lebih banyak manfaatnya dari pada mudharatnya. Dari DJSNI (Insya Allah) menjadi DJSNA (Alhamdullilah), semoga saja tidak kembali lagi jadi DJSNi (Innalillahi). Amien.-


(This article is a personal view).

Kamis, 30 September 2010

TURKI BAGUUUUUS

ANDAI NABI NAMBAH SATU
Gado-Gado Perjalanan Haji


15. TURKI BAGUUUUS

Jemaah haji asal Turki berpakaian seragam abu-abu tua lengkap dengan badge didadanya berlambang bendera Turki dan tulisan lain pelengkap identitas. Belum pernah saya melihat mereka berpakaian lain kecuali ketika berihram. Masuk dan keluar masjid selalu berombongan, dengan rapih berbaris kalau mau masuk masjid Haram untuk melaksanakan ibadah ta’waf, begitu pula kalau mau naik atau turun dari bis menuju pemondokan mereka.
Kecuali minta dengan sopan sangatlah sulit memotong barisan mereka. Rombongan jamaah Turki umumnya dipimpin pria yang jauh lebih muda dari jamaahnya, dan merekapun sangat lancar berbahasa Inggris.
Jamaah Turki paling mudah dikenali bukan karena seragamnya saja tapi penampilan fisik mereka memang berbeda karena mirip dengan bule. Jamaah wanitanya rata-rata sudah berumur mendekati nenek-nenek. Ada saja yang iseng bertanya kenapa jamaah wanita yang mudanya tidak tertarik naik haji ? Mungkin mereka takut jadi sasaran penculikan oleh oknum (yang belum tentu orang Arab) yang nakal dan haus perempuan, seloroh teman. Ah, masa iya sih ?



16. AWAS TANGAN JAHIL (IYAH)

Selama di Makkah dilaksanakan tour ke Arofah sekalian pengenalan lapangan untuk keperluan wukuf nanti, objek yang kita lihat adalah Jabal Tsur, Jabal Rahmah dan Masjid Jaronah.
Jabal Tsur adalah sebuah bukit dimana terdapat gua tempat Nabi Muhammad dan Abu Bakar Siddiq bersembunyi selama 3 hari dari kejaran kaum Quraisy. Dengan pertolongan Allah keduanya terbebas dari ancaman kematian di tangan kaum kafir. Peristiwa lolosnya Nabi dari maut ini diterangkan dalam Al Quran Surat AT Taubah Ayat 40 yang menunjukkan kebesaran Ilahi dalam membela Rasul dengan menempatkan sarang laba laba dan burung merpati yang sedang bertelur di pintu gua. Gua yang terletak di puncak bukit tidak mudah didaki dan memang secara syariat tidak ada dalil yang memerintahkan untuk menziarahi gua ini. Kami cukup puas dengan berphoto saja pakai latar belakang bukit yang terkenal itu. Banyak penjaja barang dan jasa mendatangi rombongan penjiarah menawarkan sewa kamera atau foto langsung jadi dengan Polaroid.
Seorang teman berteriak “ Astagfirullah !” ketika handicam disakunya jatuh karena seorang pencuri gagal mengambil. Pencopet salah memilih sasaran rupanya karena yang jadi target adalah pak polisi (salah seorang dari rombongan kami) yang lebih waspada dalam menghadapi keadaan berbahaya. Dengan cepat pencoleng menghilang diantara kerumunan, ada yang berteriak : ” kejar dia !!!”. Yang lain mengingatkan : ” jangan ah, calon haji harus bisa menahan diri apalagi barangnya tidak hilang”. Wah ternyata pencoleng masih leluasa beraksi di tanah suci ini. Tangan yang jahil boleh lah kita bilang Jahil(iyah) walaupun artinya jauh lebih luas.
Peradaban Arab pernah diberi nama Jahiliyah pada masa dulu sebelum Islam datang, karena arti dari Jahiliyah adalah kebodohan. Masa Jahiliyah atau masa kebodohan dan kegelapan itu ditandai oleh tidak adanya aturan hukum, maklumlah bangsa Arab waktu itu tidak memiliki nabi dan pegangan kitab suci. Gambaran masa Jahiliyah dicontohkan dengan kebejadan moral seperti kesenangan berjudi dan minum minuman keras, laki laki mengawini beberapa wanita dan menceraikan semaunya tanpa diberikan hak waris atau kompensasi. Seorang suami memperbolehkan isterinya berhubungan dengan laki laki lain dan para janda dijadikan harta warisan yang boleh dinikmati anak laki laki tertua.

