Selasa, 13 Desember 2011

NEHI, NEHI BOLLYWOOD


 Kalau ingat India pasti terbayang bintang Bollywood yang cantik dan seksi, dan itu yang kita bayangkan ketemu setiap hari kalau berada di India. Kesimpulan akhir dari tiga kali kunjungan ke India adalah, yang cantik dan seksi itu hanya ada di film India dan di Bolywood ! Kunjungan pertama ke India bulan Maret 2001 menghadiri sixth annual working group meeting dan pameran tentang pencegahan bencana di Ahmedabad. Rombongan kami hanya bertiga  bersama pak Krisna Pribadi dan ibu Wiwi dari ITB yang menangani Asian Urban Disaster Mitigation Project dari ADPC. Kunjungan kedua bersama delegasi DJSN pada bulan Nopember 2009 mengenai jaminan sosial dan kunjungan terakhir pada buan Februari 2010 menghadiri pertemuan JLN (Joint Learning Network) menuju Jaminan Kesehatan Semesta bersama pak Ascorbat Gani (UI), pak Donald (Kemenkes), Ibu Tianggur dan ibu Atikah dari DJSN.

            Kita harus belajar banyak dari kawan di India untuk berbicara menarik   dan mempesona di depan umum ketika memberikan presentasi. Selain modal bahasa Inggris yang sangat cukup, merekapun pada umumnya sangat piawai membuat bahan presentasi yang tidak membosankan. Kalau soal suasana masyarakat dan lingkungan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia, banyak kemiripan dengan kita yang berpenduduk banyak dan banyak yang masih bergelut dengan kemiskinan. Karena itu ketika diterima oleh bapak Dubes Andi Ghalib di KBRI, beliau sempat bergurau :” surprise sekali bapak bapak mau berkunjung ke India ... ”. Tentunya guraan beliau ini mengandung banyak makna, tetapi yang kami sukai dari beliau (terima kasih untuk sarapan pagi menu Indonesia yang disiapkan ibu Dubes) dengan rendah hati berkata :” saya ini duta besar, tapi yang berkuasa penuh adalah isteri saya ”. Wah, begitu agungnya beliau menempatkan dan menyenangkan sang isteri dihadapan para tamu.

Pada kunjungan tentang JLN, kami berada di sebuah desa yang jaraknya dua jam perjalanan dari New Delhi. Kami diperlihatkan bagaimana masyarakat mengantri untuk mendapatkan kartu peserta jamkes. India terkenal dengan kemampuan menerapkan teknologi sederhana dan kami diberi demonstrasi bagaimana data orang miskin bisa diakses di daerah terpencil, serta dicetak kartunya dengan portable printer buatan india (kualitas kartu sangat baik seperti kartu ATM). Ketika kunjungan selesai beberapa diantara kami perlu untuk pergi ke toilet sebelum menempuh perjalanan jauh kembali ke New Delhi. ” Yes, okey please follow me ” kata petugas di desa sambil menunjukkan gedung sekolah di sebelah. Sampai disitu kami bingung mana toiletnya ? Eh, ternyata dia menunjuk ke lokasi di bawah pohon, mana bau tinja lagi !

Senin, 12 Desember 2011

Belajar dari Pak Haryono Suyono



Age is only a number, a chipper for the records. A man can not retire his experience. He must use it (Bernard Baruch).

Ingat KB ingat pak Haryono Suyono, beliau adalah pejabat yang berhasil mensukseskan program keluarga berencana di tanah air. Keahlian komunikasi dengan berbagai kalangan termasuk tokoh agama telah membuat negara kita jadi percontohan internasional untuk pelaksanaan keluarga berencana.
Di mobil dinas beliau tergantung hiasan tokoh Batara Kresno, bagi peminat cerita wayang pasti tahu siapa tokoh Kresna ini. Barangkali ini personifikasi beliau terhadap tokoh pewayangan yang terkenal arif, berani dan menentukan jalannya cerita karena keahlian strateginya. Saya sering ditugaskan pak Burhanuddin, Asmenko V yang juga merangkap sebagai Sekretaris Bakornas PB, untuk mendampingi beliau kalau ada tamu urusan bencana. Koordinasi penanganan dan penanggulangan bencana secara rutin dilaksanakan Pak Haryono yang melibatkan 17 departemen terkait, melebihi jumlah departemen yang secara fungsional menjadi kewenangan Menko Kesra.
Ketika sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri, beliau aktif di organisasi sosial termasuk DNIKS, Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial, sebuah LSM yang aktif mewakili Indonesia di forum ASEAN Social Welfare Development. Disinilah kekaguman saya terhadap sosok Haryono Suyono semakin bertambah. Tidak saja karena kepiawaiannya berdiplomasi, kepandaiannya mengutarakan gagasan, tetapi juga kerendahan hati setelah tidak menjadi pejabat tinggi di pemerintahan.
Semuanya di luar dugaan ! Bagaimana beliau menempatkan diri ketika saya menjadi ketua DELRI pada berbagai pertemuan ASEAN itu. Tidak ada sedikitpun kesan memandang saya sebagai bekas stafnya pada saat sidang maupun acara sosial seperti pada jamuan resmi dinner. Itulah yang membuat saya risih sebagai orang timur ! bagaimana sosok sekaliber dan sehebat beliau menempatkan dirinya.

***

“ Saya minta soft copinya ya !” perintah pak Haryono ketika saya menyerahkan hard copy konsep pidato Menko untuk peringatan “Decade of Disaster Preparadness”. Keesokan harinya saya diberikan copy pidato beliau untuk acara tersebut, saya baca, “ Oh, my God ! this is a brilliant speech I ever read. Menakjubkan ! bagaimana butir-butir yang telah saya siapkan menjadi sebuah pidato yang sangat mengalir, bermakna dan memiliki kejelasan pesan yang mempesona. Kalau sekarang saya bisa menyiapkan bahan pidato menteri yang dianggap “cukup layak”, dari beliaulah saya belajar membuat pidato tersebut. Terima kasih bapak untuk pelajaran yang sangat berharga, selain juga pelajaran bagimana harus bersikap ketika kita sudah purna tugas.

Prof. Dr. Haryono Suyono adalah Menko Kesra (Januari 1998 – 21 Mei 1998/ Kabinet Pembangunan VII dan 21 Mei 1988 – 1999/ Kab Reformasi Pembangunan).

Stok Beras Cukup



 Deputi Menko Kesra Bidang Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat, Rabu (7/12) mengecek stok raskin di beberapa gudang Bulog yang ada di Jawa Tengah.
Di Demak, stok beras dinyatakan mencukupi untuk keperluan penyaluran hingga Maret 2012. Selain memastikan kualitas beras yang akan disalurkan juga secara random memastikan beras untuk kemasan 15 kg tepat jumlahnya.
Beras yang tersedia di Demak merupakan hasil pengadaan lokal pada pertengahan tahun ini, sehingga kualitas beras raskin masih baik.
Dalam pertemuan dengan penerima manfaat raskin yang juga dihadiri pejabat pemkab Demak, mereka mengutarakan harapannya untuk segera menerima raskin ke-13 karena jatah raskin Desember sudah mereka terima pada bulan lalu.
Mereka juga menyampaikan bahwa raskin sangat membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga walaupun jumlah yang mereka konsumsi setiap bulan sebanyak 45 kg. Dari pengakuan yang disampaikan tercatat bahwa hampir semuanya yang hadir merupakan peserta Jamkesmas, dan sebagain merupakan penerima BLT pada 2004.
Bagian Perekonomian Pemda melaporkan bahwa Kabupaten Demak belum tersentuh Program Keluarga Harapan (PKH), dan berharap pada tahun yang akan datang bisa masuk salah satu kabupaten penerima PKH.

Senin, 05 Desember 2011


AMAZING THAILAND


Thailand adalah negara yang sering dikunjungi karena disinilah UN Regional Office untuk wilayah Asia, negara yang aktif menyelenggarakan pertemuan ASEAN, dan juga negara yang berhasil melaksanakan jaminan sosial khususnya jaminan kesehatan semesta. Sebagai Negara kerajaan, Thailand memiliki berbagai proyek kegiatan penanggulangan bencana dan pengentasan kemiskinan dengan label King’s Project semacam Inpres di kita. Infrastruktur jalan cukup bagus bahkan sampai ke desa-desa yang menunjang sebagai Negara tujuan wisata dan pertanian. Kita mengenal makanan khas Thailand seperti Tom Yang dan sea food, juga buah-buahan yang segar dan enak sehingga terkenal durian Bangkok sampai2 utk soal buah ini semuanya seolah berasal dari Bangkok, jambu Bangkok, papaya Bangkok, wah !

Pada saat mengikuti kursus penangulangan bencana, kami diberi waktu untuk berekreasi ke Pantai Pataya yang terkenal itu. Rombongan kami yang terdiri dari wakil Negara Asia berekreasi di pantai pataya, selain cabaret show yang terkenal itu (karena pria cantik yang ditampilkan) kami sempat berjalan di pantai. Seperti biasanya banyak pedagang asongan cindera mata. Salah seorang peserta dari Negara sahabat yang berbintang dua mengusir pedagang tersebut. Apa jawabannya ? si pedagang dengan garang menjawab sambil marah : “ this is my country, you can not rude like this to me !”. Wah berani juga pedagang asongan marahin jenderal !

Jumat, 02 Desember 2011

Jakarta, 1 Desember. dengan telah disahkannya Undang Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UUBPJS), Kemenko Kesra telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) tentang isi dan implikasi UU BPJS. Rakor tersebut dipimpin oleh Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat, Dr. Adang Setiana, M. Sc., Kamis (1/12) pagi.

Rakor ini menggelar paparan dari Ketua Tim 8 UU BPJS. Tim 8 UU BPJS  adalah Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi, Kementerian Hukum & Ham, Kementerian PAN&RB, Kementerian BUMN dan Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas. Rakor ini dihadiri para Sesmenko/Sesjen/Sestama, Ketua DJSN, dan para Direktur Utama PT Askes, Jamsostek, Asabri dan Taspen