Jumat, 29 Oktober 2010

DIGANGGU ABG ARAB

ANDAI NABI NAMBAH SATU : Gado2 Perjalanan Haji

37. DULU SAYA MARAH

Waktu mahasiswa saya marah terhadap anak anak muda (sekarang istilahnya ABG) yang suka mengganggu turis bule di Kebun Raya atau di puncak. Saya bilang tidak boleh begitu dong kan turis bawa rizki buat para pedagang, restoran dan hotel. Ketika berkesempatan kuliah di luar negeri dan beberapa kali tugas ke Eropah dan Amerika ternyata perilaku ABG memang begitu. Orang asing diganggu bahkan menjurus kearah rasial. Beberapa kali saya menyaksikan jamaah haji Indonesia digangggu ABG Arab.Terhadap jamaah pria gangguan itu bersifat merendahkan sedangkan terhadap wanita berbau pelecehan seksual.
Ganggu mengganggu bagi anak muda mungkin bagian dari kesenangan mereka. Kini kalau melihat hal serupa saya hanya senyum saja, tidak khawatir mereka kapok datang ke Indonesia lagi karena gangguan kecil itu tidaklah sebanding dengan kesenangan yang mereka dapatkan. Demikian juga dengan jamaah haji ada hal yang lebih penting yang menjadi tujuan utama. Para pengganggu biasanya menyenangi sasaran yang sendirian dan tidak berani terhadap turis yang berjumlah besar. Harap diingat baik baik itu.



38. KITA LEBIH BERANI

“Jamaah” Eropah dan Jepang paling banyak dibanding Indonesia. Lho ? Jamaah itu berupa barang elektronik, jam tangan, parfum dan produk lainnya. Musim haji banyak memberi manfaat bagi mereka, termasuk Taiwan dan Cina. Dengan berbagai aneka produknya termasuk tasbih, sorban dan asesoris ibadah lainnya menjadi barang cinderamata bagi jamaah Indonesia karena harganya yang murah. Sangat disayangkan pangsa pasar yang potensial itu malah dimanfaatkan oleh negara yang notabene penduduknya non muslim. Barang buatan Indonesia sangat sedikit sekali, kalaupun ada bangsa kita memang lebih bangga dan menyukai produk luar (kecuali rokok kretek). Kita mungkin lebih senang mengirimkan orangnya langsung dari pada produknya ( he .. he …).


39. PERBANYAKLAH SODAQOH

Untuk urusan angkat mengangkat barang, penyelenggara perjalanan membayar kuli, tapi kuli angkut tetap saja minta tip. Seorang teman terus diikuti sampai duduk di bus karena kuli itu telah membantu memasukan tas kedalam bagasi bus. Kalau tidak mau pusing anggap saja sodaqoh dengan SA 2 sudah cukup. Setelah bagasi ditutup dan bus siap berangkat salah seorang kuli naik kedalam bus, persis seperti pengamen yang baca puisi di dalam bus kota, kita pahamlah bahwa dia mewakili temannya untuk minta tip. Ikhlaskan uang kecil sebagai sodaqoh, enak kan jadinya ?
Sebelum bus berangkat meninggalkan Madinah menuju Sisha, naiklah sepasang suami isteri dengan anak kecil digendongannya. Bicara dalam bahasa Arab kemudian dalam bahasa Inggris (lumayan juga lebih pintar dari pengemis di Indonesia), maksudnya anaknya sakit perlu berobat dan belum makan, begitulah kira kira. Permintaan itu diakhiri dengan isak tangis yang mengharukan. Menurut jamaah yang sudah beberapa kali haji kejadian ini sudah biasa dan sering kali memanfaatkan kemurahan hati calon haji dan hajjah. Musim haji memang seperti layaknya mau lebaran, setiap ada kesempatan selalu dimanfaatkan untuk mengais rizki. Janganlah berpretensi jelek, doakan anaknya cepat sembuh dan sehat kembali. Kalau ada yang keluar dari dompet anda itu tidak akan sia sia, pasti tercatat sebagai deposito buat di akherat nanti, Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar