Kamis, 30 September 2010

TURKI BAGUUUUUS

ANDAI NABI NAMBAH SATU
Gado-Gado Perjalanan Haji


15. TURKI BAGUUUUS

Jemaah haji asal Turki berpakaian seragam abu-abu tua lengkap dengan badge didadanya berlambang bendera Turki dan tulisan lain pelengkap identitas. Belum pernah saya melihat mereka berpakaian lain kecuali ketika berihram. Masuk dan keluar masjid selalu berombongan, dengan rapih berbaris kalau mau masuk masjid Haram untuk melaksanakan ibadah ta’waf, begitu pula kalau mau naik atau turun dari bis menuju pemondokan mereka.
Kecuali minta dengan sopan sangatlah sulit memotong barisan mereka. Rombongan jamaah Turki umumnya dipimpin pria yang jauh lebih muda dari jamaahnya, dan merekapun sangat lancar berbahasa Inggris.
Jamaah Turki paling mudah dikenali bukan karena seragamnya saja tapi penampilan fisik mereka memang berbeda karena mirip dengan bule. Jamaah wanitanya rata-rata sudah berumur mendekati nenek-nenek. Ada saja yang iseng bertanya kenapa jamaah wanita yang mudanya tidak tertarik naik haji ? Mungkin mereka takut jadi sasaran penculikan oleh oknum (yang belum tentu orang Arab) yang nakal dan haus perempuan, seloroh teman. Ah, masa iya sih ?



16. AWAS TANGAN JAHIL (IYAH)

Selama di Makkah dilaksanakan tour ke Arofah sekalian pengenalan lapangan untuk keperluan wukuf nanti, objek yang kita lihat adalah Jabal Tsur, Jabal Rahmah dan Masjid Jaronah.
Jabal Tsur adalah sebuah bukit dimana terdapat gua tempat Nabi Muhammad dan Abu Bakar Siddiq bersembunyi selama 3 hari dari kejaran kaum Quraisy. Dengan pertolongan Allah keduanya terbebas dari ancaman kematian di tangan kaum kafir. Peristiwa lolosnya Nabi dari maut ini diterangkan dalam Al Quran Surat AT Taubah Ayat 40 yang menunjukkan kebesaran Ilahi dalam membela Rasul dengan menempatkan sarang laba laba dan burung merpati yang sedang bertelur di pintu gua. Gua yang terletak di puncak bukit tidak mudah didaki dan memang secara syariat tidak ada dalil yang memerintahkan untuk menziarahi gua ini. Kami cukup puas dengan berphoto saja pakai latar belakang bukit yang terkenal itu. Banyak penjaja barang dan jasa mendatangi rombongan penjiarah menawarkan sewa kamera atau foto langsung jadi dengan Polaroid.
Seorang teman berteriak “ Astagfirullah !” ketika handicam disakunya jatuh karena seorang pencuri gagal mengambil. Pencopet salah memilih sasaran rupanya karena yang jadi target adalah pak polisi (salah seorang dari rombongan kami) yang lebih waspada dalam menghadapi keadaan berbahaya. Dengan cepat pencoleng menghilang diantara kerumunan, ada yang berteriak : ” kejar dia !!!”. Yang lain mengingatkan : ” jangan ah, calon haji harus bisa menahan diri apalagi barangnya tidak hilang”. Wah ternyata pencoleng masih leluasa beraksi di tanah suci ini. Tangan yang jahil boleh lah kita bilang Jahil(iyah) walaupun artinya jauh lebih luas.
Peradaban Arab pernah diberi nama Jahiliyah pada masa dulu sebelum Islam datang, karena arti dari Jahiliyah adalah kebodohan. Masa Jahiliyah atau masa kebodohan dan kegelapan itu ditandai oleh tidak adanya aturan hukum, maklumlah bangsa Arab waktu itu tidak memiliki nabi dan pegangan kitab suci. Gambaran masa Jahiliyah dicontohkan dengan kebejadan moral seperti kesenangan berjudi dan minum minuman keras, laki laki mengawini beberapa wanita dan menceraikan semaunya tanpa diberikan hak waris atau kompensasi. Seorang suami memperbolehkan isterinya berhubungan dengan laki laki lain dan para janda dijadikan harta warisan yang boleh dinikmati anak laki laki tertua.

Selasa, 28 September 2010

BAHKAN BETHOVENPUN CEMBURU

ANDAI NABI NAMBAH SATU : serial Gado2 Perjalanan Haji


12. DILARANG MENGEMIS

Di halaman Masjidil Haram ada larangan 3 M : Dilarang Memotret, Dilarang Merokok, dan Dilarang Mengemis. Untuk urusan mengemis malah diberi tambahan : It Not Dignified . Artinya Tidak Terhormat alias pekerjaan yang sangat memalukan. Larangan tetap larangan, yang mengemis juga ya tetap ada. Ada pengemis yang cacat, ada juga yang tidak cacat tapi mengendong bayi. Ada juga anak dibawah umur menjual tisu kecil seharga 1 Reyal tapi tisunya tidak pernah dikasihkan.
Seorang jamaah memberitahu bahwa beberapa tahun lalu sering memberikan sidekah kepada seorang ibu dengan anak kecil digendongannya. Sekarang, lanjutnya, anaknya juga sudah mulai ikut mengemis pula.
“ Kalau begitu masih bagusan pengemis Indoneisa dong !” kata seorang jamaah.
“ Ah, di Indonesia juga sama saja !” sahut jamaah yang lain.
“ Oh tidak, saya tahu seorang pengemis di Statsiun Kereta Bogor tapi anaknya sekarang di IPB Dramaga “ sanggahnya.
“ Masa ? Kuliah di IPB ? “ jamaah yang lain terheran campur kagum.
“ Bukan, ya ngemis juga !” jawabnya enteng. Ah …. ada ada saja !



13. C U SOON ( SEE YOU SOON)

Komunikasi dengan keluarga di tanah air merupakan bagian penting selama melaksanakan ibadah haji. Ada wartel tapi mungkin agak jauh dari tempat penginapan anda. Ponsel yang kita bawa dari rumah tidak dapat berfungsi karena tidak sempat mengajukan permohonan kepada providernya untuk difungsikan di luar negeri, kalaupun bisa pasti biayanya mahal karena roaming. Jadi bagaiman dong ?
Ada operator lokal yang menyediakan layanan prabayar bernama Al Jawal (ini bukan iklan), dengan isi pulsa 100 unit dijual seharga SA 150. Kalau mau keliling dulu untuk sekedar perbandingan ada toko yang menjual dengan harga SA 130, bahkan ada yang pintar menawar dan hanya keluar uang SA 100 saja. Kirim SMS ke Indonesia biayanya cuma SA 0,6 atau sekitar Rp 1500,- dan antara AL Jawal hanya SA 0,2 atau Rp 500,- an. Dibandingkan dengan di wartel, biaya percakapan ke rumah juga jauh lebih murah, andapun bisa telpon kapan dan dimana saja, kecuali di dalam mesjid tentu saja. Dengan menggunakan operator lokal jelas dapat menghemat biaya komunikasi paling tidak lewat SMS C U Soon sekedar pelepas rindu kepada keluarga di tanah air.
“ Kok tidak pakai Al Jawal bung, kan lebih murah biayanya ?” kataku.
“ Biar aja yang bayarin kan kantor !” jawab si bung enteng.
Kalau gitu ya lain soal deh…..



14. BETHOVENPUN CEMBURU
`
Setiap sholat di Masjidil Haram suara imam sangatlah sempurna. Lembut, jernih, halus dan nyaman diterima telinga kita. Kesempurnaan ini tidak terlepas dari peranan ahli akustik dalam merancang system penataan suara. Bagi yang pernah menikmati konser musik klasik di German, penataan sistem suara di Masjidil Haram sungguh menakjubkan, walau banyak ruangan terbuka disana tetapi suara imam tetap terdengar sempurna. Kalau masih hidup, mungkin Bethovenpun akan cemburu menyaksikan rancangan yang sempurna ini.
Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Dari masa ke masa Masjid Haram mendapat perbaikan, pembaharuan dan perluasan yang diprakarsai oleh Raja Raja Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan pada masa itu. Perluasan terakhir dilaksanakan atas prakarsa Raja Fahd, dan pada saat musim haji sekarang ini dapat menampung 1 juta jamaah. Yang tidak akan berubah tentu saja adalah Ka’bah tetap berada di tengah-tengah dan menjadi kiblat sholat bagi muslim diseluruh dunia.
Berbeda dengan masjid manapun di dunia, saf di masjid ini berbentuk lingkaran yang merupakan keunikan tersendiri. Diyakini bahwa sholat di masjid Haram lebih utama dari seratus ribu kali sholat di masjid lain. Di komplek masjid Haram terdapat tempat penting selain Kabah yaitu Makam Ibrahim, kuburan Nabi Ismail dan Ibunya (Hijir Ismail), mata air Zamzam dan Mas’a yaitu tempat melakukan Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.

Senin, 27 September 2010

AGENDA UU SJSN MASIH TERSENDAT

NASIB RUU BPJS


Perjalanan panjang harus dilalui oleh UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tahun 2004 untuk dapat menjamin pemenuhan hak konstitusional rakyat atas jaminan sosial. Lolos dari uji materi di Mahkamah Konstitusi pada 31 Agustus 2005, kini UU SJSN Tahun 2004 masih harus menunggu terbitnya peraturan pelaksanaan untuk pengaturan penyelenggaraan program.
Tujuh puluh dua (72) bulan telah berlalu sejak diundangkannya UU SJSN pada 19 Oktober 2004 baru tiga peraturan pelaksanaan berhasil diterbitkan, yaitu PerPres Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja, Tata Cara Pengangkatan, Penggantian dan Pemberhentian Anggota DJSN, Kepres tentang Keanggotaan DJSN, dan Kepmenko tentang Sekretariat DJSN. PP tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Perpres tentang Jaminan Kesehatan (JK) sepertinya bisa diselesaikan pada tahun ini karena keduanya menjadi Renaksi (Rencana Aksi) pemerintah tahun 2010. Yang masih tersendat adalah UU tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ada apa rupanya dengan UU BPJS ini ?
Sekedar mengingatkan kembali beberapa cuplikan keputusan Rakernas SJSN ke II tahun 2008 yang terkait dengan UU BPJS adalah :
• Pemerintah Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersepakat untuk memperteguh kesungguhannya untuk mempercepat pelaksanaan amanat UU No 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN).
• Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS) untuk pembentukan BPJS dan pengaturan tata organisasi dan proses pengalihan badan hukum untuk penyesuaian mekanisme penyelenggaraan program agar sesuai dengan prinsip-prinsip jaminan sosial. RUU ini masih dalam tahap pengharmonisasian dan masih menunggu keputusan politis pemerintah atas bentuk hukum BPJS.
• Pemerintah perlu segera menetapkan keputusan atas bentuk badan hukum BPJS. Peserta Rakernas kedua mengusulkan 2 buah pilihan bentuk badan hukum BPJS. Pertama, Badan hukum khusus pengelola dana amanah yang diusulkan oleh mayoritas peserta. Kedua, Badan hukum Persero Khusus yang diusulkan oleh Meneg BUMN, PT JAMSOSTEK dan PT TASPEN.
• Pemerintah segera mempersiapkan strategi penyesuaian penyelenggaraan program-program jaminan sosial oleh empat Persero Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk disesuaikan dengan ketentuan penyelenggaraan program jaminan sosial yang diatur dalam UU SJSN Tahun 2004 dan peraturan pelaksanaannya.
• Sebagai pengimplementasian Keputusan Mahkamah Konstitusi atas dipebolehkannya pendirian BPJS di daerah, Pemerintah segera merumuskan standar, norma dan prosedur penyelenggaraan program jaminan sosial di daerah. Mekanisme harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan nasional dan daerah segera disusun untuk tercapainya pembangunan satu sistem jaminan sosial nasional yang terpadu.
Perjalanan panjang (bahkan sangat panjang) UU BPJS
UU BPJS sebenarnya sudah disiapkan pemerintah sejak pertengahan tahun 2006. Pada saat itu sangat optimis sekali akan dapat diselesaikan sebelum habis tenggat waktu pada Oktober 2009. Penyiapan draft RUU BPJS melalui proses yang panjang dengan rangkaian kegiatan rapat pertemuan, konsinyasi, sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan termasuk di tingkat propinsi dan kabupaten. Yang paling banyak kegiatan dilakukan adalah pertemuan K/L khususnya PAD (Panitia Antar Departemen) sampai dengan tahap harmonisasi sebagai bagian penting proses penyiapan oleh pemerintah. Pada tahap inilah komunikasi tersendat yang kemudian dicoba dijembatani melalui konsinyasi antara dua pendapat berbeda tentang bentuk badan hukum BPJS apakah PT Persero seperti saat ini ataukah badan hukum wali amanah.
Demikian peliknya masalah bentuk badan hukum ini, sampai rakor tingkat menteripun sulit untuk mencapai kesepakatan. Bahkan tercetus pendapat bahwa tidak diperlukan UU BPJS, yang diperlukan adalah penyesuaian seluruh peraturan SEBELUMNYA yang mengatur mengenai ke-empat PT Persero yang ada. Pendapat ini tentu saja ditolak oleh beberapa pakar hukum lainnya. Kalau masalah perbedaan pendapat kita mengenal anekdot bahwa 2 orang pakar hukum bisa memiliki 5 pendapat berbeda. Atas keterlambatan ini kemudian munculah inisiatif DPR untuk membuat UU BPJS versi DPR. Jadilah RUU BPJS itu hak inisiatif DPR dan masuk Prolegnas 2010 – 2014 dan lebih istimewa lagi menjadi prioritas 2010. Kalau masih muncul pendapat tidak diperlukan UU BPJS, mungkin sudah terlambat karena pemerintah harus merespon usul inisiatif DPR tersebut.
Respon pemerintah adalah keluarnya Ampres yang menunjuk Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri Sosial, Menteri PAN dan RB, serta Menteri Hukum dan HAM sebagai wakil pemerintah untuk membahas RUU BPJS bersama DPR. Proses selanjutnya adalah ke-lima kementerian tersebut menyusun DIM (Daftar Inventaris Masalah) bersama K/L terkait. Bahwa respon pemerintah akan dapat kita amati dari kecepatan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan DIM serta pembahasan dengan DPR. Ada beberapa pasal pada RUU BPJS tersebut yang sepertinya akan menjadi bahan diskusi berat dengan DPR antara lain adalah jumlah dan bentuk badan hukum BPJS serta kewenangan pihak legislatif dalam penentuan manajemen BPJS.

(artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis)

Minggu, 26 September 2010

SUDAH BOTAK BATUK PULA

ANDAI NABI NAMBAH SATU :
Gado-gado Perjalanan Haji Serial 10-11



10. GUNDUL TAHALLUL


Sudah dua hari selesai melaksanakan ibadah umrah baru terlintas keinginan untuk dicukur rambut. Ketika keluar dari hotel saya tersenyum kecil, pasti sulit untuk menemukan salon seperti di Indonesia sedangkan di Hotel Hilton tempat kami menginap saja tidak ditemukan informasi tersedia salon potong rambut.
Persis di bagian belakang hotel terletak deretan pertokoan. Saya temukan ada beberapa kios bertulis BARBER, disebelahnya ada kios lain berituliskan BARBAR, dua-duanya tempat potong rambut walaupun keduanya memiliki arti yang sangat berbeda. Tidak tahu persis kenapa yang satunya bernama “BARBAR”, bisa saja salah tulis atau malah sengaja untuk menarik perhatian. Kalau sengaja namanya BARBAR tidak salah juga karena bangsa Arab dipandang sebagai kaum barbar oleh bangsa Persia dan Romawi. Tanahnya yang tandus tidak menarik untuk dijadikan tanah jajahan, siapa sih yang mau menjajah padang pasir ? karena itu wilayah Semenanjung Arab merupakan daerah yang merdeka dan tidak pernah dijajah. Sangat masuk akal kalau Wilayah Indonesia tempo dulu menarik untuk digagahi alias dijajah karena tanah yang subur dan penduduk yang selalu welcome terhadap pendatang merupakan daya tarik bagi penjajah. Karena kata BARBAR berkonotasi negative, akhirnya saya putuskan masuk ke kios BARBER.
“ I want to have my hair cut “
“ How ?” balas tukang cukur.
“ Leave it about 2 centimeter “ jawab saya sambil memperlihatkan telunjuk dan ibu jari berjarak kira kira 2 cm.
“ Okay, by machine number two “ balasnya.
Saya tidak begitu paham urusan alat potong rambut tapi kira kira alatnya di set ke nomor 2, yang jelas kepala tidak sampai bakalan plontos beneran. Biayanya 5 Riyal atau Rp. 12.500,-
Setelah mandi dan membersihkan kepala perasaan sangat beda sekali, saya merasa lebih afdhal dengan kepala yang gundul. Dengan perasaan yang segar saya berangkat ke mesjid untuk sholat ashar. Berniat untuk melaksanakan ta’waf tapi di pelataran bawah sekitar Kabah dipenuhi oleh jamaah yang berpakaian ihram sedang melakukan putaran. Segera saya putuskan naik ke lantai 2 untuk berta’waf. Ta’waf disini bisa tiga atau empat kali jarak kelilingnya dibandingkan dengan tawaf dibawah. Ber-ta’waf diatas memang lebih jauh, cape dan lebih lama. Terlintas di pikiran, betapa lelahnya orang yang jauh dari Tuhan karena semuanya dianggap susah.


11. SUDAH BOTAK BATUK PULA

Batuk merupakan penyakit standar (kalau tidak mau dikatakan wajib) bagi jamaah haji. Batuk tidak memilih faktor usia, warna kulit maupun kewarganegaraan bahkan tidak membedakan apakah dia jamaah haji biasa atau jamaah haji khusus.
Setiap waktu sholat dari mulai fajr sampai isya, batuk bersahutan tidak berhenti. Hanya di pelataran ta’waf dan halaman mesjid batuk nyaris tidak terdengar, mungkin karena disitu ruangan terbuka.
Debu, udara yang dingin tapi kering turut memicu “perbatukan” ini. Kelelahan fisik akibat perjalanan jauh, kelelahan emosional di lingkungan yang baru dan mungkin kerinduan terhadap keluarga di rumah turut melemahkan daya tahan tubuh. Kepadatan manusia di mesjid dan tempat pemondokan juga turut andil mempercepat penularan batuk. HANYA UNTA YANG TIDAK BATUK ! kilah para jamaah, anggaplah menghibur diri dari pada masuk kategori UNTA.

Sabtu, 25 September 2010

KEROPAK ZIG ZAG

ANDAI NABI NAMBAH SATU :Gado-gado Perjalanan Haji



8. KEROPAK ZIG ZAG

Sudah merupakan keharusan imam meminta meluruskan dan merapatkan shaf sebelum sholat dimulai. Namun di Masjidil Haram setiap kali sholat 5 waktu tidak ada perintah meluruskan shaft karena Kabah sebagai kiblat ada di tengah-tengah masjid. Di lantai marmer putih terlihat jelas garis berbentuk elips yang merupakan patokan pembentuk shaf.
Keropak ? wah, tidak pernah ditemukan ada keropak berjalan, keropak di toilet atau di pintu masuk masjid seperti lazimnya di Indonesia. Pernah saya menyaksikan setelah selesai sholat ada dua orang cacat tangan dan kakinya (tapi masih bisa berjalan) menerima sodaqoh dari jamaah. Mereka seperti keropak berzigzag menghampiri jamaah yang merogoh sakunya untuk bersedekah.
Mata mereka melihat sekeliling, selain menditeksi calon dermawan juga tercermin rasa ketakutan dilihat askar atau petugas masjid. Jamaah dari Indonesia paling dermawan, mereka sering memberi sodaqoh kepada pengemis dan juga petugas kebersihan (cleaning service) di masjid. Memang ada larangan untuk mengemis di lingkungan masjid, tetapi tidak ada larangan untuk memberi sodaqoh kan ?


9. HAJI TARIK

“ Tarik ! tarikkkkk !! “ teriak seorang askar kepad askar yang lainnya. Terdengar mereka bercakap dalam bahasa Arab. Sebentar kemudian dia berteriak lagi,
” Tariiiiik !!! tarik ! “. Semula saya mengira memanggil askar yang bernama Tarikh. Tapi kemudian dia masih teriak : “ Haj,…. Hajji !!! …. Tarik ! tariiiik !! “ lagi kepada jamaah yang berdiri di dekatnya sambil menyibakan tangannya menyuruh jamaah untuk minggir.
Tak lama berselang ada usungan jenazah lewat, ah …. rupanya askar meminta yang mengusung jenazah itu untuk terus maju. Dan meminta jamaah untuk memberikan jalan.
Jenazah yang disholatkan jamaah Masjid Haram biasanya dimakamkan di Ma’la lengkapnya bernama Jannatul Ma’la yang berlokasi sekitar 600 meter sebelah utara masjid. Aktivitas pemakaman pada musim haji kabarnya siaga selama 24 jam penuh, karena jamaah haji yang meninggal akan dikuburkan disitu.
Pekuburan Ma’la adalah maqom keluarga besar Bani Hasyim, nenek moyang Nabi Muhammad SAW. Disinilah Siti Khadijah, isteri nabi dimakamkan, juga kakeknya Abdul Muthalib. Menurut cerita setidaknya ada 45 sahabat nabi yang dimakamkan dipekuburan Ma’la ini. Menurut Hadist Riwayat Abu Hafs, Rassulullah pernah bersabda bahwa Allah akan menjamin 70 ribu orang dari pekuburan ini masuk surga tanpa hisab, setiap orang dari mereka dapat membawa 70 ribu orang lagi, jadi 4900 juta alias 4,9 milyar. Pantaslah kalau ada kepercayaan di lingkungan jamaah haji dari Indonesia terutama yang sudah tua renta rela meninggal pada saat melaksanakan ibadah di kota suci Makkah ini.

Jumat, 24 September 2010

DIMANA SANDALKU : gado2 perjalanan haji

5. MALAIKAT AA ?

Isteri tercinta selalu memanggil saya “Aa”, panggilan yang kemudian diikuti oleh teman dekat lainnya pada perjalanan haji ini. Panggilan itu sangat lekat dengan Da’i kondang Aa Gym, tokoh yang disegani dan saya hormati. Saya ikuti jejaknya walaupun baru sebatas memakai sorban di kepala, itulah yang dikenakan sewaktu meninggalkan hotel menuju masjid ketika adzan subuh pertama terdengar.
Masjid mulai dipenuhi jamaah, saya terus berjalan kedepan menuju Kabah. Putaran tawaf semakin mengecil dan segera digantikan oleh shaf yang akan melaksanakan sholat subuh. Sajadah sudah terhampar, ada empat orang jamaah di belakang, dari wajah dan tas identitas di dadanya mereka adalah jamaah Indonesia yang sedang khusyuk berdzikir. Ketika salah satunya melihat, saya menganggukan kepala sambil melempar senyum. Secara tiba tiba tangan ini ditarik, sambil menangis dia menciumi tangan saya cukup lama dan kemudian diikuti oleh yang lainnya. Kaget mendapat penghormatan seperti itu segera kutarik tangan ini dan kutepuk bahu jamaah terakhir sambil saya bisikan : “ Teruskan dzikirnya pak “. Dalam hati saya bertanya : “ siapa diri ini ? kiayi bukan, dai bukan, orang terkenal bukan ! “. Rasanya belum pantas mendapat kehormatan dari mereka, di mata Allah SWT mungkin mereka jauh lebih baik dari saya. Ada perasaan malu, kemudian saya putuskan pindah tempat lebih maju kedepan mendekati Kabah karena shaf baru dengan cepat terbentuk, yang bertawaf semakin berkurang. Kulihat sekilas mereka masih tertunduk, berdzikir dengan khidmat dan tidak menyadari kalau saya tidak ada didepan mereka lagi. Dalam hati saya berharap mudah mudahan mereka tidak menyangka saya ini Aa Gym atau bahkan malaikat, cerita yang sering kita dengar di tanah air.


6. NAH LU, LANGSUNG DIBALAS

“ Diusir terus sama askar yah ?!” celetuk seorang ibu kepada temannya, “pindah sini dekat gue, aman tidak pernah diusir !”.
“ Biarain aja bu, tau rasa perbuatannya langsung dibalas, abis dia suka ngusirin orang sih ! “ komentar ibu sebelahnya.
Kita sering menyaksikan askar mengusir jamaah yang sedang dzikir atau sholat karena mereka berada di jalur untuk lalu lalang jamaah yang mau atau telah selesai tawaf. Jalur itu ditandai garis dengan warna lain, tapi banyak yang tidak memperhatikan atau tidak mengerti maksudnya, apalagi teriakan askar tidak dimengerti. Askar dengan bahasa isyarat menyuruh berdiri, meninggalkan tempat itu dan menyuruh pindah ke tempat sebelahnya yang masih kosong. Bahasa isyarat seperti ini bisa menimbulkan salah pengertian seolah kita diusir, dan celakanya selalu dihubungkan dengan kelakuan kita di kampung.


7. SANDALKU HILANG MELULU

“ Saya sudah tiga kali beli sandal jepit “
“ Saya sih malah lima kali padahal baru dua hari di Mekah “.
“ Itu belum seberapa karna ada yang hilang sampai tiga kali dalam sehari”.
“ Biarin aja, itu balasan abisnya dia suka jail sih ! “.
Masuk Masjidil Haram dari pintu manapun kecuali pintu tempat bersai, kita akan menemukan suasana yang sama. Tiang, ornament, lampu dan tempat air zam zam, dan yang paling ujung adalah Kabah. Karena konsentrasi kepada ibadah, selalu lupa untuk mengingat atau mencatat nomor pintu dimana kita masuk atau nomor rak tempat kita menaruh sepatu atau sandal. Di dalam masjid acap kita berpindah tempat mencari yang masih kosong atau setelah selesai tawaf kita langsung keluar masjid dan mendapatkan sandal kita yang ditaruh di rak tidak ada lagi. Barang anda masih tetap ada, ditempat anda menaruhnya, cuma anda lupa nomornya karena bentuknya semua sama.

Sabtu, 18 September 2010

URUSAN RABA MERABA

ANDAI NABI NAMBAH SATU : serial Gado2 Perjalanan Haji

Orang Arab paling doyan raba meraba apalagi kalau melihat yang menonjol langsung diremas, mereka melakukan itu di Masjidil Haram. Jangan buruk sangka dulu, karena urusan raba meraba itu merupakan tugas rutin petugas alias askar, mereka memeriksa setiap jamaah yang masuk masjid. Kamera dan HP berkamera tidak boleh dibawa masuk, karena ada larangan mengambil foto di lingkungan masjid. Bawa barang yang jumlah maupun bentuknya gede juga tidak diperbolehkan karena masjid bukan tempat menyimpan barang dagangan. Kalau barang bawaan anda banyak dapat ditipkan di tempat penitipan barang (locker) yang lokasinya di halaman depan masjid, dijamin aman karena dijaga petugas.
Pemeriksaan jamaah wanita dilakukan oleh wanita berbaju hitam dan bercadar ala ninja, yang terlihat hanya matanya yang besar dan hitam. Di tanah air kita banyak mendengar lelaki yang berpakaian wanita sembunyi di toilet wanita mengincar korban untuk melampiaskan birahinya bahkan tega membunuh setelah hajatnya terpenuhi. Ketakutan yang sangat tidak beralasan karena orang Arab tidak berani melakukan perbuatan tercela di sekitar tempat ibadah seperti Masjid Haram.
Setiap kali pergi ke masjid saya membawa tas berisi sajadah dan kantong plastik pembungkus sandal jepit. Setiap kali melalui pintu masjid selalu saya perlihatkan isi tas kepada petugas sebelum dia meminta untuk membukanya. Suatu kali setelah memperlihatkan isi tas, seorang petugas mengatakan sesuatu, karena tidak paham bahasa Arab sayapun bertanya :
“ Pardon Me ?”
“ Wellcome brother !” jawabnya sambil mempersilahkan saya terus masuk kedalam. Giginya yang putih dan senyumnya yang tulus membahagiakan perasaan pada dini hari yang sangat dingin itu. Sejak saat itu kalau kebetulan dia yang bertugas di pintu yang biasa saya lewati, tasku tidak pernah diperiksa lagi. Suatu hari saya terkejut ketika menyadari ada kamera di dalamnya, tapi ketidak sengajaan ini tidak saya manfaatkan untuk mengambil foto di dalam masjid.

ANDAI NABI NAMBAH SATU : gado-gado perjalanan haji

3. TSUNAMI ! TSUNAMI !


Hotel Hilton, tempat kami menginap di Makkah adalah hotel berbintang lima bila dilihat dari kacamata kenyamanan beribadah. Betapa tidak, halaman hotel langsung berbatasan dengan halaman Masjidil Haram. Fasilitasnya juga lumayan lengkap, lantai satu sampai lantai tiga digunakan sebagai lokasi pertokoan yang menyediakan berbagai keperluan jamaah termasuk cindera mata untuk oleh oleh pulang ke tanah air. Di lantai dasar ada tersedia kios penukaran uang (money changer) dan restoran yang menyediakan makanan khas seperti nasi kebuli, kebab, bakso dan nasi goreng yang cocok dengan lidah Indonesia.
Setiap jamaah menempati kamar sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pengurus travel. Lebih tepatnya sesuai dengan kemampuan keuangan kita waktu mendaftar sebagai calon jemaah haji. Yang berkantong tebal bisa satu kamar berdua (dengan isteri), bisa bertiga bila dengan anak, bahkan bisa sendiri kalau mau sih. Saya menempati kamar untuk berempat, jadi ada dua ekstra bed disisipkan di dalam kamar yang sebetulnya dirancang hanya untuk dua orang. Kamar menjadi sempit tapi terasa lapang karena mendapat tiga orang kenalan baru.
“ Mohon maap sebelumnya pak, kalau tidur saya mendengkur !” salah satu dari kami angkat bicara.
“ Oh, tidak apa apa “, jawab kami bertiga.
“ Saya sering keluar angin kalau tidur “, kawan yang satu lagi memberikan pengakuan. Maksudnya kentut. Ah, itu juga tidak masalah kalau cuma angin yang dikeluarkan
“ Saya tidak bisa tidur kalau lampunya terang !” kawan yang ketiga tak mau kalah mengajukan peenawaran. Ah, itu juga mudah diatasi dengan mematikan lampu sebelum tidur.
“ Saya perokok berat, tapi tidak akan merokok di kamar dan juga di kamar mandi !” kini giliran aku yang memberikan komitmen. Pembagian tempat tidur, pengaturan letak kopor, pembagian gantungan baju di lemari, dan hal penting lainnya selesai diatur dan disepakati.
“ Hal-hal yang belum diatur pada kesepakatan ini akan diselesaikan kemudian secara musyawarah mufakat dengan semangat persaudaraan haji !” salah satu teman baruku berkata.
“ Ha ha ha !!! “ kami berempat, dua PNS dan dua pegawai swasta tertawa nikmat.
Di kamar tersedia TV, selain gambarnya yang kurang tajam, hanya CNN yang dapat kami ikuti karena channel selebihnya berbahasa Arab. Berulang kali berita tsunami di NAD mendominasi acara CNN, lumayan tidak ketinggalan berita mengenai tanah air. Kalau tidak naik haji saya akan ikut sibuk dalam kegiatan tanggap darurat bencana tsunami ini, karena itulah salah satu tugasku di kantor, berurusan dengan bencana dan korban bencana. Mungkin karena merasa sedikit bersalah tidak ikut dalam penanganan bencana ini, malamnya saya bermimpi melihat gelombang air dari arah Glodok menuju kawasan Thamrin. Aku segera berteriak : “ Tsunami ! tsunami !! “, dan tersadar ketika mendengar teman di tempat tidur sebelah menjawab : “ Bukan, bukan tsunami !” Rupanya dia masih asyik nonton CNN.
“ Maap, kemarin saya lupa mengatakan bahwa kalau tidur saya sering menggigau”, aku buat pengakuan.
Lengkaplah sudah penghuni kamar ini : ada yang menggigau; ada yang mendengkur; ada yang kentut. Walaupun gelap kami tahu siapa yang mengeluarkan suara suara khas itu.

