Sabtu, 16 Oktober 2010

ANDAI SAJA NABI NAMBAH SATU

Bagian ke - 26

Ketika nabi dan para sahabat shalat dzuhur berjamaah di rumah Ny. Ummitasyar di Kampung Salamah turunlah ayat yang memerintahkan berpindah kiblat dari Masjid Aqsa di Palestina ke Masjid Haram di Saudi Arabia. Wahyu ini datang ketika Nabi baru menyelesaikan rakaat kedua, Nabi menghentikan shalatnya lalu berputar persis 180 derajat menghadap arah baru dan diikuti jamaah yang memutar agar tetap berada dibelakang nabi. Inilah pertama kali dan terakhir nabi melaksanakan satu shalat dzuhur dengan 2 kiblat, 2 rakaat ke Masjid Aqsa dan 2 rakaat ke Masjidil Haram. Wahyu perubahan kiblat ini dinyatakan Al Quran dalam Surat Al Baqarah Ayat 144. Di tempat itu kemudian dibangunlah Masjid yang kemudian dinamakan Qiblatain yang artinya masjid berkiblat dua.
Walaupun masjid Aqso bukan sebagai kiblat lagi, nabi meminta umatnya untuk menziarahi 3 masjid utama yaitu Haram, Nabawi dan Aqso di Jeruslem. Andai saja nabi berkenan menambah satu masjid lagi sebagai tempat ziarah, masjid apa yang paling pantas ? Sebagai nabi yang memiliki pandangan jauh kedepan mungkin saja yang jadi pilihan adalah masjid terbesar di negara yang pemeluk Islamnya terbesar di dunia, dan itu pasti di Indonesia. Bangsa Indonesia akan sangat senang mendapat pengakuan dari nabi yang dicintainya.
Masjid Istiqlal di Jakarta akan menjadi tempat penting untuk diziarahi oleh umat Islam seluruh dunia. Kalau mereka sudah sampai di Jakarta masa tidak sekalian berkunjung ke objek wisata lainnya ? Bandung, Jogja dan Bali serta tempat lainnya yang bersejarah ataupun yang menarik untuk dikunjungi. Dunia pariwisata kita akan tertolong banyak dan tidak perlu promosi lagi. Departemen Agama mungkin menambah satu dirjen, barangkali Dirjen Urusan Ziarah yang diharapkan lebih kreatif menjajakan tempat lainnya yang berkaitan dengan perkembangan Islam di Indonesia seperti Maqom Wali Songo misalnya.
Ah, tapi tunggu dulu ! dengan adanya otonomi daerah setiap propinsi (terutama yang kaya) akan berlomba membangun masjid yang besar dan megah. Sebagai daerah yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekah, Masjid Baitul Rahman di Banda Aceh mungkin segera diperluas dan dipercantik. Riau tidak mau ketinggalan membangun mesjid baru yang lebih besar, Kaltim menyusul dengan masjid yang terbesar di Asia. Pendek kata semua propinsi berlomba membangun mesjid yang paling megah dan besar. Karena terjadi persaingan yang kurang sehat disiapkanlah Keppres untuk pengaturan masjid ini, tapi segera ditentang oleh daerah karena mereka yakin yang akan diuntungkan adalah Jakarta sebagai Ibu Kota. Wah repot juga yah urusan masjid ini! Untunglah nabi tidak menambah satu masjid lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar