Minggu, 28 November 2010

PERJALANAN HAJI PADA MASA DEPAN

Andai Nabi Nambah Satu Bag. Ke-48.

Passport Coklat ? wah itu cerita lama bung ! kini jamaah Indonesia pergi haji dengan Passport Hijau yang digunakan untuk bepergian ke luar negeri tidak hanya khusus untuk berhaji. Passport berlaku untuk lima tahun, kalau setiap tahun pergi haji akan tercatat di passport itu karena pemerintah mengeluarkan peraturan naik haji hanya boleh lima tahun sekali untuk memberi kesempatan dan memprioritaskan bagi yang belum pernah berhaji. Bagi yang belum pernah berhaji dijamin pemerintah akan mendapat visa, yang pernah berhaji boleh berangkat lagi setelah lima tahun. Kalau masih ada sisa quota ? terbuka untuk siapapun yang sudah berhaji belum lima tahun dengan membayar 3 kali Ongkos Naik Haji untuk memberangkatkan 2 orang guru agama atau petugas majid yang tidak memiliki kemampuan naik haji. Pemerintah tidak menjadi penyelenggara perjalanan haji dan beralih tugas atau hijrah ke tempat yang lebih tinggi dan terhormat sebagai pengayom, pengawas dan pemantau. Istilah kerennya bukan lagi ROWING tapi GUIDING. hebat kan ? Perubahan ini bukan saja menjadi bagian dari tuntutan jaman menuju pemerintahan yang adil, bersih dan sejatera tetapi juga berkat survey yang dilakukan oleh satu lembaga terkemuka bahwa uang haram tidak membawa berkah bahkan membawa celaka dan sial. Sebagai penyelenggara adalah biro perjalanan yang terdaftar dan ditunjuk pemerintah melalui seleksi dan menilai rekam jejaknya. Yang telah terdaftar sebagai calon haji dibekali dengan VCD sebagai gantinya manasik, orang Indonesia sudah pintar tidak dapat lagi ditakut-takuti, dibohongi dan diperlakukan tidak senonoh maupun diperas. Anggota DPR dan DPRD patut dibanggakan karena menjadi pengawas dan pelindung rakyat yang memilihnya. Kalau tahu anda berasal dari Indonesia, di Saudi selalu diacungkan jempol dan tak luput juga perkataan INDONESIA BAGUUUUS !!!
Anda boleh mendaftar dimana saja, orang Jakarta mendaftar di Bali boleh, orang Bali mendaftar di Bali apalagi, berangkatnya diatur biro perjalanan jadi boleh berangkat dengan Pulau Dewata Air (PeDe Air), bisa dengan Majapahit atau Singosari Air, kalau berangkatnya dari Cirebon pakai Sunan Gunung Jati Air (EsGeJet).
“ Minum apa pak ?”
“ Whisky please !” jawab salah satu penumpang
“ Apa khabar pak ? mau ke Saudi ? “ tanya pramugari kepada bapak disebelahnya.
“ Saya mau menjemput TKI buat pabrik saya di Cilacap !”
“ TKI ?”
“ Tenaga Kerja India yang illegal saja bayarnya murah, ha ha ha. Oh, wine please … “
“ Baik pak, Bapak ? “ kepada yang duduk disebelahnya.
“ Zamzam please !” katanya
“ Silahkan pak Haji !”
Jangan khawatir toilet kotor, orang Indonesia sudah sering naik pesawat, ke luar negeri bukan karena mau naik haji saja tapi juga kayak bapak tadi menjemput TKI, turun di Singapore untuk meneruskan perjalanan ke Mumbay.
Imigrasi Bandara King Abdul Aziz Jeddah ? Jangan khawatir walaupun yang datang untuk berhaji semakin banyak jumlahnya, anda mendapat pelayanan paling prima karena selain menjadi tamu Allah andapun menjadi tamu pemerintah dan penduduk Saudi. Pelayanan imigrasi Bandara Changi tidak ada apa-apanya, itu cerita lama bung ! Ruang kedatangan dan imigrasi tidak dibedakan seperti pada pada tahun 2005 –an, anda serasa berada di Schipool Amsterdam minus bir dan casino. Mau santai dulu boleh, mau langsung ke Makkah silahkan, tinggal keluar menuju tempat pemberangkatan Kereta Listrik Monorel yang bernama Al Buroq berkecepatan tinggi, hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di Makkah. Statsiun di Makkah hanya berjarak 1 km dari Masjidil Haram, dapat ditempuh dengan jalan kaki menujun hotel yang telah dibooking biro perjalanan untuk anda sekeluarga. Seluruh jamaah Indonesia nginap di hotel (berbintang lagi), tidak ada ONH plus atau minus, sebagai perbandingan bayar dengan ONH biasa pada tahun 2005-an sudah mendapat fasilitas seperti ONH Plus. Jadi yang naik haji itu tidak terlalu luar biasa terutama biayanya.
Masya Allah, Masjidil Haram sudah bertingkat tujuh, hanya tawaf di dekat Kabah yang tidak banyak berubah, di atasnya tersedia ban berjalan untuk bertawaf jadi tidak terlalu cape dan lama untuk tawaf tujuh keliling maklum radiusnya lebih lebar dari pada di bawah. Pada musim haji yang tawaf di bawah dibatasi hanya yang berihram untuk melakukan tawaf yang wajib, anda dibekali karcis untuk masuk areal tawaf, secara otomatis pintu masuk terbuka seperti mau naik busway. Hal yang sama diterapkan pula untuk sai karena semakin banyak jamaah haji, sehingga sai diatas dilengkapi dengan ban berjalan untuk mempercepat prosesnya. Ban berjalan juga dipasang di sekitar Raudah di Masjid Nabawi untuk memberi kesempatan yang sama bagi setiap jamaah berdoa di tempat mulia ini. Pengaturan ini sungguh efektif dan menurunkan angka kematian jamaah, yang tua yang muda yang sehat yang kurang sehat mendapat kesempatan dan kenyamanan sama.
Transportasi yang selalu menjadi masalah dan menyebabkan kemacetan yang parah pada musim haji bahkan tidak jarang menimbulkan perkelahian antara supir bis, kini teratasi sudah. Makkah – Mina – Arofah tersedia monoreel seperti halnya Jeddah – Makkah. Dulu mode transportasi ini dianggap mahal dan tidak efisien, itu cerita lama bung ! sekarang perjalanan ke Arofah tidak hanya sibuk pada musim haji tapi hampir setiap waktu. Di luar musim haji, orang yang pergi ke Saudi tidak hanya untuk berumroh tapi juga untuk berobat. Penyakit hati diobati di Sisha dengan pesantren kilatnya, kota Sisha yang pada tahun 2000-an menjadi kota mati diluar musim haji kini selalu ramai dikunjungi bahkan Pusat Kajian Islam dikunjungi berbagai kalangan dari seluruh penjuru dunia dan hanya libur pada musim haji. Di Arofah berdiri rumah sakit modern, tidak hanya menyembuhkan penyakit karena kejiwaan tapi juga penyakit lainnya. Sejak tahun 1980 an pemerintah Saudi mengirimkan banyak mahasiswa untuk belajar berbagai ilmu di Eropah dan Amerika, dan inilah salah satu hasilnya sumberdaya manusia yang mampu berkompetisi karena ditunjang dengan fasilitas dan gaji yang memadai.
Kalau ada Umroh Plus atau Haji Plus bukan mengindikasikan biayanya tapi berkonotasi dengan penyembuhan penyakit lainnya. Jamaah Indonesia masih terbanyak jumlahnya dan juga terpopuler, INDONESIA BAGUUUS !! Batuk ? Sayangnya batuk jamaah masih tetap ada, tapi berdasarkan penelitian mutakhir diketahui bahwa batuk itu perlu sebagai proses pembentukan system pertahanan tubuh melindungi paru dan jantung, kalau pernah terkena batuk Arab anda tidak akan batuk lagi di Indonesia karena tubuh anda sudah mampu melawan virus yang paling jahil dan terbandel di dunia.
“ Indonesia baguuus !!!”
“ Uhuk …. Uuuuuhuk !! “
“ Wah menggigau lagi, bangun mas ! ayo kita naik ke pesawat !” saya terbangun, ketiduran karena cape menunggu karena pesawat delay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar