Minggu, 24 Oktober 2010

TKB alias Tenaga Kerja Bangladesh

SERIAL ANDAI NABI NAMBAH SATU

32. MY FRIEND ROOM BOY

“ Salamualaekum !”
“ Walaekum salam, how are you ?”
“ Hamdullilah, good, good !” jawab room boy yang tugasnya di lantai 10 tempat kami menginap di Madinah. Suatu saat kami berpapasan di lift dan dia menyapa terlebih dulu :” How are you my friend ?”. Sedikit heran dengan kata “ my friend “ saya jawab :” hamdullilah, I am fine thank you !”
Seluruh room boy di hotel itu adalah TKB, Tenaga Kerja Bangladesh. Jangan berharap mendapat pelayanan dan penghormatan seperti yang biasa kita peroleh di hotel berbintang di Jakarta karena TKB ini jelas tidak terlatih dalam urusan pelayanan hotel, tata krama dll. Komunikasi seringnya pakai bahasa isyarat, karena bahasa Inggris atau bahasa Indonesia sangat terbatas.
Pemilik hotel rupanya merasa cukup dengan mempekerjakan tenaga setaraf itu, selain murah gajinya tokh tamunya juga kebanyakan adalah yang ziarah dan lebih menghabiskan waktu diluar hotel untuk ibadah atau belanja. Bagi jamaah yang sangat diperlukan adalah kebersihan dan ketenangan, itu saja sebetulnya.



33. INDONESIA BAGUS (LAGI)


“ Mari ! mari ! …. liat liat dulu !”
“ Mari ! mari ! ….. disini murah murah !!”
Itulah ajakan penjual barang di toko dan di emperan sekitar Masjid Haram atau Nabawi. Mereka orang Arab atau Bangladesh yang tahu pentingnya dapat berbicara bahasa Indonesia seperlunya karena jamaah haji Indonesi paling banyak dan paling rajin belanja.
Kita paling suka melakukan tawar menawar, dan kalau dikasih merasa sudah murah dan beruntung. Mengetahui karakter wong kita, harga yang ditawarkan bisa 3 atau 4 kali lipat dari harga sebenarnya. Jadi bila anda membeli barang yang harganya cukup mahal bisa jadi anda tertipu karena teman yang lain membeli dengan harga yang lebih murah untuk barang yang sama.
Kalau mau membeli barang yang asli dan bermerk, memiliki kelas tersendiri seperti jam tangan, datang saja toko resminya, anda akan menemukan susana yang jauh berbeda di toko eksklusif ini. Jangan pernah masuk toko yang sepi pembeli karena hal itu menandakan sudah banyak orang tertipu. Untuk sekedar perbandingan anda boleh survey dulu di supermarket yang memasang fix price seperti di Bin Dawood misalnya. Indonesia Bagus, Indonesia Bagus !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar