Senin, 08 November 2010

SESAMA SETAN DILARANG SALING MELEMPAR

43. MAAPKAN AKU TAN !

Prosesi haji yang dianggap paling berisiko adalah lempar jumrah atau balang yang terdiri dari jumrah Aqabah, whusta, dan Ula. Kata Jumrah artinya adalah kumpulan batu batu kecil, lokasi lempar jumrah ini adanya di Mina. Orang Arab menyebut Mina dengan Muna artinya “pengharapan” karena dalam keputusasaan Nabi Adam mendapat bisikan bahwa setelah 200 tahun berpisah akhirnya akan dipertemukan kembali dengan isterinya Hawa. Kata Mina secara harfiah berarti “ tumpahan darah binatang” yang disembelih. Setiap tahun di Mina ini disembelih sekitar satu juta qurban yang terdiri dari unta, sapi, domba dan kambing, inilah killing field yang sangat direstui umat.
Tempat balang sudah 2 lantai tapi masih relatif lebih sempit dibanding tempat tawaf dan Sai. Kedua, ada kepercayaan waktu afdol untuk balang yaitu sesudah matahari terbit (duha) sehingga akan terjadi penumpukan jamaah. Sudah ada pengaturan setiap negara untuk balang ini tapi kenyataannya masih sulit dilaksanakan. Ketiga, banyak jamaah yang kesetanan ketika melempar setan, padahal prosesi ini adalah simbolisasi perlawanan terhadap setan untuk selamanya. Prosesi lempar jumrah sebenarnya mengingatkan peristiwa saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan perintah Allah menyembelih putranya Ismail. Setan menggoda tiga kali dan tiga kali pula beliau melontarkan batu. Ditempat melempar batu inilah kemudian dibangun ketiga tugu dengan nama Aqabah, Whusta dan Ula itu. Pada 10 Zulhijah dimana di Indonesia berhari raya Idul Adha, jamaah haji hanya melontar satu jumrah saja yaitu Aqabah. Kemudian pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah melontar di ketiga tempat tersebut.
Balang melahirkan beberapa anekdot yang dikenal para jamaah diantaranya adalah setelah melempar batunya kembali menghantam jidat kita disertai pesan : SESAMA SETAN DILARANG SALING MELEMPAR ! Kemungkinan kena timpuk batu sangat kecil karena sekarang tugu sudah diperlebar menjadi dinding memanjang. Tidak hanya perjumpaan dengan Kabah yang menyebabkan banyak jamaah menangis, tetapi dengan selesai balang menghadirkan keharuan disertai air mata, barangkali gembira karena perjalanan yang sulit dapat dilalui. Disinipun ada anekdot bahwa balang hanya sebuah sinetron : SORI YAH TAN (maksudnya setan), NANTI DI JAKARTA KITA BERTEMAN LAGI ! Masya Allah, karena itu setiap prosesi wajib diniatkan dan dikukuhkan dengan doa seperti yang diajarkan pada waktu manasik haji.

1 komentar:

  1. Pak, emang setan adanya hanya di sono ya, katanya buka cabang di depan kemlu. Lagian mematungkan syaiton apa nggak masuk berhala tuh?

    BalasHapus