Sabtu, 13 November 2010

WE LOVE OLD LADY

ANDAI NABI NAMBAH SATU BAG. KE-45.


Selain Makkah dan Madinah, kota Jeddah boleh masuk menjadi kota yang menyenangkan untuk tidak dilewatkan. Pertama, awal perjalanan haji dimulai dan akan kembali ke negara masing – masing lewat Jeddah, sehingga kota ini diberi julukan juga sebagai “ Pintu Gerbang Dua Tanah Haram”. Kedua, walaupun Jeddah artinya “ nenek perempuan” karena disinilah Siti Hawa nenek umat manusia dimaqamkan, kota Jeddah adalah kota metropolitan yang tidak kalah indahnya dengan kota besar lain di dunia. Jeddah yang luasnya sekitar 3500 km2 dihuni penduduk tidak kurang dari 1,5 juta jiwa, banyak gedung dan taman yang indah serta keindahan alami dari pantai Laut Merah. Ketiga, secara pribadi inilah tempat reuni setelah berpisah 15 tahun dengan para sahabat ketika menjadi mahasiswa di Manchester, Inggris.
Nostalgia waktu kuliah, kegiatan ramadhan di masjid Didsbury yang dulunya adalah gereja, sampai rekreasi bersama ala Arab ( sehari semalam tidak ketemu isteri), menjadi selingan ngobrol sampai jam dua pagi. Malam terasa sangat pendek.
Sepanjang pantai Laut Merah dipenuhi kafe, restoran menyajikan berbagai hidangan khas timur tengah – timur jauh maupun makanan ala barat, malam itu penuh oleh keluarga yang sedang rekreasi bersama. Pengunjung tidak hanya dari kota yang ada di Saudi tapi juga berasal dari negara tetangga, tidaklah mengherankan kalau kita jumpai banyak wanita yang tidak bercadar bahkan ada yang berpakaian jeans cukup ketat. Kalau tidak mau di kafe, pinggir pantai tersedia tempat untuk menggelar karpet tebal, menikmati makanan sambil bercengkrama memandang Laut Merah yang bersih dan berwarna biru. Pada saat liburan haji seperti saat ini, Jeddah adalah kota yang tidak pernah tidur, hanya sekitar 100 km dari Makkah dan kita menjumpai suasana yang sangat berbeda.
“ Nenek Tua “ yang makin cantik dan genit ini, dikenal pula sebagai tempat belanja yang menyenangkan sehingga berjuluk pula “ Kota di Tengah – tengah Pasar”, sangat jauh berbeda dengan Makkah atau Madinah. Jam tangan, farfum, barang elektronika harganya termasuk murah, mungkin disini seperti Dutty Free dibebaskan dari pajak. Empat puluh persen dari budget belanja anda ada baiknya digunakan di Jeddah dengan kualitas barang yang lebih baik, jangan dihabiskan semuanya di Makkah dan Madinah. Karena kota internasional, pedagang di Jeddah (seperti pusat perbelanjaan di Ballad) lebih sopan dan lebih fair, tidak gila-gilaan dalam menawarkan harga. Harga barang umumnya sudah tercantum, kalaupun menawar hanya turun sewajarnya saja tidak sampai setengah atau sepertiganya. Kalaupun tidak jadi membeli mereka berekspresi biasa saja, tidak memaksa apalagi sampai marah-marah. Barang yang akan dibeli di Jeddah sebaiknya masuk kabin, karena bagasi mungkin sudah diurus biro perjalanan sehari sebelumnya, selain meminimalkan risiko kehilangan barang yang tidak akan sama kualitas dan harganya dengan Tanah Abang. Jadi bijaksanalah memutuskan barang yang akan dibeli jangan sampai merepotkan anda membawanya dan jangan direpotkan pemeriksaan di bandara karena lebih ketat ketika meninggalkan Saudi dibanding ketika tiba di Jeddah.
Tidak saja karena pikiran sudah berada di Indonesia, menunggu di bandara sangat
lama sekali (sekitar sepuluh jam). Jadual penerbangan mundur dari jam sepuluh malam menjadi jam tiga pagi, kami tiba di bandara jam lima sore dan baru masuk ruang imigrasi jam sepuluh malam di tempat yang sama dengan kedatangan dulu, sempit, sumpek dan tidak nyaman. Sebelum masuk bagian imigrasi, kami sudah melaksanakan sholat maghrib dan isya serta makan malam, banyak kesempatan untuk keliling disekitarnya menghabiskan real yang masih tersisa di toko cindera mata. Boneka unta adalah jualan yang paling laris padahal tersedia juga boneka Barbie, kucing dan anjing, mungkin karena unta adalah binatang khas padang pasir. Boneka unta buatan Cina ini harganya SA 10 beserta batereinya, kalau ditekan terdengar musik dan lagu Arab sambil membayangkan kita naik unta. Cobalah dulu sebelum dibeli karena ada seorang kawan yang membeli boneka unta ternyata bersuara kucing, meoooong !!! ini aneh tapi nyata, bukan salah satu keajaiban padang pasir tapi kesalahan pekerja pabrik di daratan Cina sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar