Rabu, 17 November 2010

TKI SEBAGAI BUDAK ARAB

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG.KE-46.

Suatu ketika Raja Fahd melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat, selain bertemu dengan presiden agenda lainnya adalah kunjungan ke industri senjata yang memproduksi rudal patriot. Sang Raja disuguhi demonstrasi kecanggihan rudal yang mampu menghancurkan berbagai berbagai sasaran.
“ Okey okey Saudi akan membeli rudal, tidak perlu anda membuang beberapa rudal untuk meyakinkan kehebatannya “, sang raja memberi kepastian. Sekadar berbasa basi, presdir Raytheon memberi komentar : “ No problem Your Excellency, kami punya banyak rudal untuk contoh demonstrasi !”.
Di waktu lain Raja Fahd diundang ke Jerman dan melihat pabrik mobil Mercedes Benz, disinipun perusahaan menyuguhkan demonstrasi untuk memperlihatkan keamanan dan kenyamanan penumpang terutama dalam menghadapi keadaan bahaya terorisme. Ditontonkan kehebatan mobil melalui berbagai benturan, tabrakan dan serta melakukan maneuver penyelamatan yang sulit.
“ Kami akan membelinya, jangan dikorbankan banyak mobil untuk meyakinkan kami “ ujar raja lagi. Presdir Mercedes merespon dengan kalem :” No problem yang mulia, kami banyak memiliki mobil untuk keperluan Yang Mulia !”
Alkisah, kedua presdir tersebut menjadi tamu istimewa raja sampai sang raja sendiri yang menjemputnya ke bandara di Riyadh. Dalam perjalanan ke istana raja, kedua tamu istimewa itu hanya terdiam, membisu dan tercekam menyaksikan beberapa orang meninggal menjadi korban tabrak lari sang raja. Tidak tahan melihat kelakuan sang Raja keduanya langsung bicara :
“ Yang Mulia, kalau di negara kami ini pelanggaran berat, demikian juga hukumannya tidak perduli siapapun yang melakukan !”, dengan kalem raja menjawab :
“ No problem, kami punya banyak tenaga kerja Indonesia disini !”.

Itulah guyonan salah satu sahabat Arab waktu kuliah dulu, yang saya ceritakan kembali ketika reuni di Jeddah karena waktu dulu saya marah, tersinggung berat sehingga dia meminta maap berkali-kali. Rupanya begitu pandangan warga Arab terhadap orang Indonesia terutama TKI yang kerja disana, dianggap sampah karena serign disiksa, dilecehkan, diperkosa, dibunuh, pokoknya dianggap budak milik majikan yang boleh diperlakukan semaunya. Jangan marah, memang kualitas tenaga kerja kita sangat rendah.
Warga Arab Saudi adalah salah satu bangsa yang beruntung di dunia ini, memiliki kekayaan karena minyak dan dikunjungi berjuta umat Islam dari seluruh peloksok dunia sejak dulu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Berbulan – bulan naik kapal laut, naik unta berhari – hari selama perjalanan darat, menghadapi tantangan cuaca dan begal padang pasir, tapi tak ada apapun yang dapat menghalangi dan menyusutkan tekad untuk berhaji. Sebagai tujuan ziarah secara langsung kedatangan jamaah turut memakmurkan negara terutama Makkah dan Madinah. Dari pendapatan minyak, pemerintah memiliki kemampuan untuk memperbaiki fasilitas ibadah di Makkah dan Madinah, meningkatkan sarana dan prasarana transportasi dan perhotelan untuk kenyamanan penduduk dan pendatang. Sebagai tempat lahirnya agama Islam, Saudi dapat menjadi pusat pengetahuan dan pengajaran Islam, potensi yang selama ini banyak diambil perannya oleh Mesir, Iran, Irak dan Pakistan. Sebagai pewaris dan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, warga Saudi lebih mudah diterima di negara berpenduduk Islam. Sebagai umat nabi kita sangat mencintai Rasullulah, tidak heran kalau kecintaan bangsa Saudi kepada Rasullulah jauh lebih besar dari pada kita. Bangsa Saudi sangat bangga memiliki nabi Muhammad, kebanggaan yang mereka bagi pula dengan pemeluk Islam lainnya biarpun berlainan negara. Tapi kalau soal status kita dimata mereka memang perlu dipertanyakan, ya kan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar