Senin, 09 Januari 2012

Jusuf Kalla : Lebih Cepat Lebih Baik


Musim kemarau tahun 2003 terjadi kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Rapat Koordinasi Tingkat Menteri digelar di Kantor Menko Kesra dan dipimpin langsung Bapak Jusuf Kalla.
Pak Menko mempersilahkan Menteri Lingkungan Hidup (Nabiel Makarim) untuk menjelaskan kondisi kebakaran saat ini. ” Pantaun satelit NOAA terditeksi sekian ratus titik api di Sumatera dan Kalimantan. Kabut asap yang meliputi beberapa kota mengakibatkan lumpuhnya transportasi udara dan darat, masyarakat terganggu kesehatannya dan sudah timbul gejala penyakit ISPA. Kita sudah mendapat komplain dari negara tetangga ”, dengan tenang pak Nabiel menjelaskan titik api pada foto citra satelit. Paparan selanjutnya dari Kepala BMG (Sri Woro Budiati) tentang laporan cuaca dan prediksi cuaca sampai akhir tahun. ” Menurut perkiraan ini akhir musim kemarau, beberapa wilayah di Sumatera kemungkinan mulai hujan bulan depan ”, yang langsung ditimpali Menko : ” Jadi kebakaran masih tetap terjadi kalau belum ada hujan. Pak Menhut, bagaimana upaya pemadaman dan penindakan hukum terhadap penyebab kebakaran ?”. Menteri Kehutanan menjelaskan bahwa penyebab kebakaran yang terjadi setiap tahun adalah pembukaan lahan baik oleh petani tradisionil maupun pemilik HPH. Memang pembukaan lahan dengan cara pembakaran merupakan cara termudah dan termurah. Sangat sulit untuk penindakan secara hukum karena kesulitan pada pembuktian. Pak Menko : ” Oke, untuk penegakan hukum dan cara-cara insentif pencegahan kita rapatkan tersendiri, sekarang kita fokus kepada upaya pemadaman”.
Mata pak Kalla beralih ke tempat duduk Menristek/Ketua BPPT : ” Dari kondisi cuaca saat ini BPPT siap laksanakan hujan buatan ?”. Menristek menjelaskan peluang membuat hujan dan meminta waktu 5 hari untuk persiapan bahan dan pesawat. Bagus ! kata pak Kalla dengan senyum khasnya, ” berapa lama diperlukan operasi hujan buatan ? dan berapa biayanya ?”. Sampai awal musim hujan sesuai perkiraan BMG, sekita 20 hari dan satu hari biayanya 200 juta rupiah, jawab BPPT. Pak Kalla mengusap dagunya, ” Jadi perlu dana 4 milar rupiah untuk operasi 20 hari di Sumatera dan Kalimantan. Pak Menteri PU kan ada dana untuk kekeringan ?”. Ada pak Menko, sebagian kecil sudah digunakan untuk pembelian mobil tangki air, sisa anggaran mungkin tidak mencapai 4 milyar pak, nanti kami laporkan segera jumlahnya, jawab pak Menteri sambil menengok kebelakang dimana disitu duduk Dirjen Pengairan.
Pak Kalla menegakan duduknya, ” Ada usul lain dari para Menteri ? Kita laksanakan hujan buatan segera ?” Usul dan saran disampaikan para menteri, semuanya mendukung tindak cepat mengatasi kebakaran hutan. Kesimpulannya minggu depan BPPT mulai laksanakan hujan buatan di kedua wilayah, tahap pertama selama sepuluh hari dulu nanti dievaluasi untuk tahap kedua. Dana dari PU, LH dukung informasi lokasi titik api dan advokasi kepada pemerintah negara tetangga yang terkena dampak asap.  BMG terus update perkembangan cuaca dan konsolidasi pelaksanaan di lapangan dengan BPPT. Kehutanan terus upayakan pemadaman lokal di daratan,  perusahaan HPH diminta untuk bantu pemadaman. Peserta rakor : ”siaaappppp ”.
Rakor selesai dalam waktu satu setengah jam !

***

Setelah kebijakan penyesuaian (kenaikan) harga BBM, pemerintah meluncurkan PKPS BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak) yang antara lain terdiri dari Raskin, Air Bersih, Keluarga Berencana, Bantuan Permakanan untuk Panti, dll. Rakor PKPS BBM secara rutin dilaksanakan di Kemenko Kesra untuk mengevaluasi relisasi pelaksanaan serta kendalanya. Ada capaian yang dinilai Menko terlalu lambat sehingga Deputi I diminta untuk membuat surat kepada para menteri yang bersangkutan. Disposisi Deputi memerintahkan saya untuk membuat konsep, keesokan harinya saya dipanggil menko.

Menko : ” Kamu yang menyiapkan konsep surat ini ?’
Saya : ” Betul pak Menko ”.
Menko : ” Yang tanda tangan ini kan saya sebagai menko, jadi pak Adang kalau bikin surat saya harus berfikir dan menempatkan diri sebagai menko yah !”
Saya : ” Siap pak Menko ”.
Pak menko kemudian menujukkan koreksi surat ” kami mohon kiranya Bapak Menteri untuk mempercepat realisasi pelaksanaan program PKPS-BBM” , menjadi ” kami minta Saudara Menteri segera mempercepat realisasi pelaksanaan program PKPS-BBM”. 
Jusuf Kalla (9 Agustus 2001 – 22 april 2004; Kab. Gotong royong)

***

2 komentar:

  1. Ingat JK, Ingat Koh Yasin. Di Jatim Ingat Wiyono dan Suyatno. Karena kami yang mencarikan data dan tanda tangan serta pendudukung beliu untuk mencalonkan ke Ketua Golkar. Wiyono

    BalasHapus
  2. lebih cepat lebih baik... berharap Pak JK maju pada 2014

    BalasHapus