Jumat, 17 September 2010

ANDAI NABI NAMBAH SATU : gado2 perjalanan haji

2. HAJI SOBAR TERLAMBAT TERUS

Lewat tengah malam pesawat mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, salah satu bandara tersibuk di dunia pada saat musim haji seperti sekarang ini. Perjalanan Jakarta – Jeddah ditempuh dalam waktu 9 jam 15 menit, menurut pramugari sewaktu lepas landas dari Jakarta. Yang jelas keberangkatan dari Jakarta terlambat dari jadwal semula jam 13:40 menjadi jam 16:00.
Terbesit dalam benak : “ Masih perlukah kita peduli dengan waktu pada saat ini ? “ Apakah ini perjalanan dinas untuk menghadiri rapat atau menyampaikan makalah pada sebuah seminar ? Tidak ! Apakah ini perjalanan bisnis dalam rangka penandatanganan kontrak ? Juga tidak ! Jadi apa yang perlu dirisaukan ?
Wellcome, Selamat Datang, Mabuhay. Tulisan yang terpampang besar di tembok ini tidak memberi kesan bahwa inilah tempat kedatangan khusus untuk jamaah yang akan menunaikan haji. Kurang percaya rasanya kalau Bandara Internasional King Abdul Aziz milik negara makmur seperti Arab Saudi seperti ini. Dari beberapa negara yang pernah saya kunjungi, bandara internasional di Kathmandu (Nepal) yang paling sederhana tapi itupun masih jauh lebih bagus dan bersih.
“ Untuk penerbangan reguler bukan disini tempat kedatangannya pak ! “ kata temanku satu rombongan seakan dia tahu apa yang saya herankan. Oh, pantaslah kalau begitu, tempat ini hanya digunakan setahun sekali, jadi wajarlah kalau toiletnya kurang terurus alias kotor sekali. Sekarang kami harus menunggu pemeriksaan imigrasi sebelum keluar dari Bandara dan menuju Makkah.
Empat meja imigrasi masih kosong. Jamaah terlihat kuyu karena kelelahan setelah melewati perjalanan yang cukup lama. Sebagian duduk bersandar di kursi panjang berwarna putih terbuat dari plastik, beberapa diantara kami memanfaatkan waktu untuk segera berpakaian ihram dilanjutkan dengan sholat sunah ihram 2 rakaat.
“ Anda harus bersabar, karena kesabaran kita sedang diuji “ kata salah seorang pembimbing kami. Lelah, jemu dan kesal karena menunggu terlalu lama memunculkan berbagai komentar diantaranya adalah bukanlah Arab kalau urusan berjalan lancar dan cepat. “ Nah, jadi tidak sabar kan ?!” kata pembimbing lainnya.
Pada musim haji seperti saat ini seharusnya diperlukan lebih banyak petugas imigrasi, kalau jumlahnya tidak ditambah berarti jam kerjanya yang diperpanjang.
Akhirnya, petugas imigrasi datang juga. Kejenuhan tercermin di wajah mereka, satu persatu kami dipanggil melewati meja imigrasi, hampir tak ada komunikasi memang saat itu adalah waktunya tidur. “ Tak perlu ada pertanyaan atau kecurigaan kepada tamu Allah” gumamku dalam hati. Sebentar saja seluruh rombongan kami sudah melewati bagian imigrasi.
Bagasi sudah menunggu, dipisahkan sesuai kelompok travelnya. Keseragaman warna koper dan tulisan nama travel sangat memudahkan untuk mengenali kelompok kita, sekarang tinggal memilih koper masing masing yang sudah tertera namanya dan juga diberi ciri khusus supaya mudah dikenali. Sebelum keluar Bandara, koper diperiksa lagi melalui ditektor, cepat dan lancar, lumayan sebagai obat penghibur kelamaan menunggu proses imigrasi. Wah, lega rasanya setelah keluar dari ruangan yang sumpek dan tidak nyaman. Masih di lingkungan bandara, setiap kelompok calon haji telah disediakan tempat sesuai negaranya. Disitu sebagain besar jamaah berganti pakaian dengan ihram, sholat sunah ihram 2 rakaat dan menunggu pemberangkatan dengan bis menuju Makkah.
“Kesabaran itu tidak hanya perlu, tetapi juga penting !”, itulah pesan yang turun temurun disampaikan dari tahun ketahun dan diulangi terus menerus oleh petugas haji Departemen Agama pada setiap manasik haji. Tidak salah memang, yang salah adalah kalau nasehat itu digunakan untuk menutupi kekurangan pelayanan atau sebagai dalih keengganan memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi tahun sebelumnya.

Kamis, 16 September 2010

ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado-Gado Perjalanan Haji

1. WINE SIR ?

Memasuki pesawat segera terasa suasana yang sangat berbeda dengan penerbangan pada umumnya. Kami melihat pramugari Garuda berkerudung, tersenyum, kemudian mengangguk sambil menyapa : “ Assalamu’allaikum pak Haji !”
“ Saya belum haji, mbak ” jawabku
“ Oh iyahhhh …… ?“
Bagaimana yah kalau terbang dengan maskapai lain yang pramugarinya berpakaian ketat atau “sopan” alias sobek di depan ?
“ Astagfirullah Aladzim kok pikiran jadi ngelantur begitu” aku berguman.
Fasten Your Seat Belt ! Kencangkan sabuk pengaman karena pesawa akan segera tinggal landas. “ Bismillahir rahmanir rahim, berilah keselamatan dalam perjalanan ini ya Allah, kami memenuhi panggilan – MU”.
Sholat Magrib dan Isya akan dilaksanakan secara berjamaah, kami diminta segera berwudhu dengan tayamum. Akan sangat panjang antrian di depan toilet kalau saja harus berwudhu dengan air. Selain itu, air tentunya perlu dihemat untuk penerbangan jarak jauh non stop Jakarta - Jeddah.
Adzan dikumandangkan dan dilanjutkan dengan iqamah. Imam tidak minta untuk merapatkan dan meluruskan barisan (shaf) untuk shalat berjamaah ini, karena deretan kursi sudah rapat dan lurus. Demikian juga dengan arah sholat, penerbangan menuju Jeddah jadi sudah menghadap kiblat di Makkah. Teringat pengalaman melaksanakan survei di Selat Sunda pada bulan Ramadhan tahun 1993 dengan Kapal Riset Baruna Jaya, dimana saat akan melaksanakan Sholat Tarawih kapal perlu dihadapkan ke arah barat terlebih dulu.
Sebagian besar jamaah yang berangkat terdiri dari pasangan suami isteri (pasutri), sehingga tempat duduk di deretan tengah yang terdiri dari empat kursi akan diisi oleh dua pasutri, pemandangan yang hampir tidak mungkin ditemui pada penerbangan biasa. Walaupun ini penerbangan ke luar negeri, penumpang tidak mungkin ditawari Whisky, Wine, atau Bir !
“ Bapak mau minum apa ?”
“ Zamzam, please !” jawabku
“ Maap, tidak ada pak, adanya soft drink, jus, aqua, teh atau kopi ?”
“ Kenapa tidak ada ?” gurauku
“ Kita baru berangkat untuk mengambilnya pak “, pramugari tahu kalau permintaan saya hanya basa basi tapi kalau memang disediakan INI BARU PENERBANGAN HAJI.

Rabu, 15 September 2010

ARUS BOLAK-BALIK MUDIK

Arus mudik dan balik mudik di jalur pantura memang ramai sekali. Penduduk sepanjang jalan pantura cukup cerdik memanfaatkan peluang bisnis dari mulai H-7 sampai H+7. Kalau jualan makanan dan minuman di jalan itu sudah biasa dan merupakan tanda kemacetan.
Tempat ibadah (masjid) menyediakan tempat parkir dan juga kantin makanan, selain tentu saja fungsi utamanya tempat sholat di sela perjalanan.
Rumah di pinggir jalan juga demikian menyediakan tempat parkir (kalau ada) dan buka warung minuman hanya selama 2 mingguan tersebut. Bahkan rumah pendudukpun diserbu pengendara sepeda motor kalau terjadi hujan lebat sekedar untuk berteduh. Para penduduk juga menyewakan kamar mandi untuk para traveler ini. Pendek kata peluang dapat uang harus dimanfaatkan.Kelhatannya kedpan bakalan ada penyewaan tempat utk istirahat barang 1-2 jam sekedar meregangkan kaki dan menjaga kewaspadaan mengemudi. Soalnya kalau hotel kan mahal, lagian nanti dikiranya transi jam-jaman.

Senin, 13 September 2010

RETRIEVE THE MEMORY

Biarpun susah payah perjalanan, mudik tetap trip yang menarik bagi bangsa kita. Waktu masih bujangan dan sudah kerja di kota, kegembiraan itu nampak ketika bertemu kawan lama, sahabat masa kecil, sahabat di bangku sekolah, sahabat main. Ada sahabat yang sama-sama merantau, ada sahabat yang tetap menunggu di kampung, semuanya diselimuti kegembiraan bertemu setahun sekali paling tidak. Ketika mudik dengan keluarga, isteri dan anak atau anak-anak, kegembiraan itu bertambah karena kita akan bertemu dengan orang tua kita, bapak dan ibu yang telah membesarkan kita ataupun bapak dan ibu mertua sebagai bagian dari keluarga kita. Kegembiraan itu berlanjut dari tahun ke tahun, mengalir seperti derasnya kasih sayang orang tua yang tidak pernah lekang. Sampai suatu waktu ketika tidak ada lagi yang mengharapkan kedatangan kita atau menyambut di halaman rumah karena kedua orang tua tercinta itu telah tiada.
Kita merasakan kehilangan, kita tidak pernah merasa kehilangan sewaktu keduanya masih hidup. Rumah yang kosong, halaman rumah yang bersih tapi tanpa ada cahaya kegembiraan.
Ketika memasuki pintu rumah tidak ada lagi peluk cium dari ayah dan ibu, ruang tamu sepi, ruang keluarga hampa. Ruang makan yang biasanya meja itu penuh dengan sajian yang disiapkan ibu tak nampak lagi. " Ini makanan kesayangan mu nak, ibu siapkan dari kemarin, ayo makanlah !", suara itu seolah menginang kembali di telinga. Terus ke dapur, tak ada lagi bau masakan yang dulu tercium setiap kali datang ke rumah. Kemanakah mereka ? Ah,mungkin di kamar mandi lagi membersihkan kamar mandi supaya anak dan cucu betah. Merekapun tidak ada.
Kita merasa kehilangan, kita tahu bahwa mereka sudah wafat, tapi mata bathin mampu merasakan bahwa mereka berdua ada di rumah ini. Foto ayah dan ibu masih tergantung di kamar tidur mereka, mereka terlihat bahagia walau jauh di lubuk matanya tersimpan kesedihan bahwa hari ini, di hari yang fitri ini, tidak bisa lagi memeluk dan menyapa. Perabotan di kamar mereka masih tersusun seperti dulu, meja rias dan kursinya, diatas lemari masih tersimpan tas yang sering dibawa bapak ketika mengunjungi kami di kota.
Dulu ketika mereka masih ada, diantarnya kami sampai ke pintu pagar, didoakan selamat di perjalanan, diiringi harapan untuk mengarungi kehidupan yg bahagia, ada isyak tangis ibu melepas kepergian kami, ada linangan air di mata bapak, mereka menunggu dan menjalani kehidupan di kampung. Ritual yang terjadi setiap kali kami mudik. Semuanya itu tidak ada lagi.
Andai saja waktu bisa kuputar balik, aku ingin berlama-lama menemani mereka karena dulu seolah tergesa ingin kembali ke kota. Kami ingin menemani bapak ke kebun dan kolam ikan kesayangannya semasa menjalani masa pensiun. Kami ingin menemani mereka cerita tentang kehidupan setahun silam, dari mulai lebaran tahun lalu sampai sekarang. Semoga Allah mengampuni dosa ibu dan bapak, melimpahkan rahmatNya, menerima segala amal ibadahnya, maafkan segala kekeliruannya. Amien

NEGERI PENGGEMAR MOTOR

Beberapa tahun yang lalu, kami terkejut melihat begitu banyaknya motor (motorcycles) di jalan -jalan kota Hanaoi.Hah, pastinya sekarang mereka yang terejut melihat begitu banyak motor berseliweran di hampir seluruh kotadi Indonesia. Apalagi di ibu kota Jakarta, apalagi menjelang dan sehabis lebaran seperti sekarang ini.
Apa kita harusnya bangga atau malu. Lho kok malu sih ? Malulah karena masyarakat menggunakan motor disebabkan oleh tidak adanya kemampuan memiliki kendaraan roda empat. Malulah karena sistem tranportasi publik sangat jelek sehingga tidak menarik minat masyarakat untuk menggunakn sarana transportasi umum yg kotor, jorok, semrawut, tidak nyaman banyak pengemis dan pengamen, tidak aman banyak copet dan perilaku pelecehan seksual. Pendek kata ini salahnya perencana kota atau ini lihainya pelobi induatri sedan dan motor.
Kami yakin limabelas tahun yag akan datang akan lahir pembalap motor kelas dunia macam Valentino Rossi. Sebabnya ? Dari mudik dan balik ini, anak balita kita sudah dilatih berkendaraan motor jarak jauh dan pake ngebut lagi. Sebagian pengendara motor saat lebaran ini pasti dengan anaknya, yang kecil diapit diantara kedua ortu, yang agak gedean ditaruh didepan. Penuh dengan barang bawaan mereka menerjang padatnya lalin di pantura dan jalur lainnya. Jalanan dibagi dua secara tidak sengaja, jalur cepat untuk mobil, jalur satunya untuk motor. Ngeri sekali kita lehat begitu padat dan nyaris tak ada pembatas antara motor dan mobil yang melaju kencang.
Well, harapan kita semuanya lancar dan selamat. Ini lebaran bung, bahkan polisi juga cukup toleran. Bukan berarti meremehkan soal keamanan berkendaraan, tapi lebih keadaan darurat, dalam keadaan darurat apapun ditolerir. Komnas anak bahkan tidak pernah berbicara tentang ini, apakah ini pelecehan terhadap anak, mere,mehkan hak perlindungan anak ? Ah, lagi-lagi ketidak mampuan masyarakat membuat semuanya napak hal yang biasa saja.

Sabtu, 11 September 2010

CUMA 4MPAT KG

Karena kurang olah raga, penurunan berat badan selama bulan puasa 30 hari cuma 4 kg dari 65 menjadi 61. Rekord ini sama juga dengan tahun lalu dari 63 menjadi 58 kg. Not bad at all, krena tujuan puasa tokh bukan untuk menurunkan berat badan, itu sih cuma manfaat sampingan untuk kesehatan. Kalau soal ibadah spiritual biarlah Allah yang membalasnya.

Kembali soal penurunan berat badan, efektifnya padA 10 hari pertama. Kenapa ? pada waktu itu sarapan sahur hanya minum jus dan makan bubur oat, juga masih sempat treadmill 30 menit menjelang maghrib. Sepuluh hari kedua, mulai loyo alias perlu makan sahur lebih banyak, olah raga juga mulai terasa lemas. Pada sepuluh hari terakhir, banyak buka bersama yang menu dan porsinya lebih banyak.

Pada akhirnya, semoga ibadah puasa kita diterima olleh Allah SWT. Amien

Jumat, 10 September 2010

SIKLUS ENAM ABAD

Menarik tausiah prof. Nasruddin sambil menanti berbuka puasa di rumah kediaman pak Ical. Bahwa selama peradaban manusia dikenal siklus sbb :
1. Enam abad SM, dunia dikuasai oleh pemikiran para filsof kita mengenal socrates, plato, dll seakan dunia pada masa itu adalah milik mereka.
2. Abad ke 1 s/d 6 dunia dikuasai agama nasrani, apa yang di katakan pendeta adalah kebenaran hakiki. Copernicus yg pendapatnya berbeda tentang bumi kita yg bulat ini akhirnya dibunuh.
3. Abad 6 s/d 12 merupakan masa tumbuhnya ilmu pengetahuan, unsur2 kimia mulai ditemukan, ilmu biologi demikian juga.
4. Abad 12 s/d 18 masa bulan madu antara agama dan iptek. Banyak penemuan iptek yg memperkaya peradaban manusia seakan melengkapi bentuk kehidupan yg agamis.
5. Abad 18 s/d saat ini kita menyaksikan revolusi iptek yg sangat dasyat. IT dan biologi molekuler seakan menjauhkan kita dari sang pencipta. Ada kekosongan dalam relung peradaban seakan tiada lagi tempat tuhan dalam kehidupan kita.
Wallahuallam bissawab.

Kamis, 09 September 2010

KALI INI SAMA

Alhamdullilah, kali ini lebaran sama pada Jumat tgl 10 September. Dari dulu saya terkdang aneh kok bisa tdk sama ? Saya sering juga iri kalau natalan kok sama semua tanggal 25 Desember. Kenapa tdk pakai hisab/hitungan astronomi saja yg jadi patokan ? Bukankah dg hisab sdh bisa dihitung kapan terjadinya gerhana bulan, gerhana matahri lengkap dengan jaam dan lokasi dimna kita bisa mengamti.
Klo ada yg berbeda saya sempat bertanya pd kawan apa sih yg kita rayakan itu ? mERayakan datangnya bulan baru atau merayakan kemenangan ? Merayakan kemenangan bersma - sma.
SELAMAT IDUL FITRI 1431 H
BANYAK MANFAAT YG DIRAIH SELAMA SIAM INI

Selasa, 07 September 2010

KULSUM: 10 TEMAN SYETAN

Di kantor saya ditugaskan untuk memberikan kulsum ba'da sholat dhuhur. Karena tugas, walaupun bukan ahli agama ya saya laksanakan dengan mencari bahan dari internet. Berikut adalah bahan yang saya sampaikan.
Diriwayatkan dari Wahab bin Minabbih, suatu hari iblis diperintahkan oleh Allah untuk mendatangi Nabi Muhammad SAW dan menjawab segala pertanyaan yang diajukan. Iblis menyerupai sebagai sosok laki-laki tua bertongkat.
Pada kesempatan itu nabi bertanya tentang golongan orang yang termasuk teman syetan. Iblis menjawab ada 10 golongan, siapa sajakah mereka ?
1. Hakim yang curang/tidak adil
2. Orang kaya yang sombong
3. Pedagang yang berkhianat
4. Pelanggan minuman keras
5. Tukang fitnah
6. Orang yang riya’ (beramal untuk dipuji/dilihat orang)
7. Orang yang memakan harta anak yatim/orang miskin
8. Orang yang meremehkan sholat
9. Orang yang tidak mau membayar zakat
10. Orang yang hanya berangan-angan (tidak berbuat nyata)

Imam Al-Ghozali memberi tuntunan untuk menghindari perangkap syetan antara lain adalah :
1. Zikir mengingat Allah
2. Menjauhi tempat maksiat
3. Puasa/mengendalikan nafsu
4. Selalu ingat bahwa tujuan syetan adalah menjerumuskan dan menyesatkan manusia

Senin, 06 September 2010

KITA ORANG JAUH DENGAN TUHAN

Ada joke yang pernah saya dengar tempo deoleo tahun 1900-an. Yang paling dekat dengan tuhan itu adalah pemeluk agama kristen karena memanggil tuhan dengan "Bapakku di surga". Umat hindu juga dianggap masih dekat dengan tuhan, mereka berdoa "Om santi, santi Om". Sedangkan kami umat Islam merasa jauh dengan tuhan karena harus menggunakan loud speaker untuk menghadap Tuhan "Allah Akbar" !!
Saya hampir marah mendengar joke itu,saya renungkan kembali mungkin itu sindiran bagi kami yang terlalu bising mengganggu tetangga. Nah, baru-baru ini ada warga USA yang menyantroni mesjid di Lombok dini hari dan mematikan loudspeaker tersebut karena merasa terganggu. Kejadian ini bukan yang pertama kali, diberitakan di koran kejadian serupa terjadi di pemukimam padat sepeerti di Jakarta.
Saya bersyukur tinggal disebuah komplek perumahan di kota Bogor yang agaknya lebih "modern" soal loudspeaker ini. Di komplek kami, hanya adzan yang menggunakan loudspeaker, sedangkan kegiatan peribadatan lainnya tidak "dispeakerkan". Walaupun penghuni komplek non-muslim terbilang sedikit sekali, kami merasa salut kepada pengurus DKM yang memiliki pengaturan seperti itu. Syiar Islam tokh tidak identik dengan penggunaan loudspeaker.