Selasa, 28 September 2010

BAHKAN BETHOVENPUN CEMBURU

ANDAI NABI NAMBAH SATU : serial Gado2 Perjalanan Haji


12. DILARANG MENGEMIS

Di halaman Masjidil Haram ada larangan 3 M : Dilarang Memotret, Dilarang Merokok, dan Dilarang Mengemis. Untuk urusan mengemis malah diberi tambahan : It Not Dignified . Artinya Tidak Terhormat alias pekerjaan yang sangat memalukan. Larangan tetap larangan, yang mengemis juga ya tetap ada. Ada pengemis yang cacat, ada juga yang tidak cacat tapi mengendong bayi. Ada juga anak dibawah umur menjual tisu kecil seharga 1 Reyal tapi tisunya tidak pernah dikasihkan.
Seorang jamaah memberitahu bahwa beberapa tahun lalu sering memberikan sidekah kepada seorang ibu dengan anak kecil digendongannya. Sekarang, lanjutnya, anaknya juga sudah mulai ikut mengemis pula.
“ Kalau begitu masih bagusan pengemis Indoneisa dong !” kata seorang jamaah.
“ Ah, di Indonesia juga sama saja !” sahut jamaah yang lain.
“ Oh tidak, saya tahu seorang pengemis di Statsiun Kereta Bogor tapi anaknya sekarang di IPB Dramaga “ sanggahnya.
“ Masa ? Kuliah di IPB ? “ jamaah yang lain terheran campur kagum.
“ Bukan, ya ngemis juga !” jawabnya enteng. Ah …. ada ada saja !



13. C U SOON ( SEE YOU SOON)

Komunikasi dengan keluarga di tanah air merupakan bagian penting selama melaksanakan ibadah haji. Ada wartel tapi mungkin agak jauh dari tempat penginapan anda. Ponsel yang kita bawa dari rumah tidak dapat berfungsi karena tidak sempat mengajukan permohonan kepada providernya untuk difungsikan di luar negeri, kalaupun bisa pasti biayanya mahal karena roaming. Jadi bagaiman dong ?
Ada operator lokal yang menyediakan layanan prabayar bernama Al Jawal (ini bukan iklan), dengan isi pulsa 100 unit dijual seharga SA 150. Kalau mau keliling dulu untuk sekedar perbandingan ada toko yang menjual dengan harga SA 130, bahkan ada yang pintar menawar dan hanya keluar uang SA 100 saja. Kirim SMS ke Indonesia biayanya cuma SA 0,6 atau sekitar Rp 1500,- dan antara AL Jawal hanya SA 0,2 atau Rp 500,- an. Dibandingkan dengan di wartel, biaya percakapan ke rumah juga jauh lebih murah, andapun bisa telpon kapan dan dimana saja, kecuali di dalam mesjid tentu saja. Dengan menggunakan operator lokal jelas dapat menghemat biaya komunikasi paling tidak lewat SMS C U Soon sekedar pelepas rindu kepada keluarga di tanah air.
“ Kok tidak pakai Al Jawal bung, kan lebih murah biayanya ?” kataku.
“ Biar aja yang bayarin kan kantor !” jawab si bung enteng.
Kalau gitu ya lain soal deh…..



14. BETHOVENPUN CEMBURU
`
Setiap sholat di Masjidil Haram suara imam sangatlah sempurna. Lembut, jernih, halus dan nyaman diterima telinga kita. Kesempurnaan ini tidak terlepas dari peranan ahli akustik dalam merancang system penataan suara. Bagi yang pernah menikmati konser musik klasik di German, penataan sistem suara di Masjidil Haram sungguh menakjubkan, walau banyak ruangan terbuka disana tetapi suara imam tetap terdengar sempurna. Kalau masih hidup, mungkin Bethovenpun akan cemburu menyaksikan rancangan yang sempurna ini.
Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Dari masa ke masa Masjid Haram mendapat perbaikan, pembaharuan dan perluasan yang diprakarsai oleh Raja Raja Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan pada masa itu. Perluasan terakhir dilaksanakan atas prakarsa Raja Fahd, dan pada saat musim haji sekarang ini dapat menampung 1 juta jamaah. Yang tidak akan berubah tentu saja adalah Ka’bah tetap berada di tengah-tengah dan menjadi kiblat sholat bagi muslim diseluruh dunia.
Berbeda dengan masjid manapun di dunia, saf di masjid ini berbentuk lingkaran yang merupakan keunikan tersendiri. Diyakini bahwa sholat di masjid Haram lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lain. Di komplek masjid Haram terdapat tempat penting selain Kabah yaitu Makam Ibrahim, kuburan Nabi Ismail dan Ibunya (Hijir Ismail), mata air Zamzam dan Mas’a yaitu tempat melakukan Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.